Resolve

95 1 0
                                    

Bagaimana bisa mereka terpikirkan untuk menjadikanku sebagai bahan taruhan? Apakah mereka mengijinkan seorang cowok untuk masuk tinggal di kos cewek hanya untuk bisa mempermainkan perasaan, menjadikannya permainan dan taruhan? Aku jadi merasa tinggal di kos ini adalah kesalahan. Tapi apa daya memang kos ini adalah kos cewek milik tanteku yang masih punya hubungan kekerabatan dengan keluargaku. Masalahnya adalah para penghuni kosnya.

Tok! Tok! Pintu kamarku diketuk.

Aku agak malas meladeni mereka, tapi aku buka juga pintu untuk mereka. Di sana ada Lita dan Nene masing-masing membawa kresek putih besar dan kardus box kue.

"Fino, maafkan kami. ini dari kami, semoga kamu mau memaafkan kami," kata Lita menyerahkan kotak kue tart.

"Kalian mau menyogokku? Tidak puas kalian menjadikanku bahan taruhan" kataku.

"Iya, kami sadar kalau kami sudah keterlaluan. Kami nggak berpikir panjang dulu itu," kata Lita.

Sebenarnya aku agak tergerak dengan kelakuan mereka ini, sampai segitunya mereka berusaha untuk meminta maaf. Melihat aku diam saja, Lita memberi isyarat kepada Nene untuk masuk ke kamarku meletakkan kotak di atas mejaku. Nene juga meletakkan kantong besar berisi berbagai kue dan makanan. 

"Ini dari kami berlima semua." Lita meninggalkan kamarku dengan langkah berat diikuti Nene.

Aku menutup pintu kamarku. Aku membuka kotak kue tart, tertuliskan permintaan maaf, 'Maafkan kami' dengan hiasan lucu memenuhi permukaannya. Di dalam tas kresek ada berbagai macam jajan eksklusif, es krim, dan roti mahal. Ini penyuapan atau mereka mau membuat aku menjadi gemuk?

=====

Di sore harinya Cindy, Linda, dan Rina yang mendatangiku.

"Fino maafkan kami, kami berjanji nggak akan mengulang, mengungkit ataupun melanjutkan apa yang sudah kita perbuat," kata Rina.

"Aku juga minta maaf walaupun aku nggak setuju aku tetap nggak melarang mereka, artinya aku juga bagian dari mereka dan punya porsi di dalamnya," kata Cindy.

Karena mereka sebegitunya, maka rasa ego dan harga diriku yang terinjak lumayan terobati.

"Iya, Fino. Kamu bilang sendiri kan, kita bakal tinggal bersama di rumah ini dalam jangka waktu yang lumayan lama. Nggak enak juga kan kalau ada yang nggak harmonis diantara penghuni. Kami rela melakukan apa saja buat kamu, setiap hari untuk kamu, terserah mau apa aja. Mau minta siapa aja terserah, berdua, bertiga, atau berlima semua sekalian boleh. Kami akan menuruti permintaanmu, melayanimu" kata Linda.

"Bener nih?" aku menanggapi pernyataan Linda yang seperti isapan jempol.

"Bener," Rina menambahkan. Cindy juga mengangguk.

Meskipun aku tidak meminta tapi lumayan juga penawaran mereka. 

Meskipun merupakan hal yang konyol sih, membuat diriku dan perasaanku sebagai bahan taruhan. Tapi seperti yang aku bilang sendiri, kita berenam tinggal di rumah yang sama.Dengan begitu kita harus menjaga kenyamanan bersama meskipun ada konflik sebesar apapun, tidak baik untuk dipelihara. 

"Baiklah kalian kumaafkan"

Semuanya merasa lega

Dan setelah itu kehidupan di kos cewek untukku tidak sama seperti sebelumnya, karena mereka rela melakukan apa saja untukku.


Nosaku: Cowok Penghuni Kos CewekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang