DUAPULUH EMPAT

2.4K 120 37
                                    

Vote dan tandai jika ada typo!

~Happy Reading~

Malam sudah berlalu sinar sang mentari pun sudah memancar, dikamar seorang gadis amat bersemangat merapihkan buku-bukunya ke dalam tas seraya bersenandung kecil, ya dia adalah Embun.

"Yeay udah skuy berangkat, eh susu pisang jangan lupa."

Embun memasukan 5 kotak susu pisang dan 5 coklat serta beberapa pisang. Lalu ia keluar dari kamar dan menuju ruangan makan.

Sampai disana Embun melihat sang Bunda dan Ayahnya serta beberapa maid menyiapkan sarapan pagi.

"Pagi bundaa," sapa Embun ceria.

Yuma menoleh dan tersenyum melihat putrinya itu.

"Pagi sayang."

Embun duduk disamping sang Ayah.

"Mau pake apa hmm? Nasi goreng atau roti?" tanya Yuma menawarkan.

"Embun mo nasi goreng aja Bunda," jawabnya.

Yuma memberikan nasi goreng itu kepada putrinya lalu beralih ke suaminya, mereka makan dengan hikmat seraya mengobrol ringan.

*****

Suasana mansion Arzad sedang dibuat heboh dengan bocah kecil yang tak lain adalah Abizar, bocah itu membuat Bundanya kesal karena sejak tadi berbicara menggunakan bahasa yang tak bisa dimengerti manusia.

"Adek astagfirullah kamu tuh kenapa sii..." ujar Liza kesal, kepalanya sangat pusing melihat tingkah aneh putra kecilnya itu, ntah bahasa apa yang digunakan Abizar.

Abizar mengerucutkan bibirnya kesal sambil menghentakkan kakinya.

"Pulu pulu pulu Huaaaa pulu puluu," ujar Abizar cemberut.

Liza memijat keningnya yang amat sakit saat menghadapi putranya ini.

"Puluu puluu? Puluu pulu pulu," ujar Abizar dengan berkaca-kaca.

"Adek mandi ya yok sama Ayah." dengan cepat Surya menggendong sang Anak untuk membawanya kekamar sebelum itu ia sudah mengkode istrinya.

"HUAAAA PULU PULU PULU... PULUUU," Abizar memberontak dari gendongan Ayahnya.

Bintang menatap kepergian kedua orangtuanya dan sang Adik datar.

"Bocah prik!" gumam Bintang.

Setelah makan bersama tadi dan berakhir Adiknya dibawa paksa orang tuanya ia kini kembali masuk kekamarnya untuk mengambil tas beserta handphone.

Ting!

Bintang membuka handponenya saat mengetahui ada pesan masuk.

Embun

Abin gak usah jemput Embun okey soalnya Embun bawa motor sendiri.

Gak bole larang-larang! Embun pake vespa kok.

Bintang menghela nafas membaca pesan tersebut. Tangannya dengan lincah membalas pesan sahabatnya itu.

Oke, hati-hati ya

Setelah itu ia pergi meninggalkan kamarnya dan menuju bagasi mengambil motor miliknya.

Brum Brum..

Motor sport itu dengan cepatnya menghilang dari pekarangan mansion Arzad.

Dilain tempat kini Embun sudah siap dengan jaket kebesarannya yang berwarna abu-abu rambut digerai indah dan memakai helm berwarna abu-abu juga.

SYAKIRA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang