TIGAPULUH EMPAT

1.9K 92 11
                                    

Vote dan tandai jika typo!

~Happy Reading~

Setelah tragedi tak terduga tadi, kini Embun sudah lebih tenang tak lagi menangis ataupun mengamuk.

Namun masih terus saja diam, tak berniat menjawab ucapan-ucapan kedua sahabatnya itu.

"Hey aku minta maaf..kamu minta apa nanti aku kabulin asal maafin dulu ya," ucap Bintang kesekian kalinya, ia sangat menyesal telah melukai sahabat kecilnya itu, ingatkan dia untuk menghukum teman sesadnya itu nanti.

El pun juga meminta maaf, menyesal mengikuti saran teman-teman sesadnya itu. Seandainya saja ia memberi kejutan seperti biasanya saja sudah cukup tak perlu memakai drama yang justru berujung petaka.

"Udah cil maafin aja..lumayan noh boleh minta apa aja," bisik Rose yang duduk disampingnya.

Embun menatap Rose dengan tatapan sulit diartikan dan kembali menatap kedua sahabatnya itu.

"Ada syaratnya," pinta Embun akhirnya mengeluarkan suara.

Mendengar itu Bintang maupun El tersenyum senang. Akhirnya teman kecilnya ini mau memaafkan.

"Apa hmm sebutin aku bakal kabulin semua yang kamu minta," balas Bintang cepat.

Embun menatap Bintang dan El secara bergantian. "Embun mau jalan-jalan ke korea," Embun berujar pelan namun mampu didengar keduanya.

"Okey, mau kapan hmm," tanya Bintang lembut.

"Abis ujian aja," jawab Embun.

Bintang mengangguk dan tersenyum lalu merentangkan tangannya mengkode gadis itu untuk memeluknya, dengan senang hati Embun memeluk pemuda itu sambil tersenyum. Semua orang yang ada disana tersenyum lega. Akhirnya selesai juga batin mereka.

"Iya abis ujian baru liburan, sekalian sama yang lain ajakin," ucap Yuma sambil tersenyum.

"Setelah itu kita liburan berdua disuatu tempat, hanya aku dan kamu," ucap El dengan senyum kecil.

Embun mengangguk senang dan beralih memeluk El, pemuda berkalung salib itu memeluk gemas sahabat kecilnya itu dengan sesekali mengecup kepala Embun.

"Kita memang mau kemana El?" tanya Embun penasaran.

"Rahasia," bisik El lalu terkekeh.

"Sayang.." panggil Bima.

Embun menoleh dan mengurai pelukkannya lalu mendekat kearah orang tuanya.

"Selamat ulang tahun ya sayang..putri cantik Ayah sekarang udah 18 tahun..jadi anak yang berbakti sama orang tua ya..gak boleh jadi anak nakal, gak kerasa udah segini gedenya padahal rasanya baru kemaren Ayah gendong kamu ajarin kamu bicara dan temenin kamu main." ucap Bima dengan lembut.

"Maafin Ayah ya kalo ada omongan Ayah yang nyakitin kamu, Ayah sayang bangett sama kamu, anak gadis Ayah," lanjut Bima dengan mata berkabut.

Embun berkaca-kaca mendengar ucapan tulus dari Ayah hebatnya, dengan cepat ia memeluk sang Ayah.

"Makasih ya Ayah udah jadi Ayah terhebatt Embun hehe..Embun sayang Ayah banyak sebanyak bintang dilangit," ucap Embun dengan tulus.

Yuma tersenyum haru lalu ikut bergabung, memeluk kedua orang kesayangannya itu.

"Kalian harta berharga Ayah," gumam Bima memeluk erat sang istri dan putrinya.

"Dlama apakah ini mickah..Izal ndak kuat liat beginiyan," celetuk Abizar menghela nafas lelah melihat adegan peluk-pelukan keluarga Zevanka itu.

SYAKIRA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang