41

1.9K 144 7
                                    

Satu Minggu telah terlewati. Hyunsuk, Jihoon juga seluruh murid SMA YG selesai melaksanakan Ujian Kenaikan Kelas. Dan untuk kelas tingkatan akhir ujian kelulusan.

Kabar tentang kehamilan Jihoon sekarang sudah beranjak satu bulan. Jihoon tak mengalami morning sickness, hanya saja mengidam nya bisa sangat membuat Hyunsuk elus dada.

Sekarang contohnya.

Lima hari pertama libur kenaikan kelas Jihoon sudah merengek untuk pergi kesekolah. Katanya bosan jika dirumah terus. Padahal mereka saat ini sedang berada di Yogyakarta, kemarin lusa baru saja selesai melakukan resepsi.

Alasan kenapa mereka masih berada di sini ya karena Jihoon yang meminta. Tapi setelah lima hari di Yogyakarta, Jihoon malah minta pulang. Parahnya lagi minta sekolah.

"Mass~ ayo sekolah~"

Hyunsuk tetap menggeleng. Ia memilih menyibukkan diri dengan tumpukan baju milik Jihoon yang entah sejak kapan menjadi sangat banyak.

"Iih napa sihh ndak boleh sekulaa??" Tanyanya kesal.

Menghela nafas Hyunsuk menatap Jihoon datar. Sedangkan sang submissive hanya mengerucutkan bibirnya, tak peduli dengan Hyunsuk yang marah.

"Kenapa pengen banget sekolah? Bukannya kemarin-kemarin minta disini sampe minggu depan?" Tanya Hyunsuk datar.

Mendengar nada bicara Hyunsuk yang terlihat marah, Jihoon menundukkan kepalanya. Tangan yang semula memegang pundak sang suami, kini beralih memilin ujung baju bergambar awan dan bunganya.

Dirinya tak menjawab pertanyaan Hyunsuk, melainkan hanya diam sambil menahan tangis.

"Kenapa diem?" Hyunsuk bertanya sekali lagi.

Masih tak ada jawaban dari pemuda manis didepannya. Tapi suara isakan menjadi jawaban jika istri manisnya ini tengah menangis.

"Hiks jangan maraah, hiks, kan adek kan cuma mau sekulaah hiks" cicit Jihoon.

Hyunsuk menghela nafas, membawa tubuh bergetar Jihoon kedalam rengkuhan nya.

"Ssttt... Udah jangan nangis, iya mas nggak marah. Tadi lagi capek aja, maaf ya?" Jihoon mengangguk.

"Yaudah donk jangan nangis, nanti dada nya sesek"

"Ndak bisaaa! Air matanya keluar sendirii"

Hyunsuk terkekeh mendengar hal tersebut. Tangannya terangkat untuk menghapus air mata Jihoon.

"Mau jajan nggak?" Tanya Hyunsuk setelah dirasa tangisan Jihoon sudah berhenti.

Mendengar kata jajan, membuat mata Jihoon berbinar. Ia dengan cepat mengangguk semangat, segera menarik tangan Hyunsuk untuk pergi dari sana.

"Jangan lari-lari sayang" peringat Hyunsuk. Jihoon nyengir lucu membuat kedua mata boba nya membentuk bulan sabit.

"Hihi gomen"

Dalam hati Hyunsuk merutuki hati nya yang gampang mleyot hanya karena senyuman manis seorang Choi Jihoon.

"Lain kali nggak usah lari-lari. Takut jatuh" peringat nya lagi. Mengangguk singkat sebagai tanda Jihoon mengerti.

"Yaudah ayo jajannn" rengek si manis.

"Iya iya"

Kemudian keduanya berjalan beriringan keluar dari kamar hotel dan pergi menuju festival makanan yang berada tak jauh dari hotel.

석훈

"CHOI JIHOON!"

"Dalem mas?"

My Rival is My Fiance || SUKHOON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang