SEBELAS

3.7K 210 9
                                    

Vote dan tandai jika ada typo!

~Happy Reading~

"Woahh banyak banget ya cogannya Embun mauu satuu," ucap Embun dengan binar.

Jam pelajaran telah selesai dan murid-murid sebagian sudah pulang namun masih ada beberapa yang tetap disekolah demi melihat para pria tampan bermain basket, Apalagi para most wanted Alexander High School.

"Sebenernya bisa aja Cil tapi cari aman aja deh..nanti para pawang lo ngamuk lagi."

Embun menyengir. "Goda-goda dikit gapapa kok Mau," ucap Embun.

Rose menghela nafas sambil memutar bola matanya malas.

"Heleh nanti dimarahin nanges," ejek Rose.

Embun tak mendengarkan omongan Rose ia tetap fokus melihat para laki-laki tampan didepannya.

"Abinn semangatt El jugaaa semangatt harus menang okeyy nanti Embun kasi susu pisang banyak-banyak!" triak Embun lantang dengan bertepuk tangan girang.

Fokus mereka teralihkan sesaat ke pinggir lapangan, seorang gadis imut nan cantik menatap binar kearah Bintang dan El.

Dengan genitnya Embun mengedipkan matanya sebelah lalu tersenyum manis kearah mereka.

Mereka terdiam bahkan beberapa dari mereka telinganya memerah sampai kepipi, hanya hal seperti itu mereka blushing? Pesona seorang Embun mana bisa diremehkan.

"Hahaha gilaa Cil mereka salting..liat noh pipinya merah," ucap Rose dengan tawanya.

Embun tersenyum sombong.

"Embun gitu lohhh."

"Mana bisa mereka menolak senyuman manis seorang Embun yang cantik," ucap Embun dengan mengibaskan rambutnya.

"Yeee sombong lo yaa," ucap Rose kesal.

Sedangkan Embun hanya menyengir lalu kembali fokus melihat latihan berlangsung.

*****

Setelah beberapa waktu meeting tadi pun selesai mereka semua sudah pulang beberapa menit yang lalu, kini Bima masih ditempat yang sama lantaran menunggu istrinya.

"Maaf ya mas agak lama yuk pulang," ucap Yuma.

Bima mengangguk. "Gapapa kok."

Mereka pun pulang setelah seharian berkegiatan.

*****

"ARGHH SIALANN!"

"Gue gak terima, pokoknya guee harus lakuin sesuatu," ucap seorang perempuan dengan sorot mata tajam.

Perempuan itu menatap lembut lalu tersenyum manis ke sebuah foto namun itu tak lama, dengan gerakan cepat perempuan itu membuang foto itu kelantai dengan isak tangis.

"Harusnya aku, " lirihnya dengan isak tangis yang terdengar. Bahkan Perempuan itu sampai terduduk dilantai.

Karena terlalu lama menangis perempuan itu sampai tertidur di lantai yang dingin dengan tangan yang memeluk kakinya seperti orang kedinginan.

*****

Surya memijat kepala yang sedikit berdenyut bagaimana tidak saat dirinya baru pulang dari bekerja, ia dikejutkan dengan putranya yang asyik bermain dengan hewan berbahaya namun seolah hewan itu jinak sang putra memeluk, menggelitik bahkan mencium hewan tersebut yang ia ketahui adalah seekor harimau kecil. Jantungnya hampir lompat dari tempatnya melihat pemandangan itu.

Tak beda jauh dari Surya, Liza pun masih khawatir walau sedikit tenang, yang ia takutkan harimau itu melukai putranya itu ya walau sedari tadi hewan itu tak menunjukan sisi buasnya. Ia hanya berharap semoga putranya tak kenapa-kenapa.

SYAKIRA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang