Step Brother

37.5K 446 6
                                    

Jane langsung mendongkak saat merasakan sebuah tatapan tajam menghunus padanya. Bibir Jane bergerak, tersenyum miring melihat sang Kakak berdiri dengan tangan bersedekap.

"Apa?" Jane bertanya dengan ketus. Tidak sedikitpun takut dengan tatapan dari Michael, sang Kakak.

Wanita itu malah repot membuka sepatu yang dipakainya, meletakkannya pada tempat sepatu yang tidak jauh dari pintu masuk.

"Dari mana kamu?" Michael bertanya begitu Jane sudah melewati tubuhnya, masuk ke dalam apartemen.

"Teman." Hembusan nafas kasar terdengar begitu Jane menjawab pertanyaan dari Michael.

"Jane." Jane menaikkan satu alisnya. Menatap pada Michael yang berdiri di hadapannya.

"Aku gak pernah larang kamu main sama teman kamu. Mau pulang sore ataupun menginap, aku gak masalah, Jane." Jane mengangguk. Kepalanya disandarkan pada sandaran sofa yang ada di ruang tamu. Memejamkan mata, mengabaikan keberadaan Michael yang sedang memberikan petuah padanya.

"Pengecualian jika teman kamu cowok. Aku bebasin kamu kalau teman kamu cewek, tapi gak dengan cowok. Kamu tau kan, Jane?" Jane bergumam. Lalu menaikkan kedua kakinya untuk berada di atas meja.

"Tidur di kamar. Siang ini aku ada tamu." Michael kemudian menanamkan kecupan pada kening Jane sebelum masuk ke dalam kamarnya.

Jane tidak menghiraukan perintah Michael yang menyuruhnya untuk beristirahat di kamar milik wanita itu. Yang Jane lakukan adalah, membuka kemeja merah kotak-kotak miliknya kemudian membaringkan tubuh di sofa.

Pukul dua siang Jane terbangun ketika mendengar suara berisik di sekitarnya. Perlahan mata beriris coklat itu terbuka. Jane mulai menatap sekelilingnya.

Michael yang menyadari Jane sudah bangun, meletakkan joystick gamenya. Michael mendekat pada Jane kemudian menahan selimut yang menutup tubuh wanita itu ketika Jane hendak bangkit duduk.

"Kamu mau ngapain?" Jane menatap Michael dengan bingung. Michael pasti tau jika wanita itu ingin keluar dari kamar Michael karena terlalu berisik dengan teman-teman pria itu yang sedang bermain game.

"Berisik." Michael menaikkan selimut miliknya di tubuh Jane ketika sedikit merosot dan hampir memperlihatkan dalaman wanita itu.

"Tidur lagi, selimutnya jangan di buka." Jane mendengus kemudian menyingkirkan tangan Michael secara paksa.

"Aku lapar." Michael mengangguk. Mengecup kening Jane kemudian bangkit.

"Awas kalau selimutnya dibuka." Peringat Michael kemudian berlalu keluar kamar miliknya.

Jane menoleh begitu mendengar suara teriakan dari teman-teman Michael. Mereka sedang bermain game yang tersambung di televisi yang ada di kamar Michael.

Mereka ada lima. Dua bermain game, tiga lainnya sedang bersorak menyemangati dua teman mereka yang bermain. Jane mendengus. Suara mereka terlalu besar membuat Jane risih.

Jane bangun kemudian menekuk dua kakinya. Dagunya diletakkan pada lutut milik wanita itu. Pandangannya lurus menatap layar televisi yang menampilkan game yang dimainkan teman-teman Michael.

Membosankan.

"Jane!!" Jane melarikan pandangannya pada salah satu teman Michael yang tidak bermain. Pria dengan rambut hitam legam dan mata bulat seperti seekor kucing.

"Mau gabung?" Jane menggeleng.

"Asik lho. Kata Michael lo jago main game. Tanding sama Dito dong."

"Game kalian... Bosan." Rehan, pria dengan mata kucing itu tertawa kencang. Mendekat pada Jane kemudian duduk di samping wanita itu.

𝐒𝐡𝐨𝐫𝐭 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 ( 𝗘𝗻𝗱)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang