16

2K 174 2
                                    

"Hyunsuk bangun"

Jihoon mengguncang pelan tubuh sang tunangan agar ia terbangun.

"Hm?"

Hyunsuk berdehem pelan masih dengan mata yang tertutup dan dahi yang sedikit mengernyit.

"Ayo bangun, udah siang. Ini aku udah buatin teh buat kamu, ayo bangun dulu"

Jihoon meletakan gelas teh ditangannya keatas nakas samping ranjang, kemudian berjalan menuju jendela untuk membuka tirainya agar cahaya matahari bisa masuk kedalam kamar.

'duh idaman bet si Jiun ini:)'

Merasa terganggu dengan cahaya matahari, Hyunsuk menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Tak mengindahkan ucapan Jihoon, Hyunsuk kembali masuk ke alam mimpi. Membuat Jihoon mendengus kasar.

"Hyunsuk sayang, bangun dulu ih! Udah siang juga, kamu belum makan, belum mandi juga!" Ujar Jihoon kesal.

Jihoon menarik selimut yang menutupi tubuh Hyunsuk, namun langsung terhenti ketika tangannya tak sengaja bersentuhan dengan dahi Hyunsuk.

"Panas?" Gumam Jihoon setelah kembali memastikan suhu tubuh Hyunsuk.

Cepat-cepat ia keluar dari kamar Hyunsuk, turun kelantai satu dengan tergesa yang mana mengundang tatapan bingung dari temannya.

"Kenapa kak, kok keliatan panik gitu?" Tanya Yedam ketika Jihoon lewat disampingnya.

Jihoon menoleh, menghembuskan nafas sejenak karena lelah berlari dari lantai dua. Lalu mulai menceritakan tentang Hyunsuk yang sakit.

Tentu saja hal tersebut membuat ketujuh pemuda disana ikut panik.

"I-iya yaudah, Kak. Meding kak Jihoon balik lagi keatas temenin bang Hyunsuk, biar aku sama Doyoung yang bawain kompres, obat sama bubur kekamar. Trus yang lain biar buat makan siang untuk kita" ujar Yedam. Jihoon mengangguk lalu kembali keatas, tapi sebelum itu ia mengucapkan terima kasih pada teman-temannya.

"Thanks guys, sorry gue ngrepotin kalian terus"

"It's okay, kak. Itu udah tugas kita sebagai sahabat" balas Haruto diakhiri senyum manisnya.

Jihoon ikut tersenyum sebelum ia kembali berlari menuju kamar sang dominan.

"Delivery aja lah, gue males masak" keempatnya mengangguk setuju lalu mulai menyebutkan pesanan masing-masing, tak lupa juga untuk memesankan makanan untuk Yedam, Doyoung, juga Jihoon. Hyunsuk sakit, jadi ia tak diperbolehkan makan makanan cepat saji.

"Doy, plester penurun demam ini kalo di pakein bang Hyunsuk manjur gak?" Tanya Yedam pada Doyoung-yang notabenenya anak dokter-sembari menunjukkan plester penurun panas ditangannya.

Doyoung yang sedang membuat bubur menoleh pada kekasihnya kemudian mengangguk.

"Yaudah, aku bawa ini sama kompresan keatas dulu, ya. Nanti bubur nya nyusul"

Lagi, Doyoung hanya mengangguk tanpa mengalihkan perhatiannya pada panci berisi bubur yang sedang ia buat.

석훈

Ceklek

Jihoon menolehkan kepalanya ketika pintu terbuka dan terlihat lah Yedam yang sedang tersenyum manis kearahnya.

"Oh, masuk aja sini"

Yedam mengangguk lalu mendekat pada Jihoon yang sedang memangku kepala Hyunsuk.

"Ini aku bawain air kompresan, terus kata Doyoung ini bisa bantu nurunin demam bang Hyunsuk" ucap Yedam sembari menyodorkan sebuah plester penurun demam. Jihoon menerima plester tersebut kemudian menidurkan kepala Hyunsuk kebantal.

My Rival is My Fiance || SUKHOON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang