ℬȺ⁝ǂ⁝Markas

616 22 0
                                    

Melupakan? Hal yang paling mustahil. Bukan tak ingin melakukan, tetapi terhalang oleh keadaan yang selalu diingatkan.
-Keyshia Ruby A.

#06

Happy Reading...

Sepulang dari caffe viral, Geo dan Dave menuju markas Tirtaneuros-gang mereka. Mereka kesana juga akan mengurus perihal kalung mereka yang sudah hangus.

Sesampainya disana, mereka langsung menuju ke arah pintu. Mereka akan berusaha dengan berbagai cara agar bisa masuk ke dalam.

Geo sekarang sedang berdiri di depan pintu. Yang benar saja pintunya terkunci dan tak membuka sedikitpun. Padahal biasanya ia keluar masuk markas dengan mudah. "Sensornya bagian mana sih?" tanyanya.

"Lo aja nggak tau, apalagi gue," jawab Dave.

"Masa sensornya nggak ngenalin wajah kita sih"

Dave mengedihkan bahunya pertanda tidak tau. Kemudian ia berjalan mendekati pintu markas.

"Mbak, Mas, atau siapapun deh yang bekerja menjaga keamaanan sistem, tolong buka pintunya dong. Masa kalian nggak kenal kami. Kami adalah orang ganteng sekaligus rajin menabung loh," teriak Dave.

Jika di markas ini ada beberapa pintu, mungkin mereka tak akan kebingungan seperti sekarang. Namun, di markas ini hanya ada satu pintu, yaitu pintu utama.

Seandainya mereka akan masuk lewat jendela, maka akan sia-sia. Karena jendela markas juga menggunakan sistem pengenalan identitas.

Lebih parahnya seluruh jendela dialiri arus listrik. Jika yang memegang jendela tanpa membawa identitasnya, dapat dipastikan orang itu akan kesetrum.

Sudah berbagai cara Geo dan Dave lakukan, tetapi tak ada yang berhasil. Mereka sudah lelah dan berakhir duduk dibawah pohon sambil selonjoran.

Markas ini memang dikelilingi banyak pohon. Sesuai dengan tradisi, markas harus dikelilingi banyak pohon. Karena pohon adalah simbol dari kepemimpinan.

"Kan bener yang gue bilang Dave," ujar Geo seraya menatap kosong ke depan.

"Apa?" tanya Dave.

"Kita jadi gelandangan markas," jawab Geo.

Dave menyetujui ucapan Geo. "Gini nih kalau markas terlalu ketat sistem keamanannya"

"Kenapa Darell nggak buat yang pintu pada umumnya gitu, yang pakai kunci bukan identitas sebagai pembukanya?"

"Mana gue tau. Sampai kapan ya kita disini?"

"Sampai Darell lihat lah"

Mereka menghembuskan nafas pasrah, berharap Darell segera datang lalu bisa memberikan alternatif untuknya masuk.

Selang beberapa menit, terdengar suara deruman motor yang mengarah ke arah markas. Mereka yakini itu adalah suara deruman dari motor Darell.

Brum... brum...

Saat sudah memasuki halaman markas, belum sempat Darell memakirkan motornya ia sudah diserbu teman-temannya.

Geo dan Dave beranjak dari tempatnya lalu berlari ke arah Darell. "Rell, tolongin kita"

"Hanya lo yang bisa nolongin kita, Rell"

Dave mengangguk setuju. "Please, Rell"

Sedangkan Darell menatap bingung ke arah mereka. Ia mematikan mesin motornya lalu melepas helmnya. Kemudian dirinya menatap mereka dengan tatapan bertanya, seraya menaikkan salah satu alisnya.

𝐁𝐀𝐃 𝐀𝐍𝐆𝐄𝐋 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang