DUAPULUH DUA

2.6K 131 6
                                    

Vote dan tandai jika ada typo!

~Happy Reading~

Malam ini Embun sudah bersiap akan kerumah pak Aan yang siang tadi ia curi pisangnya bersama Abizar.

Ia akan menggunakan motor vespa miliknya tak mungkin bukan jika dia menggunakan motor sportnya, motor itu sudah disita sahabatnya.

"Skuyy berangkat," ujarnya girang.

Embun keluar dari pekarangan mansion dan berhenti diluar gerbang.

"Pak gerbangnya jangan kunci ya Embun mau keluar bentar," pesan Embun.

"Siapp neng," jawab satpam itu.

Embun mengendarai motornya kencang dan sampailah ia didepan rumah pak Aan, dengan santainya Embun masuk kepekarangan rumah itu yang kebetulan tak dikunci.

Tok Tok Tok

"Assalamualaikum."

Tak lama terdengar suara langkah kaki dari dalam rumah.

Ceklek

Nampaklah pak Aan itu sendiri beserta istrinya, kening nya mengerut melihat tetangga nakalnya ini berkunjung malam-malam.

"Wa'alaikumsalam, kenapa nak tumben kesini mana malam-malam lagi," ujar pak Aan bingung.

Embun menyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Anu pak itu Embun minta maap ya tadi siang ambil pisang bapak satu tandan hehehe tapi-tapi Embun ganti kok Embun gak mau dosa karena mencuri makanya Embun kesini mau minta maap," ucap Embun sambil memberikan 10 lembar uang merah kepada pak Aan itu.

Mata pak Aan melotot, ternyata gadis nakal ini lah pencurinya, ia sudah pusing mencari kemana hilangnya pisang miliknya ternyata dicuri tetangga nakalnya.

"Tadinya Bapak mau marah tadi gak jadi karena dikasih uang banyak."

Plak!

"Aduh apa si Buk kok dipukul," sungut pak Aan ketika kepalanya dipukul sang istri.

Sedangkan Embun sendiri cekikan. "Jadi Embun dimaapin gak," tanyanya polos.

Pak Aan menghela nafas lalu mengangguk. "Iya dimaafin tapi lain kali jangan gitu lagi, lebih baik minta dari pada mencuri dosa."

Embun mengangguk lagi sambil menyengir, ia pun lalu bersalaman untuk pulang.

"kalo gitu Embun pamit ya pak Aan, maapin Embun tadi Assalamualaikum," ujarnya langsung berlari mengendarai motornya.

"Wa'alaikumsalam." jawab keduanya menggelengkan kepalanya sesekali terkekeh lalu masuk kedalam rumah.

"Huhh misi selesai waktunya nonton drakor," gumam Embun sambil mengendarai motor menuju mansionnya.

Karena jarak dari rumahnya tak jauh Embun pun sudah sampai didepan gerbang mansion. "Pakk bukain pintunya."

Pak satpam itu pun membukakan gerbangnya dan Embun masuk lalu memarkirkan motor miliknya digarasi.

"Udah?" tanya Yuma saat melihat putrinya baru pulang dari rumah pak Aan.

Embun mengangguk. "Udah Bunda, Embun kekamar dulu ya." Yuma mengangguk.

Sesampainya dikamar ia langsung mengambil laptop dan beberapa cemilan untuk menemaninya saat menonton drakor malam ini.

"Embun mau nonton drakor sama kartun ah."

Gadis itu larut dalam film yang ia tonton sampai terkadang senyum sendiri bahkan menangis, menghayati drakor yang ia tonton.

*****

SYAKIRA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang