EMPATPULUH DELAPAN

1.9K 89 7
                                    

Vote dan tandai jika ada typo!

~Happy Reading~

Malam harinya Athur, Bima, Surya dan Bintang bergegas menuju tempat yang biasa digunakan Bintang dkk berkumpul. Setelah tadi Kelvin memberi tau mereka jika sudah menangkap Given dan orang tuanya di rumahnya.

Beruntungnya Kelvin dan beberapa orang lainnya segera bertindak cepat tanpa menunggu perintah dari Bima dan lainnya jika tidak mungkin mereka sudah pergi keluar kota atau bahkan mungkin keluar negeri.

Mereka akan membalas perbuatan keji Given dan keluarga dengan pembalasan yang setimpal sama seperti apa yang Given lakukan terhadap El dan Embun.

Kelvin menyambut kedatangan Athur dan lainnya dipintu gerbang bersama beberapa penjaga lainnya.

Sorot mata mereka terlihat sangat tajam, bahkan Bintang sejak tadi mengepalkan tangannya. Emosi, sedih, kecewa dan marah bercampur menjadi satu.

Kematian El menjadi pukulan baginya, pemuda itu sudah bersamanya sejak masih kecil membuat Bintang merasa sangat kehilangan sosok teman sekaligus keluarga.

Apalagi saat melihat Embun, gadis yang diam-diam ia cintai terluka karena Given. Sakit baginya melihat gadis itu terbaring lemah tak berdaya tanpa tau apa yang terjadi kepadanya.

"Mereka sudah diruang eksekusi tuan," ucap Kelvin.

Mereka mengangguk lalu berjalan menuju ruangan itu.

Ceklek

Bintang tersenyum miring, menatap Given dan orang tuanya yang terikat dan dirantai dengan sangat tajam tangannya menggenggam sebilah belati perlahan pun mendekat, Bima dan Athur pun ikut mendekat sedangkan Surya duduk santai dikursi.

"Anj*ng! Lepasin gue sialan." Given memberontak, matanya menatap benci kearah Bintang.

Bintang tersenyum mengejek. "Setelah kau mati."Kemudian Bintang menancapkan belati itu dikaki Given.

"Arghh." Given menggerang saat belati tajam menancap dikakinya.

Bintang menyeringai, perlahan ia berjongkok didepan Given. Tangannya dengan gerakan lambat menyayat lengan milik Given dengan belati tadi.

Given melotot menahan sakit saat lengannya disayat bahkan dicongkel-congkel oleh Bintang.

Sedangkan sang empu menyeringai menatap hasil karyanya dengan bangga. Ia berdiri dan mengambil sebuah pistol.

"HARUSNYA DIA MATI! TAPI RENCANA GUE GAGAL GARA-GARA EL, SIALAN ITU MENGHALANGIKU TAPI AKHIRNYA DIA MATI JUGA." Given tertawa mengejek sambil menahan sakit dikaki dan lengannya.

Dua orang yang diketahui orang tua Given pun juga menatap benci kearah Bintang.

"Dan gara-gara kau! Putriku meninggal, aku kehilangan sumber uangku dan itu semua karena kalian!!" sentak seorang pria.

"Itu salah putrimu sendiri Kavin jika dia tak menyelakai putriku dia takkan mati," balas Bima tak terima.

Kedua orang tua itu adalah Kavino Gaozan dan Nirmala Gaozan. Orang tua dari Given Emilo Gaozan dan Flesya Mila Gaozan. Flesya adalah adik kandung dari Given, dan kepulangan Given keIndonesia hanyalah ingin membalaskan dendamnya atas kematian sang adik.

"Gadis lemah itu yang harusnya mati bukan putriku!" Mala tak terima jika putrinya dihina.

Bintang menggeram marah saat mulut kotor wanita itu menghina gadis yang ia cintai, dengan gerakan cepat ia menembak Mala tepat dimatanya.

Dorr
Dorr

"Arghh!" Mala berteriak kesakitan saat kedua matanya ditembak oleh Bintang dengan tak berperasaan.

SYAKIRA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang