"Nggak, Lin! Aku nggak mau!" Aku berlari keluar ruang kamar mandi meninggalkan Linda.
Aku tidak bisa memilih ataupun menolak. Seberapa berhasratnya Linda pun aku tetap tidak mau menjadi orang yang memanfaatkan kesempatan. Belum lagi konsekuensi di belakang yang mungkin harus kutanggung dan aku tahu aku pasti tidak akan kuat menanggungnya. Lama-lama aku berpikir kalau kehadiranku di kos ini memang menjadi masalah. Tapi aku harus menyelesaikannya satu persatu.
====
Di malam harinya, aku didatangi oleh Rina.
Dia berjalan ragu-ragu mendekatiku yang sedang duduk di lantai kamarku. Rambut panjangnya bergoyang-goyang ke kiri dan ke kanan seiring dengan tubuhnya.
"Jadi, kamu masih mau memilih diantara kita kan?" tanyanya penasaran.
Bagi mereka perkataanku yang kemarin untuk tidak menjalin hubungan spesial sepertinya belum final karena pertemuannya diskors. Menurutku: Tentu final, karena mereka mempunyai kesepakatan yang harus aku hargai untuk tidak menjalin asmara.
"Tentu tidak," jawabku.
Rina terlihat kecewa. Dia lalu membujukku.
"Ayo lah, " Rina duduk di sebelahku, menempelkan lengannya denganku.
Kenapa sih mereka kok semua tiba-tiba pada berubah agresif.
"Nggak, Rina," jelasku.
"Kenapa?" wajahnya memelas sedikit putus asa.
Apa aku beritahukan saja rahasia Linda yang telah membocorkan kesepakan mereka kepadaku, supaya mereka berhenti menggangguku. Mereka sudah kehilangan kepercayaan dariku, aku paling tidak suka orang yang melanggar kesepakatan. Seberapapun inginnya mereka berhubungan denganku, harusnya mereka mempertimbangkan kesepakatan untuk tidak memadu kasih dengan penghuni cowok. Atau tidak usah sekalian saja ada kesepakatan seperti itu. Sebaliknya aku ingin tahu kenapa mereka membuat kesepakatan itu.
Baiklah, aku akan bocorkan.
"karena aku sudah tahu kesepakatan kalian berlima"
Mata Rina langsung melotot. Dia menarik napas dengan kencang.
Sebegitu kagetnya Rina hingga dia oleng ke belakang. Wajahnya pucat pasi. Nah rasakan kalian yang suka melanggar kesepakatan. Dikiranya aku ini cuma permainan.
Aku lalu mengonfrontirnya lanjut.
"Lalu konsekuensinya apa kalau seseorang diantara kalian menjalin asmara dengan penghuni kos cowok?"
Rina ketakutan, wajahnya dari pucat menjadi kemerahan. Hal yang paling sangat dia sembunyikan dariku. Dia sampai tidak bisa bergerak lagi, terduduk lemas di lantai.
"Si-siapa yang memberitahumu?"
Memang apa sih konsekuensinya? Sebegitu menakutkan kah hingga dia pucat pasi begitu.
Aku tidak tahan menerka-nerka terus. Apa sih yang sudah terjadi dengan para penghuni kos ini.
Aku keluar dan berteriak sekencang-kencangnya supaya penghuni kos lain mendengar, "Hooi, apa sih yang akan terjadi kalau salah satu diantara kalian menjalin hubungan spesial denganku? Ada yang bisa beritahu aku? Hooi kalian semuaaa...!"
Satu per satu mereka keluar dari kamarnya dengan ragu.
Nene bertanya, "ada apa sih Fino, teriak-teriak segala."
"Mari kita selesaikan semuanya."
Ada sedikit kekhawatiran terpancar dari wajah mereka.
"Sebenarnya apa yang akan terjadi ketika salah satu diantara kalian jadian sama aku, apa yang kalian sepakati?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nosaku: Cowok Penghuni Kos Cewek
General Fiction(13+) Aku menjadi satu-satunya anak kos cowok yang tinggal di rumah kos khusus cewek milik tanteku yang kebetulan berada di kota kampus tempat aku kuliah, sehingga aku menjadi satu-satunya penghuni kos cowok yang tinggal di tempat kos khusus cewek i...