Masalah Selingkuh, Masalah Wanita

194 3 0
                                    

Hari Minggu waktu yang tepat untuk mencuci pakaian. Meskipun di bawah ada mesin cuci, sebagian besar mereka melaundry karena mereka mendapatinya sudah rapi terlipat. Tidak seperti yang lain, aku mencuci sendiri bajuku. Uang untuk laundry di luar bisa ditabung. Tapi biasanya anak-anak tidak mencuci pakaian dalamnya di tempat laundry, jadi tempat jemur di sini cuma ada pakaian dalam yang mereka cuci sendiri. Makanya dulu ada kejadian pakaian dalam terbang waktu ada badai itu. Tapi karena saat ini mesin sedang digunakan, aku menggunakan tenaga tangan manual pakai ember.

*kucek kucek*

Aku menjemur pakaianku satu persatu di tempat jemuran yang sempit, di sana sudah ada beberapa pakaian dalam yang sudah kering. Aku menggeser-gesernya supaya aku mendapat ruang. Celana dalam pink, hitam berenda, miniset putih, hitam, bra, maafkan aku siapapun pemiliknya.

Di kejauhan bunyi mesin cuci terdengar tanda selesai pengeringan, Cindy datang dan mengeluarkan isinya. Dia lalu juga ke tempat jemuran yang sudah penuh. Cindy memperhatikanku dan pakaian kering yang belum diambil pemiliknya.

"Jemurannya penuh ya," katanya kepadaku sambil membawa pakaiannya yang akan dia jemur yang sebagian besar berwarna pastel. "Lita! Jemuranmu!"

Dia berteriak memanggil Lita di kamarnya, Lita menyahut lalu turun.

Lita yang melihat pakaiannya sudah pindah tempat lalu mengambilinya sambil malu. Aku menunggunya selesai, berjongkok di sisa pakaianku yang belum dijemur di bak.

"Uhuyyy, Fino sekarang bisa dapat pemandangan gratis setiap hari nih." kata Lita mengambili dalamannya. "Mau lihat yang masih anget nggak?"

Dia bertanya padaku, sedetik kemudian Lita menghampiri Cindy dan menyingkap rok panjang Cindy yang berwarna putih. Sekejap mata terlihat celana dalam yang lebih putih tertimpa sinar matahari pagi yang segar, terpasang indah di atas paha putih Cindy, diikuti suara teriakan Cindy yang terkejut tidak sempat menangkis serangan, lalu menggerutu sebal ke Lita yang usil. Lita langsung kabur menghilang dengan membawa pakaiannya yang sudah kering.

Aku tidak sempat membuang pandanganku, Cindy melihatku malu. Otakku membeku, aku cuma bisa melongo tanpa berkedip, masih terbayang-bayang gambaran indah rok tersingkap sepersekian detik barusan.

"K- kamu duluan aja jemur." Cindy memalingkan tubuhnya sambil membawa ember berisi pakaiannya, lalu pergi, wajahnya memerah.

===============

Malam itu teman Linda yang bernama Amy datang menginap di kamarnya. Amy kabur dari rumahnya, bapaknya mengamuk, KDRT. Mereka curhat seru hingga malam.

"Kok ada cowok sih di kosanmu?" tanya Amy heran kepada Linda saat melihatku lewat.

Maaf, temanmu jadi merasa risih ada seorang cowok di kosan cewek. Aku masuk kamar aja, mengurung diri.

*tok tok*

Pintu kamarku diketuk. Aku membukanya, Linda berdiri di depan kamarku.

"Fino, barangkali kamu bisa berbagi nasihat bantu permasalahan temenku Amy dari perspektif cowok. Sini deh."

Linda menarikku bergabung dengan Amy dan yang lain yang ikut nimbrung di ruang tengah. Amy memasang barier cowok saat aku datang, beda sama yang lain yang mungkin sudah mulai terbiasa tinggal sama cowok asing.

"Bapaknya Amy ini enaknya diapain ya, sudah jelas dia yang ketahuan selingkuh, eh malah istri sama anaknya yang jadi bulan-bulanan. Adiknya Amy yang kecil pun kemarin baru dapet semprot karena ngungkit bekas luka memar di tubuh ibunya." Linda menjelaskan keadaan Amy.

Amy yang merasa hopeless berharap sesuatu di perminggatannya ini.

"Kena pelet kali ya bapakmu," kata Nene.

Nosaku: Cowok Penghuni Kos CewekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang