14. Pukulan Leo

4.2K 464 21
                                    


.
.
.
.
.
Ares menyiapkan makan siang untuk anak-anak ayah nya yang lain, sedangkan Alta tengah menemani Alden di kamarnya.

Ares sengaja meminta Alta tetap menemani Alden supaya bisa menenangkan Alden jika pemuda itu menggigau.

"Ugh.." Ares menumpukan tangannya pada meja makan saat kepalanya terasa sakit, beruntung semua makanan yang dia siapkan sudah selesai.

"Jangan sekarang." Ares bergumam lirih, berharap jika rasa sakitnya tidak datang sekarang.

Ares berusaha menyembunyikan rasa sakitnya saat mendengar suara mobil Leo masuk kehalaman rumah.

Brak

"ARES!" Ares tersentak saat mendengar Leo memanggil namanya untuk pertama kali, meskipun dengan cara berteriak.

"Bang Leo, tenang."

Ares segera keluar dari dapur saat mendengar teriakan Rion.

"Ada apa?"

Buagh

Leo yang melihat kehadiran Ares langsung melayangkan pukulan, bahkan Ares belum sempat mendapat jawaban.

"BANG LEO!" Rion yang melihat bagaimana Ares tersungkur karena pukulan Leo, langsung menarik Leo menjauh dari Ares.

"Lo bawa kemana kembaran gue sialan?!" Ares menyentuh pipinya yang terasa nyeri.

"Alden ada di kamarnya sama Alta." Ares hanya menjawab ringan, bahkan dia terlihat seolah tidak masalah dengan pukulan yang dilayangkan Leo. Hal itu berhasil membuat Rion mematung.

"Cih, awas kalau sampai kembaran gue kenapa-kenapa!" Ares hanya menghela nafas pelan saat Leo berlalu meninggalkan Ares dan Rion. Sedangkan Hadar, Igel dan Rius yang baru saja masuk kedalam rumah hanya mematung.

"L-lo gak papa?" Ares menoleh pada Rion dan menggeleng, bahkan Ares masih sempat mengulas senyum.

"Gak apa, makan siang udah siap. Kalian bisa langsung makan atau mau bersih-bersih dulu." Rion menggigit bibir bawahnya saat mendengar ucapan Ares. Orang yang selama ini mereka jahili bahkan masih bisa tersenyum dan mengurus mereka.

"Rion." Hadar mendekati Rion saat melihat Ares berlalu ke lantai dua, sepertinya pemuda itu akan kembali ke kamarnya.

"Hadar." Hadar langsung menarik badan Rion kedalam pelukannya.

"Gak usah nangis." Rion membalas pelukan Hadar erat.

"Dia masih ngurusin kita meskipun udah kita kerjain, gue jadi ngerasa bersalah."
.
.
.
.
.
Leo mengepalkan tangannya saat mengetahui bahwa Alden tengah demam, pemuda itu mengira pasti Ares yang sudah membuat Alden demam.

Leo sengaja menemani Alden setelah Alta pamit untuk mengerjakan tugasnya, semua dia lakukan agar Ares tidak menemui Alden. Tapi satu hal yang belum Leo tau, jika Alden sakit bukan karena Ares. Dan Lagi Ares tidak akan masuk ke kamar mereka lebih dulu kecuali dalam keadaan darurat seperti tadi siang.

"Dia pasti bikin lo sakit kayak gini kan Den?" Alden yang tertidur jelas tidak mungkin menjawab pertanyaan Leo.

"Dia harus dapet hukuman karena udah ngebuat lo sakit." Leo mengepalkan tangannya marah.

Pemuda itu mengambil ponselnya dan menghubungi sang ayah yang saat ini tengah berada di amerika.

Tut

Tut

Tut

Klik

"Halo, ada apa Le?"

"Anak selingkuhan papa itu ngebuat Alden sakit!" Leo tidak peduli jika Langit terkejut mendengar ucapannya, dia hanya tidak suka dengan Ares.

Constellation (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang