Hobi-hobi Penghuni Kos Yang Aneh💭

311 3 0
                                    


"Gile! Summer sale diskon gem!" Lita memekik kegirangan lihat berita iklan dari hapenya.

"Buruan sebelum habis," sahut Nene.

"Tapi aku ga punya uang."

"Trus ngapain girang."

"Nene, jualin set Streamdeck-mu buat beliin aku gem"

"Enak aja"

Aku tidak mengerti topik apa yang sedang mereka bicarakan. Sudah sebulan aku tinggal bersama mereka. Sedikit banyak mereka sudah terbiasa dengan keberadaan cowok yang tinggal bersama di tempat ini. Tapi aku pun juga masih tetap tidak terbiasa dengan suasana ini. Girls talk. Misterius.

"Ntar aku gantiin beli versi black kalo karakterku sudah dapet rare weapon"

Lita sang maniak game.

"Bikin konten sepuluh tipe temen yang nyebelin ah"

Nene beranjak menuju kamarnya lalu mengunci pintu dari dalam.

Cindy dengan hape di tangannya mendatangi Lita.

"Nih, aku aja yang beliin"

Mata Lita berkaca-kaca.

"Oh Cindy, seperti biasa, terima kasih banyak, oh, Cindy, cintaku"

Lita bangkit memeluk Cindy, menciumi wajah Cindy mulai dari dahi kanan hingga dagu kiri. Dada mereka saling menekan.

*Dling

Hapeku berbunyi, tanda notifikasi aplikasi pesan masuk.

"Eh,, Fino. Mau dipeluk cium juga gak? Mau tambahin gem?"

Lita menoleh padaku, masih sambil memeluk erat Cindy yang masih berkutat sama hapenya menyelesaikan pembelian.

"Nah, sudah. Sekarang kamu, Lita, harus mau jadi relawan praktikumku, jadi test subjek. Mengerti?"

"Hah!? Ooh, Ternyata ada maunya." Lita menyipitkan mata.

Belajar kedokteran ternyata memang butuh banyak biaya.

Cindy lalu menoleh ke arahku. Dia mempertimbangkan sesuatu, ujung bibirnya terangkat sedikit.

"Fino, kalau kamu mau boleh juga jadi relawan. Mau?"

"Yaudah, Fino aja nggak usah aku," kata Lita.

"Nggak bisa! Kamu sudah aku beliin gem"

Bibir Lita manyun. Dia melepaskan pelukannya.

"Emang ngapain relawan itu?" tanyaku.

"Jadi kelinci percobaan calon dokter," Lita yang menjawab. "Hati-hati bisa jadi malpraktek. Bisa-bisa jenis kelaminmu berubah jadi cewek."

Cindy berkata, "ya nggak mungkin lah."

Linda yang sedang nonton netflix di hapenya menimpali, "nggak sampe segitu... Mungkin ya kalau kelinci percobaan paling parah jadi berubah sifatnya aja... Misal jadi feminin"

"Emangnya aku mad scientist bisa ngubah otak orang!" kata Cindy. "Nggak, kok, cuma butuh buat dimonitor aja, diobservasi gitu lah. Nggak bahaya kok... Justru enak. Nggak usah ngapain-ngapain, diem aja. Kecuali... kalo dari kamunya sendiri mau dengan sukarela ngapain-ngapain." Ujung bibirnya terangkat sambil menggerak-gerakkan alis.

"Ngapain ngapain-ngapain itu?" tanya Lita ke Cindy yang mengeluarkan pernyataan ambigu.

"Wah sepertinya seru juga tuh. Aku juga ikut dong. Aku boleh ikut ya... Aku juga pengen bereksperimen sama tubuhnya Fino," kata Linda.

"Mana proposalmu? Kalau mau eksperimen itu harus bikin proposal penelitiannya," kata Cindy.

"Oh, tenang saja. Mau dibikinkan pakai gambar atau eksperimen yang ekstrim tiada tara ?" kata Linda.

"Idih, ekstrim... Emangnya kamu udah jago yang ekstrim-ekstrim?"

"Apapun kulakukan untuk bisa menjawab keingintahuan dan rasa penasaranku"

Aku menangkap kalau mereka sedang bercanda. Tapi entah kenapa ada hawa excitement dan keseriusan dari pembicaraan mereka. Mata Linda menatap Cindy tajam dan serius mengangguk sambil mengepalkan tangannya, aku akan berjuang memberikan yang terbaik.

::::::::::::::::::::::

Aku dibawa ke tempat yang gelap, di tengah ruangan ada kursi dilengkapi pengikat tubuh supaya yang duduk di situ tidak bisa bergerak kabur. Aku terduduk dan langsung diikat di pergelangan tangan dan kaki sekencang-kencangnya sampai sakit. Cindy datang dengan membawa alat suntik, di belakangku masing-masing Linda dan Lita membawa alat lain yang kelihatan berbahaya.

"Oke, Fino. Kamu sudah siap jadi kelinci percobaan? Ga sakit kok, asal kamu jadi kelinci yang penurut. Observasinya akan selesai dalam waktu singkat... Dimulai.. Dari ..." Cindy mendekat dengan alat suntiknya mengarah ke bawah perutku. Aku tidak bisa bergerak. Wajah Cindy semakin mendekat, lampu di tengah ruangan menyinari ekspresi sinisnya, dua orang di belakangnya tertawa sinis. Ujung jarum yang tajam berkilat semakin mendekat ke kulitku, aku bergidik...

Aku terkaget dari tidurku, mataku terbelalak, keringat dingin dan napas tersengal. Ugh... Mimpi yang buruk.

======


Nosaku: Cowok Penghuni Kos CewekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang