Jam menunjukkan pukul dua. Aku terbangun dari tidur. Dan mata yang tidak bisa diajak merem lagi, serasa baru diganti dari 5 watt ke 40 watt, sunyi malam yang gelap terlihat dari celah korden jendela. Padahal besok harus bangun pagi buat ke kampus.
Nanggung banget bangunnya jam segini.
Apalah daya, aku bangkit dan membuka buku.
Di tengah aku membaca materi yang belum pernah diajarkan dosen, makanya nggak ngeh-ngeh, aku mendengar suara sayup-sayup dari balik tembok kamar, tepatnya dari kamar sebelah, suara yang terdengar kalem, suara cewek ngobrol, tapi ngobrol sendiri. Dia seperti berdialog dengan orang yang tidak terdengar suaranya. Apa dia ngobrol sama pacarnya di telepon apa ya... Tapi kok obrolannya nggak kayak orang pacaran.
Aku mendengar lebih seksama lagi apa yang dia bicarakan. Sesekali dia seperti teriak-teriak gitu, lalu sesekali ketawa-ketawa, bicaranya seperti tidak ada koma, kelihatannya seru sekali. Ngapain jam segini, aku penasaran.
Sore harinya aku memberanikan diri menanyakan Nene tentang apa yang dia lakukan tengah malam tadi.
Saat aku melihatnya berjalan di koridor, aku menyapanya."Hai, Nene. Boleh nanya ga. Tadi malam kamu ngapain sih?"
Dia langsung berubah dari posisi jalan santai langsung ke tubuh kaku.
"M, m, maksudmu?" suaranya kecil sekali seperti kehabisan baterai.
"Nggak, tadi malam aku kebangun jam dua, trus kedengeran dari kamarmu suara ngobrol-ngobrol gitu. Kamu ngobrol sama siapa sih? "
Mukanya langsung memucat, tapi telinganya memerah. Sepertinya aku menanyakan hal yang tidak seharusnya ditanyakan.
"Lagi streaming kali," Lita tiba-tiba muncul dari dalam kamarnya.
Nene terkejut, lalu membalikkan tubuhnya ke arah Lita. Dia seperti memberi suatu isyarat dengan raut mukanya ke Lita. Lita yang melihatnya terlihat masa bodoh, lalu nyengir.
"Nene ini streamer loh!" Lita memberitahuku dengan agak bangga.
"Liat tuh kamarnya, high-tech banget. Ada komputer canggih, kamera canggih, komplit deh."
Yakali aku diijinin ngeliat kamar cewek. Nene langsung menghambur ke Lita untuk menghentikan membocornya informasi yang lebih banyak dari mulutnya.
"Betewe, Rina kadang juga streamimg tuh dari kamarnya, tapi bedanya, Nene nggak pernah ngeliatin wajah. Dia pake semacam... Apa namanya Ne?"
Nene menjawab dengan setengah jiwa
"Mocap? Facerig?"Lita nggak terlalu yakin dengan jawaban yang dia inginkan
"Eem.. He, he-eh itu lah, iya, semacam itu lah pokoknya, hehe. Follow dia ya"
Aku nggak nyangka ada streamer di tempat seperti ini.
"Serius?" tanyaku sambil melotot ke Nene.
"I, iya.." dia menjawab sambil malu-malu.
Sepertinya beda banget kepribadiannya saat ini dengan dia yang semalam kudengar walaupun sayup-sayup, yang periang, penuh ceria, semangat dan energik, walaupun suaranya sama-sama lembut seperti puding susu strawberry.
"Kamu punya Mocap? Motion capture yang dipakai di badan buat animasi-animasi di komputer itu?" masih nggak percaya ada alat gituan di tempat seperti ini.
"Iya, tapi jarang aku pakai."
Setelah nanya akunnya dia, ternyata dia memakai avatar 3d karakter seorang gadis remaja, rambutnya pink diikat dua, seperti karakter anime yang sering muncul, memakai gaun putih yang penuh dengan hiasan. Kulihat dia sudah difollow empat puluh ribuan orang.
"Ini kamu yang bikin"
"Iya, aku yang desain. Tapi banyak dibantuin sama kakakku. Dia yang setting programnya di komputer."
"Hebat! Jadi kamu virtual idol gitu ya,"
seruku ga nyangka. Dilihat dari corak suaranya, Nene ini bisa banget ngisi suara film-film kartun, warna suaranya lucu banget. Kadang bisa jadi kedengeran kayak anak kecil beneran, kayak pas dia bilang "hu-uw"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nosaku: Cowok Penghuni Kos Cewek
General Fiction(13+) Aku menjadi satu-satunya anak kos cowok yang tinggal di rumah kos khusus cewek milik tanteku yang kebetulan berada di kota kampus tempat aku kuliah, sehingga aku menjadi satu-satunya penghuni kos cowok yang tinggal di tempat kos khusus cewek i...