Peringatan chap ini banyak menguras emosi
Readers harap bisa mengontrol emosi
TerimakasihHari ini hari Minggu, hari dimana orang-orang bisa beristirahat dan tidur sepuasnya untuk memulihkan tenaga yang terkuras selama seminggu kebelakang.
Tapi tidak untuk keluarga Choi, dipagi yang indah ini harusnya. Mereka kedatangan tamu tak diundang yang mengganggu pagi mereka.
Mansion keluarga Choi tiba-tiba kedatangan keluarga Koo yang datang hendak menuntut balasan.
Entah apa maksud mereka, tetapi itu cukup menguras tenaga dan kesabaran.
Bagaimana tidak?! Mereka terlalu mengada-ada cerita, bahkan Koeun sampai datang menggunakan kursi roda, ia bilang kakinya patah karena diinjak dengan keras oleh Jihoon.
Tangannya bahkan ikut dipatahkan sampai harus di gips, lebam-lebam diwajahnya juga disebabkan oleh pukulan Jihoon. HALAH BULSHIT!!
Apa-apaan? Bahkan kemarin memar diwajahnya tak sebanyak itu! Jihoon hanya memberi dua pukulan dan dua tamparan. Pun itu tak sampai seperti ini!
Jihoon juga tak menginjak atau mematahkan kaki dan tangan Koeun. Memang dasar perempuan ular.
"Maaf tuan Koo, tapi saya yakin Jihoon tak pernah melakukan hal sekeji itu pada perempuan" Tukas Mino yang sudah lelah dengan drama yang dibuat keluarga Koo.
"Tapi Tuan Choi, anda bisa melihat sendiri, bukan? Anak saya yang menjadi korban karena tingkah laku jalang itu!!" Ujar Tuan Koo menggebu.
"Jaga ucapan anda tuan Koo, Jihoon bukanlah jalang, dia adalah lelaki baik jadi jangan sekali-kali anda menyebutnya sebagai jalang, karena yang pantas untuk disebut jalang adalah anak anda" Hyunsuk berucap sembari menunjuk Koeun dengan mata tajamnya.
"Maaf Hyunsuk, tapi menurutku apa yang suamiku katakan benar, orang yang kau bangga banggakan itu lebih cocok menyandang sebutan jalang karena dia sudah berani mendekati lelaki orang" Bantah Nyonya Koo.
Hyunsuk menaikkan sebelah alisnya, merasa tak terima akan ucapan Nyonya Koo.
"Apa maksudmu?" Tanya Hyunsuk datar.
"Bukankah itu benar? Ia sudah berani mendekati calon suami anakku, sepertinya orang tuanya tak pernah mengajarinya etika berhubungan dengan seseorang" Tuduh Nyonya Koo tak berhati.
Amarah yang sedari tadi Jennie redam, kini langsung meluap karena ucapan Nyonya Koo yang secara tidak langsung, telah menuduh sahabatnya-Baekhyun-sudah salah mendidik Jihoon.
Padahal ia tahu betul, bagaimana sabarnya Baekhyun mendidik Jihoon yang saat itu belum lancar berbicara. Tapi Nyonya Koo, ia benar-benar defini iblis yang sesungguhnya.
"Siapa yang kau maksud 'calon suaminya'?" Tanya Mino menekankan kata calon suaminya.
"Tentu saja Hyunsuk, bukan kah dia ini calon suami dari Koeun?-"
"Sejak kapan aku bisa menjadi calon suaminya?! Sejak kapan?!"
Tuan Koo langsung bungkam ketika melihat kilatan amarah pada manik coklat Hyunsuk.
"Lebih baik aku tak usah menikah daripada harus memiliki istri sepertinya. Menjijikkan. Dia bahkan lebih pantas disebut hewan peternakan daripada manusia" Hyunsuk bergidik jijik membayangkan ia harus menikah dengan orang yang sudah menyebut Jihoon dengan sebutan jalang.
Koeun yang merasa harga dirinya direndahkan lantas mengeluarkan air mata palsunya, semata-mata untuk terlihat paling tersakiti.
iya deh si yang paling tersakiti-May
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rival is My Fiance || SUKHOON
RandomHyunsuk dan Jihoon bermusuhan disekolah maupun diluar sekolah, tak ada yang bisa menghentikan mereka jika mereka sudah beradu mulut maupun otot. Namun siapa sangka kalau ternyata mereka berdua adalah pasangan yang sudah bertunangan dan termasuk pasa...