DELAPAN

4.9K 247 22
                                    

Vote dan tandai jika ada typo!

~Happy Reading~

"Hati-hati ya Abin jangan ngebut-ngebut," ucap Embun memperingati.

"Hmm, kalo gitu aku pulang dulu ya," pamitnya dan diangguki oleh Embun.

Setelah drama panjang tadi kini Bintang dan yang lain sudah pulang, lebih tepatnya lebih awal biasanya jika tidak mengajak Embun dan sang Adik dirinya dan El akan pulang sampai tengah malam atau bahkan pagi hari jika dia sedang malas pulang kerumah. sedangkan El sudah pulang sedari tadi karena dia membawa kendaraan sendiri.

Mobil mewah berwarna putih itu melesat meninggalkan mansion keluarga Zevanka.

"Assalamualaikum Bunda Ayahh!..." triakan menggelar Embun sambil berlari memasuki rumah.

"Bun pasti itu Embun jam segini baru pulang, anak gadis bunda tuh," ucap sang Ayah, Bima.

Brak!

Embun membuka pintu dengan kencang.

"Astagfirullah Embunn!" pekik sang bunda kaget.

"Ya Allah kenapa putriku sangat barbar," ucap Bima miris.

Sedangkan Embun sendiri hanya mengerjap-ngerjapkan matanya lalu tak lama menyengir.

"Hehe maapin Embun..kalo gitu Embun mau bobo dulu paypay Bunda Ayahh," ucapnya lalu berlari memasuki lift.

Bima dan Yuma hanya bisa mengelus dada.

*****

Ceklek

Liza dan Surya menoleh saat mendapati kedua anaknya itu sudah pulang dengan keadaan putra bungsunya yang tertidur digendongan anak pertamanya itu.

"Ya Allah sayang ini Adek kamu kenapa," tanya Liza panik lalu mengambil alih putra bungsunya itu.

"Adek gapapa kok bun cuma ketiduran aja tadi," ucap Bintang menjelaskan.

Liza menghela nafas lega.
"Kalo gitu bunda kekamar dulu ya."

Bintang mengangguk. "Iya Bintang juga."

Mereka semua meninggal ruang tamu dan pergi kekamar masing-masing.

*****

"Huhh."

Terdengar helaan nafas kasar dari seorang remaja yang tak lain adalah Elvano.

El bangkit dari tempat tidurnya berjalan kearah meja belajar yang ada beberapa buku dan dua buah foto disana El mengambil salah satu foto tersebut.

Dirinya menatap lembut foto tersebut namun jika diperhatikan secara seksama terdapat sorot mata kesedihan.

"Вы очень красивы," ucap El lembut sambil mengelus foto itu pelan.

El bangkit dari duduknya menyimpan foto itu ke laci mejanya dan merebahkan tubuhnya.

Perlahan mata indah itu mulai tertutup, mengistirahatkan sejenak jiwa dan fikirannya.

*****

"BRIANN BAWA SINI ITU PUNYA GUEE SIALAN," ucap Nio dengan suara menggelegar sambil berlari mengejar Brian yang membawa keripik kentang miliknya.

"Minta dikit elah pelit banget."

"DIKIT NENEK LO ITU AJA UDAH MAU ABIS BALIKINN..." triak Nio.

Plakk!

"Anjir sakitt," umpat Brian sambil menggosok-gosok kepalanya yang dipukul oleh Aiden.

"Balikin kenapa sih bikin ribut aja."

"Jangan kaya orang susah," ucap Aiden kembali.

"Si Denden kalo ngomong ngejlep banget gila sakit heart gue," gumamnya sambil memegang hatinya.

Saat melihat Brian berhenti dengan cepat Nio merebut keripik kentangnya lalu berjalan kesofa dengan santainya ia memakan keripik kentang itu seolah tak terjadi apa-apa.

"Dah la mau tidur aja gue hiks dinistain," ujar Brian lalu berjalan menuju kamarnya.

Ya dimansion ini terdapat banyak kamar terutama untuk Bintang dkk selebihnya kamar yang lain digunakan untuk teman Bintang yang lainnya jika ingin menginap juga.

Bahkan dimansion ini juga ada beberapa ruangan untuk latihan bela diri, ruang senjata dengan persenjataan yang lengkap,ruang gym dan ruangan lainnya namun yang paling menonjol adalah ruangan bawah tanah yang hanya Bintang dan El lah yang boleh memasuki tak ada satu pun yang bisa dengan sembarangan memasuki ruangan itu lantaran memang hanya mereka berdua yang bisa membuka ruangan tersebut.

Dibelakang mansion juga ada kebun buah dengan bermacam-macam jenis ada mangga, kelapa, jeruk, stroberi bahkan apel.

"Balik," tanya Aiden kepada Nio.

Nio yang asyik memakan keripik kentangnya menoleh saat Aiden bertanya.

"Nginep," ucapnya.

"Ok."

Akhirnya mereka pun menginap dimansion ini dan akan pulang saat pagi tiba.

*****

"Aduh ini mana sih lama banget."

Ting!

Dengan buru-buru perempuan itu membuka ponselnya dan tersenyum saat melihat notif masuk.

08××××

Sudah saya tf

"Hahaha ini baru sangat menyenangkan."

Perempuan itu meninggalkan tempat itu dengan wajah senangnya.

*****

"Udah selesai yeayy waktunya anak cantik bobo."

Embun merebahkan tubuhnya dan merenggangkan badannya yang sedikit pegal setelah ia berganti pakaian dan melakukan rutinitas setiap perempuan jika akan tidur. Apalagi kalau bukan skincarean.

"oh ya berdoa dulu," ucapnya sendiri lalu berdoa dan mulai memejamkan matanya.

Tak butuh waktu lama mata cantik itu kini terpejam sempurna dan dengkuran halus terdengar.

Ceklek

Pintu kamar terbuka dan terlihat Yuma dan Bima.

"Gak kerasa ya Bun anak kita yang dulu masih imut-imut banget sekarang udah gede dan makin astagfirullah aja kelakuannya," ucap Bima sambil terkekeh saat melihat gaya tidur putrinya.

Yuma tersenyum.
"Bunda juga gak nyangka, mau gimana pun kelakuannya ya yah Embun tetap akan menjadi putri kecil bunda."

Bima tersenyum. "Yuk ah bobo istirahat."

Dan diangguki Yuma. Kini mereka meninggalkan kamar putrinya tak lupa kembali menutup pintu kamar putrinya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC.

Jangan lupa tinggalkan jejak
See you🍒

SYAKIRA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang