.
.
.
.
.
Alta marah, sulung keluarga Fazwan itu menghukum Leo dengan menarik semua fasilitasnya dan tidak memperbolehkan Leo keluar rumah selain ke sekolah selama sebulan. Leo bahkan tidak di perbolehkan Alta membawa mobil, Ares yang akan selalu menjemput mereka di sekolah.Awalnya Alta menolak usulan Ares yang menawarkan diri untuk menjemput anak-anak ayah nya di sekolah, karena Alta tau jadwal kuliah Ares itu tidak menentu. Belum lagi Ares yang akan bekerja sepulang kuliah, Alta hanya tidak ingin Ares sakit.
"Mas Alta, bang Ares, Alden mau bawa mobil sendiri, tapi bang Ares tetap jemput Leo aja. Nanti Leo lari lagi kalau Alden yang bawa mobil." Leo yang mendengar ucapan Alden langsung merengut. Kembarannya itu memang memaafkan tapi belum kembali seperti semula.
"Ares gimana?" Ares hanya mengangguk, sejak mereka melihat aura menyeramkan Ares saat itu, mereka memaksa Ares untuk ikut makan bersama mereka. Karena mereka tau Ares mampu membuat Leo tidak berkutik.
"Bang Ares hari ini ada kuliah jam berapa?" Ares menatap Rion.
"Jam sembilan." Rion merengut.
"Berarti bang Ares pulang kerja malem lagi?" Ares mengernyit bingung.
"Ada apa Yon?"
"Mau minta ajarin main gitar lagi, gue mau ngisi nilai gue yang kurang bang." Ares mengulas senyum tipis, begitu pula Alta.
"Ya sudah nanti jam empat belajar sama saya di kamar." Rion mengangguk semangat, tapi kemudian menatap Ares terkejut.
"Abang gak kerja?" Ares menggeleng.
"Kemarin adalah hari terakhir saya kerja, ada seseorang yang mengancam saya untuk berhenti kerja." Rius, Alta, Alden, Igel dan Rion tersenyum senang mendengar hal itu.
"Akhirnya, abang gue satu ini gak perlu pulang malam! Mau sungkem sama yang bisa ngancam bang Ares!" Rius memekik senang, hingga membuat Igel yang ada di sebelahnya tersedak.
"Gak usah kenceng-kenceng, gue kaget!"
.
.
.
.
.
"Buat kamu." Ares menyodorkan uang lima puluh ribu pada Leo, saat mobil Ares berhenti di depan sekolah."Gak usah." Ares tersenyum tipis mendengar penolakan Leo.
"Ambil Le, saya tau uang jajan kamu sudah habis dan Alta gak akan kasih kamu uang jajan lagi minggu ini." Leo terlihat bimbang saat mendengar Ares mengatakan itu. Alta memang juga menghukum Leo dengan memberikan uang saku sebanyak lima puluh ribu untuk satu minggu.
"Ambil Leo, setelah ini saya harus mengantar Alta ke kampus." Leo akhirnya menerima uang itu dan beranjak keluar dari mobil.
"Makasih." Ares tersenyum mendengar ucapan lirih Leo.
"Sama-sama Le."
Ares segera memacu mobilnya setelah memastikan Leo masuk kedalam sekolah, bahkan Ares juga memastikan mobil Alden sudah sampai di sekolah dengan selamat.
Niatnya Ares ingin langsung pulang, tapi di perjalanan Ares melihat seorang wanita tengah kesulitan mengumpulkan belanjaannya yang terjatuh. Kemungkinan kantung plastik belanjaan wanita itu sobek.
Ares menghentikan mobilnya, melirik ke bangku belakang dimana ada kantung belanja bekas dia belanja kemarin.
"Saya bantu ya bu." Ares segera membantu wanita itu mengumpulkan belanjaannya dan meletakannya di kantung belanja yang dia bawa.
"Aduh terima kasih ya nak." Ares mengulas senyum tipis.
"Ibu bisa pakai kantung ini, kantung plastik nya sobek." Wanita itu tersenyum.
"Kamu keliatan masih muda, umur kamu berapa?" Ares kembali tersenyum.
"Saya sembilan belas tahun bu." Wanita itu mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Constellation (Sudah Terbit)
FanficAntares tidak menyangka bahwa kehilangan sang bunda akan membawanya pada duka yang mendalam. Kecelakaan lalu lintas yang terjadi tepat di depan matanya membuat Antares kehilangan cahaya hidup nya. Antares tidak pernah mengenal siapa ayahnya, karena...