ENAM BELAS

3.1K 168 5
                                    

Vote dan tandai jika ada typo!

~Happy Reading~

Dipagi yang cerah, sang mentari mulai menampakan sinarnya membuat semua orang bersemangat untuk kembali melakukan aktivitasnya dipagi ini. Seperti Embun saat ini yang sudah siap dengan seragamnya, dirinya akan berangkat lebih awal.

"Huh udah cantik, yeay siap meluncur," gumam Embun didepan kaca lalu berlari keluar kamar.

Saat sampai bawah ia melihat bundanya yang sedang menata makanan dimeja bersama beberapa Maid.

"Eh sayang, tumben jam segini udah siap," tanya Yuma heran. Bagaimana tidak jam masih menunjukkan pukul 05.30 wib. Terlalu pagi bukan untuk pergi kesekolah.

Embun cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Hehe Embun boleh berangkat sendiri gak Bun," ujarnya memohon.

Kening Yuma mengerut, tumben sekali anaknya ingin berangkat sendiri biasanya bersama sahabatnya atau Ayahnya.

"Bawa motor? Aduh sayang jangan ya bunda takut kamu kenapa-napa," jawab Yuma dengan perasaan khawatir, apalagi baru kemarin anaknya itu terluka ia jadi waswas untuk memperbolehkan putrinya mengendarai motor sendirian.

Embun menatap Yuma memelas dengan bibir mengerucut dan mata yang berkaca-kaca, lucu.

Yuma menghela nafas ia tak sanggup melihat tatapan memohon terlalu lucu menurutnya.

"Bilang sama Ayah dulu sana, kalo Ayah bolehin Bunda juga bolehin."

Embun memekik girang, ia berlari kearah kamar sang Ayah dengan cepat.

Sesampainya didepan pintu Embun menggedor pintu itu brutal.

"AYAH AYAH BANGUN EMBUN MO BILANG SESUATU PENTING." Embun menggedor pintu itu dengan cepat.

Tak lama pintu terbuka tampaklah sang Ayah yang juga sudah siap dengan pakaian kantornya.

"Kenapa si astaga pagi-pagi teriak-triak kaya tarzan," ucap Bima lelah.

Mata Embun melotot mendengar itu, apa kata Ayahnya? Tarzan, Oh no! dirinya yang cantik imut dan sexy dibilang tarzan.

"Ayahh masa tarzan sii Embun itu mirip Lisa blackpink tauu," ucapnya dengan mengerucutkan bibirnya sabal.

"Mirip dari mananya? Gembul begitu," batin Bima.

"Iyaa deh iya anak cantik Ayah mirip Liza," ucap Bima dengan senyuman.

"Iss Ayah, Liza mah Bundanya Abinn," rengeknya.

Bima tertawa lalu mengelus surai milik putrinya dengan sayang.

"Anak ayah mau bilang apa tadi hmm," tanya Bima lembut.

Embun menatap Bima sambil tersenyum. "Hehe Embun boleh bawa motor sendiri gak, pwease Ayah boleh yaa." Embun menatap sang Ayah dengan tatapan memohon.

Bima mengangguk. "Iya boleh asal hati-hati ya jangan nakal oke," ucap Bima berpesan.

Embun mengangguk senang sebelum ia pergi ia mencium pipi sang Ayah sebagai tanda terimakasih.

Setelah kepergian putrinya, Bima mengeluarkan handphonenya dari saku dan menelpon seseorang.

"Ikuti putriku," ucap Bima singkat.

"Baik tuan."

Dan sambungan telepon itu terputus, Bima menyusul putrinya kebawah.

"BUNDA KATA AYAH BOLEH."

SYAKIRA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang