DUAPULUH SEMBILAN

2.3K 115 18
                                    

Vote dan tandai jika ada typo!

~Happy Reading~

Semua orang diluar terlihat sangat amat khawatir dengan keadaan seseorang didalam ruangan VVIP itu.

"Semoga Embun baik-baik aja ya Allah," gumam Rose khawatir.

Bintang dan El pun tak jauh beda, keduanya sangat amat khawatir. Kali ini ia akan menghukum gadis bodoh itu yang sudah dengan beraninya mencelakai semua kesayangannya terlebih sahabat kecilnya ini.

Ceklek

Semua atensi langsung teralihkan ke seorang dokter yang baru saja keluar.

"Dok bagaimana keadaan putri saya!" ucap Bima dengan mata memerah.

Dokter itu menghela nafas pelan lalu menjelaskan keadaan pasiennya ini.

"Alhamdulillah untung dengan cepat kalian memberi tau kami tadi jadi kami bisa langsung tangani, racun yang disuntikkan sudah kami beri penawar, dosis dari racun itu tak terlalu tinggi sehingga tak kan berdampak buruk bagi pasien hanya saja mungkin tubuhnya akan drop kembali tapi jangan khawatir kami pastikan pasien akan membaik setelah istirahat cukup dan penanganan tepat. Dia gadis yang kuat berdo'a lah supaya keadaan cepat membaik dan bisa segera pulang, dan untuk lainnya tak perlu khawatir 1 atau 2 jam mereka akan segera sadar itu hanya obat tidur. saya pamit," ucap sang Dokter

Semua menghela hafas lega setelah mendengar penjelasan tadi, dengan cepat mereka masuk ke ruangan itu.

Bintang melihat sahabat kecilnya yang kembali drop, setetes air mata menetes dipipinya namun dengan cepat ia menghapus dengan kasar.

"A new game will start," gumam Bintang dengan bersmirk.

El yang mendengar pun tersenyum misterius, tanpa Bima dan lainnya sadari.

Bima menatap putrinya sambil mengelus pelan pipi sang putri yang terdapat bekas luka.

Tess

"Maafin Ayah sayang, Ayah gagal buat bisa ngelindungi kamu," ucap Bima dengan penuh air mata.

Siapa yang tak sedih jika melihat anaknya sendiri terluka dan terbaring tak berdaya seperti ini, hati mana yang tega membiarkan putrinya terluka, kata andai hanya bisa terucap dan tak kan bisa ia mengulang waktu. Ia hanya bisa menyesali kelalaiannya.

Surya memberi kekuatan kepada sahabatnya itu dengan menepuk pundaknya.

"Yang sabar ini cobaan dari Allah, dia gadis kuat dia pasti akan sadar," ucap Surya memberi kekuatan.

Bima mengangguk dan segera menghapus air matanya. Lalu beralih menatap sang istri yang masih saja tertidur dan belum juga terbangun.

Surya dan Athur mengerti akan tatapan itu pun sebenarnya sama khawatirnya namun mereka yakin istri mereka akan bangun.

Bintang dengan tiba-tiba bangun dari duduknya dan melenggang keluar begitu saja, El yang melihat itu hanya menatapnya saja ia tau apa yang akan sahabatnya itu lakukan, biarlah dirinya tetap disini untuk menjaga sahabat kecilnya.

"Setelah semua sadar kembalilah, Dia biar aku yang menjaga," ucap El dingin.

Bima menoleh. "Tidak boy kita akan disini bersama-sama menjaga putri om."

"Kasian mama dan bunda, ada Abizar juga, pulanglah setelah Bintang kembali," ucap El sedikit tegas. Ia melakukan itu karena tak ingin orang tuanya dan yang lain sakit karena semalaman disini menjaga gadis itu.

El menoleh kearah Rose dengan tatapan dingin. "Kembali bersama mereka."

Rose hanya mampu mengangguk kaku.

SYAKIRA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang