EMPAT PULUH

1.8K 85 11
                                    

Vote dan tandai jika ada typo!

~Happy Reading~

Embun menggeliat saat matahari pagi yang hangat mengenai wajahnya, matanya mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang masuk ke netranya lalu mengedarkan pandangannya keseluruh kamarnya.

"Pasti Bunda yang bangunin Embun," pikirnya

Embun menatap jam dinakas dan berlalu ke kamar mandi dengan malas. 15 menit kemudian ia keluar dengan wajah segar dan beralih masuk ke walk in closet untuk bersiap-siap.

"Sayang udah belum! Hari ini kamu Bunda yang anter!" ucap Yuma berteriak dari luar kamar.

Mendengar triakan sang Bunda Embun buru-buru menyahuti.

"Embun ada disini Bunda bentar lagi siap-siap!" jawab Embun berteriak.

"Bunda tunggu dibawah!"

"Oke Bunda!"

Embun memilih memakai bandana lucu hadiah dari Naya lalu mengoleskan sedikit lipblam dibibirnya dan bedak bayi tak lupa juga minyak telon kesukaannya.

"Embun udah cantik, anak cantik Ayah Bunda siap meluncur," pekiknya lucu lalu berlari keluar kamar dengan tangan kanan memegang tas dan tangan kiri memegang susu pisang kesukaannya.

Ting

Saat keluar dari lift matanya menangkap hanya ada Bundanya seorang tak ada sang Ayah, Embun mendekat dan duduk disamping Yuma.

"Pagi Bunda," sapanya ceria.

Yuma menoleh dan tersenyum. "Pagi juga sayang."

"Ayah mana Bund kok gak ada?" tanyanya penasaran.

"Berangkat duluan ada urusan gitu, oh ya kamu bareng Bunda ya hari ini Bintang dateng sedikit telat tadi dia kabarin Bunda," ucap Yuma sambil menyiapkan makanan.

Embun mengangguk tanpa banyak bertanya. Mereka pun sarapan pagi berdua tak bersama tanpa sang Ayah.

Beberapa saat kemudian sarapan pagi itu selesai dan mereka bersiap-siap akan berangkat.

"Udah semua gak ada yang ketinggalan?" tanya Yuma bersiap berangkat.

Embun menatap sang Bunda lalu menggeleng. Mobil putih itu keluar dari pekarangan mansion menuju AHS.

Yuma membawa mobil itu dengan kecepatan sedang sampai beberapa saat mereka pun sampai didepan gerbang sekolah.

Sebelum keluar Embun berpamitan dengan sang Bunda lalu berlari keluar dari mobil dan Yuma sendiri meninggal sekolah menuju cafe miliknya.

Embun berlari menuju kelasnya dan saat sampai didepan pintu ia menendang dengan kencang.

Brak!

"Anj*ng"
"Sialan siapa yang dobrak oyy"
"Woy lah santai ngapa njir"
"YaAllah si bocil ternyata"
"Kagak jadi ngumpat gue"

Embun terkikik mendengar umpatan demi umpatan untuknya, bukannya marah dirinya justru terkekeh.

"hehehe pagi semua," sapanya dengan cengiran.

Rose yang memang sudah sampai di sekolah sejak tadi hanya mengelus dadanya sabar, Nio dan lainnya pun sudah sampai namun Given belum terlihat sama sekali. Embun berjalan menuju bangkunya dan duduk disana.

"Oh ya tumben sendiri mana Bintang sama El?" tanya Nio penasaran.

"Kata Bunda berangkat agak telat ntah ada apa," ucap Embun.

Mereka mengangguk dan tak lama seorang Guru masuk diikuti Given dibelakangnya.

"Pagi anak-anak," sapa Bu Tika.

SYAKIRA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang