"Capek-capek nyimpen foto bagus-bagus di hape, eh, hapeku eror. Kata konternya, harus direset. Hilang semua deh foto-foto berhargaku" kata Rina sambil mewek sepulangnya dari luar. Fungsi teman kos salah satunya adalah sebagai tempat untuk berkeluh kesah semua permasalahan.
"Emang hapemu rusak?" tanya Cindy merangkul Rina yang duduk di sebelahnya.
"Gatau, tiba-tiba ga bisa nyala. Aku bawa ke servis hape, katanya harus direset, datanya hilang semuaaa..."
"Belum kamu backup?" tanya Cindy. Rina menggeleng. Cindy lalu menepuk nepuk kepala Rina yang menunduk pasrah.
"Emang data apa aja yang hilang?" tanya Nene mencoba berempati.
"Foto-fotoku kan banyak di situ"
Lita menyela menyandarkan lengannya di sandaran kursi, "paling foto-foto narsis semua di hapenya Rina. Itupun dari sepuluh foto yang semua hampir sama, cuma dipilih satu buat diupload di sosmed. Ya kan."
"Tapi kan tetep aja, sayang juga kalo ilang" kata Rina.
"Kalau hapenya Cindy sih gak bakal rusak ya, soalnya tipe tertinggi, kalaupun rusak langsung ganti dengan yang lebih baru, ya, Cin." koar Lita.
"Tetep aja," jawab Cindy masih merangkul Rina di sebelahnya, "data yang ada di hape lebih penting dari hape itu sendiri. Mengandung kenangan yang bernilai, tidak bisa dinilai dengan uang."
"Memang data di hapemu apa aja," ucap Lita ke Cindy, "palingan cuma penuh dengan foto opa-opa korea yang mulus-mulus itu."
"Enggak ya!" sanggah Cindy. "Dataku banyak tugas kuliah, slide dosen, paper, jurnal, laporan ilmiah, semacam itu dong. Tapi aku selalu backup dataku di Cloud sih."
"Ah masa? Aku gak percaya." kata Lita. "Mana coba buktinya isi hapemu ga ada foto opa korea"
"Ini," Cindy mengeluarkan hapenya dengan percaya diri untuk menunjukkan perkataannya. Dia membuka dan menyerahkannya kepada Lita.
Sambil Lita melihat-lihat isi hape Cindy, Nene ikut nimbrung, "kalau ada satu aja foto opa-opa korea di hapenya berarti Cindy bohong"
Cindy agak khawatir dengan perkataan Nene, karena dia sendiri tidak yakin apakah dia pernah menyimpan foto yang aneh-aneh, "nggak gitu ya, aku kan cuma mau nunjukin perkataanku bahwa di hapeku banyak file tugas, nggak ada hubungannya dengan foto co-gan."
"Lagian ngapain sih kalian cewek-cewek pada nyimpen foto co-gan di hape kalian?" kata Nene. "Kayak aku dong foto ilustrasi, karya seni bernilai tinggi"
"Foto co-gan menurut beberapa orang bernilai tinggi juga ga sih," kata Rina sambil mendengus.
"Kalau Fino, kamu suka nyimpen foto-foto cewek cakep juga nggak di hapemu?" tanya Nene kepadaku. Aku sedikit tersentak karena semenjak tadi aku hanya menjadi pengamat obrolan mereka. Tiba-tiba ditanya begitu, karena gengsi aku jawab seadanya.
"Nggak juga"
Lita memasang wajah sangsi. Mereka semua mulai mengonfrontasiku ramai-ramai.
"Nggak mungkin" Nene memicingkan matanya.
"Iya, nggak mungkin" sahut Rina.
"kamu cowok normal kan," Cindy ikut menggoda.
"Iya lah," jawabku tegas.
"Coba mana lihat hapemu," Nene mengulurkan tangannya memintaku menyerahkan hapeku.
"Ga bakal aku kasih, privasi tau!" kataku.
"Pasti Fino simpen foto yang aneh-aneh sampai nggak mau nunjukin gitu," Rina mulai mencurigaiku. Meskipun tidak ada yang aku sembunyikan, aku hanya merasa tidak nyaman saja menyerahkan hapeku ke mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nosaku: Cowok Penghuni Kos Cewek
Fiksi Umum(13+) Aku menjadi satu-satunya anak kos cowok yang tinggal di rumah kos khusus cewek milik tanteku yang kebetulan berada di kota kampus tempat aku kuliah, sehingga aku menjadi satu-satunya penghuni kos cowok yang tinggal di tempat kos khusus cewek i...