ℬȺ⁝ǂ⁝Last Competition

343 14 0
                                    

Sebenernya ada beberapa lupa alur dan pendalaman karakter tokoh di ceritanya, karena terlalu lama vakum, tapi kalau nggak diselesain kepikiran mulu huhu

#20

Happy Reading...

*****

Hari-hari telah berlalu, dan sekarang tibalah ditanggal final pertandingan basket. Semua tim sudah berlatih dengan giat, saat inilah yang akan membuktikan hasil dari latihan mereka selama ini. Mereka semua berharap hasil yang memuaskan dan tidak menghianati perjuangan mereka.

Tiga puluh menit sebelum pertandingan dimulai, mereka berkumpul dan melakukan pemanasan.

Leo mengamati keadaan sekitar yang sudah tampak ramai. Namun, tidak melihat adanya Keyshia, hanya melihat Fellisya dan Rasya yang tengah berbicara ringan di sana.

"Rell, Keyshia kok nggak ada?"

Darell mengamati sekitar, dan benar apa yang dikatakan oleh Leo.

Di sisi lain, Keyshia sedang berkutat dengan komputer didepannya. Ia menatap layar dengan wajah serius.

Tidak hanya Keyshia, namun juga para ahli IT di markas itu sedang melakukan hal yang sama dengannya.

Mereka mendapat laporan, bahwa di cabang ada beberapa data yang ke retas. Padahal dari dulu tidak pernah ada kejadian semacam ini. Keamanannya selalu ketat hingga tidak bisa ditembus oleh siapapun.

Raka datang membawa makanan untuk Keyshia, karena sejak pagi ia belum makan.

"Dimakan dulu itu bisa nanti aja, Queen"

"Nggak bisa, Ka. Kalau kita tidak segera memperbaiki keamanan semuanya akan berakhir."

"Serahkan aja sama mereka, Queen"

"Gue gak bisa hanya bergantung gitu aja, gue juga harus berusaha bantu mereka. Lebih cepat lebih baik"

Sebenarnya Raka juga tak kalah khawatir dengan Keyshia, apalagi yang bertanggung jawab di markas ini adalah dirinya.

Namun, ia tidak boleh membiarkan Keyshia kelelahan atau bahkan sampai sakit. Karena kekuatannya adalah Keyshia.

"Nggak mau tau pokoknya harus makan."

Raka mengambil piring yang berisi makanan Keyshia. Ia menyuapi Keyshia di sela-sela kegiatannya.

Ponsel Keyshia terus menyala karena Darell terus menerus menelponnya. Namun, ia tidak tau karena ponselnya ia mode silent.

Darell yang berada di area pertandingan pun merasa kesal. Ia terus berfikir apakah dirinya memiliki salah kepada gadis itu hingga tidak mau hadir di pertandingan terakhirnya, ditelpon pun juga tidak diangkat.

"Kenapa, Rell?" tanya Leo.

Darell diam tak menjawab pertanyaan Leo. Ekspresinya sudah bisa ditebak apa yang dipikirkan oleh lelaki itu.

"Gapapa, mungkin dia sibuk," ujar Leo seraya menepuk pelan bahu Darell.

"Ada maupun tidak ada dia, lo harus fokus," peringat Bara sebelum berjalan masuk ke area lapangan basket.

𝐁𝐀𝐃 𝐀𝐍𝐆𝐄𝐋 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang