TIGAPULUH TUJUH

1.8K 85 11
                                    

Biasakan vote setelah membaca jangan pelit-pelit! orang baik pahalanya banyakk>>

Vote dan tandai jika ada typo!

~Happy Reading~

Pagi ini Embun sudah kembali ceria seperti biasanya tak lagi ketakutan. Hal ini biasa terjadi, sejak kecil Embun sangat takut dengan hujan, suara petir dan kilat yang menyambar-nyambar. Ia trauma karena pernah ditinggal sendirian dirumah dan kejadian itu bersamaan dengan hujan lebat disertai petir. Embun kecil ketakutan saat mendengar suara petir yang menggelegar sampai pingsan dan berakhir trauma seperti sekarang. Walaupun tak separah dulu namun rasa takut itu masih saja ada.

"BUNDAA AYAH YUHUU GOOD PAGI," triak Embun dengan menuruni tangga.

Yuma melotot. "Hehh kebiasaan triak-triak," ujar Yuma kesal.

Embun menyengir lalu duduk disamping Ayahnya. Pagi ini Embun akan berangkat sekolah bersama Bintang.

Menu sarapan pagi ini adalah dengan Ayam goreng, sup dan ikan goreng, sederhana namun nikmat.

Embun menatap ayam goreng kesukaannya dengan binar lalu menujuk ayam tersebut. "Embun mau pake ayam bunda," ucapnya lucu.

Yuma terkekeh dan mengangguk, mengambilkan sesuai permintaan putrinya.

"Makaciw Bunda."

"Sama-sama sayang," balas Yuma dan beralih menatap suaminya.

"Kamu mau pake apa Mas?" tanyanya.

Bima menatap makanan dimeja. "Sup dan ayam goreng aja."

"Nih." Yuma menyerahkan sepiring nasi lengkap dengan sayur dan lauk kepada suaminya dan beralih mengambil untuknya sendiri.

Mereka menyantap makanan dengan tenang tak ada obrolan hanya ada suara dentingan sendok dan garpu beradu. Embun yang menikmati ayam goreng kesukaannya dengan tersenyum saat mengunyah makanan.

"Embun like ayam gorengnya," gumamnya dengan mulut penuh.

Bima terkekeh disela makannya melihat sang putri yang amat menyukai ayam goreng.

Tak terasa mereka sudah selesai sarapan. Dengan gerakan kilat Embun berlari kekamarnya mengambil tasnya. Bima dan Yuma hanya bisa menggeleng melihat tingkah putrinya.

Brumm...

Saat sedang membereskan piring, dirinya dicegah maid yang bertugas.

"Biar saya saja nyonya yang bereskan," ucap maid itu.

Yuma mengangguk dan pergi keluar untuk melihat siapakah yang datang. Karena tadi ia mendengar suara motor.

Ceklek

"Assalamualaikum Bunda," sapa Bintang dengan sedikit senyuman tipis, catat sedikit.

Yuma tersenyum melihat kedatangan Bintang. "Waalaikumussalam, ayo masuk Embun lagi kekamar sebentar."

Bintang menggeleng tanda menunggu diluar saja.

"BUNDAA ABIN UDAH DATENG BEl-- eh Abin hehehe." Embun cengengesan saat meliat orang yang dicarinya sudah nangkring diteras rumahnya.

Bintang tersenyum dan mereka berpamitan. Mobil mewah milik Bintang melaju cepat meninggalkan mansion Zevanka.

"Abin El mana? Kok gak ada," ujarnya menoleh kebelakang namun tak melihat adanya mobil ataupun motor salah satu sahabatnya tersebut.

Bintang menatap Embun sejenak lalu kembali menatap jalanan dengan tangan yang sibuk menyetir mobil.

"Dia sedang dihukum," gumam Bintang pelan namun mampu didengar Embun.

SYAKIRA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang