Skip beberapa bulan kemudian...
Hyunsuk bergerak cemas didepan ruang operasi. Didalam sana, ada Jihoon, istrinya yang tengah berjuang hidup dan mati untuk melahirkan anak mereka.
Ya, setelah menanti beberapa bulan kelahiran sang anak, akhirnya saat yang ditunggu-tunggu datang juga. Namun ada ketakutan luarbiasa yang tak bisa Hyunsuk deskripsikan sekarang.
Tak ada orang tua yang mendampingi, sebab mereka kini tengah berada di Jepang. Bukan tanpa sebab mereka disana, itu karena permintaan dari istrinya yang menginginkan jika ia lahiran di Jepang.
Hyunsuk terus berdoa dan berdoa dalam hati, semoga sang istri dan anaknya baik-baik saja.
'Ya Tuhan, aku memohon kepadamu untuk melindungi anak dan istriku yang tengah berjuang didalam sana'
Tak lama dari itu, suara tangisan bayi dari dalam ruang operasi mengalihkan atensi Hyunsuk. Pemuda itu lantas berdiri dari duduknya dengan senyum cerah, siap menyambut sang buah hati.
Lampu ruang operasi mati bersamaan dengan pintunya yang terbuka, menampilkan dokter muda ber- name tag Haruka.
Lantas Hyunsuk menghampiri dokter tersebut, bertanya padanya keadaan sang istri.
"Doctor, how is my wife? He's fine right? Then my son?"
"Praise God your wife is fine sir. And congratulations, your child is healthy and male"
"Oh, thank goodness. Thank you doctor, thank you very much"
"You're welcome. If so, I'll excuse myself. We at the hospital will move your wife to the ward and your baby will immediately be given your sir after being cleaned"
"Oh all right, please. Thank you again, doctor"
"You're welcome, then excuse me"
Setelah dokter tersebut pergi, senyum bahagia tak bisa Hyunsuk tahan. Ia dengan segera memberi kabar pada orang tuanya juga orang tua sang istri, jika operasi kali ini lancar.
Sudah sejak satu jam yang lalu Jihoon dipindahkan dari ruang operasi ke ruang rawat VVIP atas permintaan Hyunsuk.
Anaknya juga sudah diberikan padanya beberapa menit lalu, dan kini tengah tertidur di box bayinya.
Jihoon belum kunjung sadar, sebab pengaruh obat bius. Tapi dokter bilang, ia baik-baik saja.
Tangan Hyunsuk tetap tak berhenti mengelus lembut punggung tangan Jihoon. Berharap dengan itu Jihoon bisa cepat sadar.
"Ji, sayang, bangun donk" gumam Hyunsuk.
Dan benar saja, tak lama dari itu Jihoon pun sadar.
"Jihoon, sayang? Kamu udah sadar? Tunggu sebentar ya, Mas panggil dokter dulu" ujar Hyunsuk bahagia.
Sembari menekan tombol disamping ranjang pesakitan, Hyunsuk tak berhenti memberikan senyum pada sang istri yang tengah kebingungan.
Tak lama dokter datang, ia memeriksa Jihoon sebentar dan pergi setelah mengatakan jika kondisi Jihoon baik-baik saja.
"M-mas"
"Hm?"
"A-anak kita?"
Hyunsuk tersenyum, ia beranjak duduk dan menghampiri box bayi yang berada tak jauh dari brankar Jihoon. Tak lama kemudian Hyunsuk kembali lagi dengan seorang bayi di gendongannya.
"Ini anak kita, dia laki-laki, manis. Sama seperti kamu" ucap Hyunsuk sembari menidurkan bayinya disamping Jihoon.
Senyuman diwajahnya tak bisa Jihoon tahan. Ia tersenyum dengan air matanya yang mengalir.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rival is My Fiance || SUKHOON
RandomHyunsuk dan Jihoon bermusuhan disekolah maupun diluar sekolah, tak ada yang bisa menghentikan mereka jika mereka sudah beradu mulut maupun otot. Namun siapa sangka kalau ternyata mereka berdua adalah pasangan yang sudah bertunangan dan termasuk pasa...