DUAPULUH ENAM

2.2K 117 16
                                    

📌Warning> ada adegan kekerasan tidak untuk ditiru.

Vote dan tandai jika ada typo!

~Happy Reading~

"Kondisinya kritis pak dan harus segera dioperasi karena peluru yang ada dibahunya membuat pasien kehilangan banyak darah dan luka sayatan dipipinya yang jika tidak segera ditindak lanjuti bisa menyebabkan nyeri atau lebih parah
bisa terinfeksi," jelas Doker tersebut.
____________

Deg

Detak jantung Bintang berdetak sangat cepat saat mendengar penjelasan dari Dokter tersebut. Hatinya sangat risau dan takut sekali. Tak jauh beda dengan Bintang, Bima dan lainnya pun terkejut.

"Lakukan yang terbaik dok, selamatkan putriku!" tutur Bima dengan wajah yang sangat khawatir.

Dokter tersebut mengangguk. "Baik Pak kalau begitu saya permisi, Sus tolong siapkan peralatan untuk operasi secepatnya."

"Baik Dok"

Dokter dan Perawat itu pun pergi untuk segera menyiapkan segala sesuatu untuk proses operasi, mereka tak mau ambil resiko besar jika telat menangani pasiennya yang satu ini karena mereka semua tau siapa para laki-laki itu, jika tak cepat ditangani habislah mereka saat itu juga.

Suara langkah kaki berlarian terdengar jelas, Bintang mendongak dan melihat sang Bunda dan lainnya datang dengan muka yang berlinang air mata.

Yuma menghampiri sang suami dan langsung memeluknya.

"Mas gimana putri kita." Yuma menatap suaminya meminta penjelasan dengan sedikit terisak.

"Apa dia terluka parah jawab!" tekan Yuma terisak saat belum mendapat jawaban.

Yuma panik sangat tadi ditelepon oleh suaminya dan mengatakan jika putrinya selamat namun dilarikan kerumah sakit, akhirnya ia, Liza dan Naya langsung menyusul ke rumah sakit.

Bima terdiam namun tak urung ia menenangkan istrinya dengan mengelus punggung sang istri lembut.

"Putri kita kena tembakan dibahunya dan ada beberapa sayatan dipipinya sayang, tapi kamu jangan khawatir ya jangan kaya gini do'a in putri kita supaya tak terjadi apa-apa dan cepat sadar," ucap Bima menguatkan sang istri.

Yuma yang mendengar itu seketika lemas dan tiba-tiba pingsan, Bima panik melihat istrinya itu pingsan.

"Om taro dikursi panjang itu aja om," ucap Nio menyarankan.

Kemudian Bima mendudukkan sang istri dikursi rumah sakit, ia berlari menjauh untuk membeli sesuatu.

Liza dan Naya mendekat dan duduk disamping Yuma, Kebetulan Naya membawa minyak kayu putih.

"Iya dideketin ke hidungnya siapa tau sadar," ucap Liza sedikit panik.

Kemudian Naya mendekatkan minyak kayu putih itu didekat hidung Yuma dan benar saja tak lama wanita itu tersadar.

"Lah om Bima kemana coba, malah pergi," ucap Brin heran.

Tak lama Bima kembali dengan membawa satu botol air mineral. Dan langsung memberikannya kepada samg istri.

"minum dulu ya, pelan-pelan," ucap Bima membantu meminumkan.

Tak lama mereka melihat banyak Perawat dan beberapa Dokter yang masuk keruangan putrinya setelah itu dipindahkan ke ruang operasi. Mereka semua pun menunggu diluar termasuk Yuma sendiri.

Hampir 2 jam mereka menunggu dan akhirnya proses operasi itu selesai.

Ceklek

Semua atensi teralihkan ke seorang Dokter yang keluar dengan pakaian khas operasi.

SYAKIRA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang