.
.
.
.
.
Ares sudah mengatakan pada Rian jika dia akan bertemu dengan anak-anak ayah nya, Ares bahkan juga membagikan lokasi tempat dia menunggu bersama Rion."BANG ARES!" Ares sedikit terlonjak kaget saat mendengar teriakan Igel dan Rius, juga tubuhnya yang langsung di peluk Leo.
"Lo baik-baik aja kan bang? Sehat kan?" Ares tersenyum kikuk mendengar pertanyaan Leo, di tambah pemuda itu mengecek tubuh Ares dengan seksama.
"Saya baik-baik saja." Ares menepuk punggung Leo pelan.
"Abang." Ares mengulas senyum saat Alden mendekat.
"Abang kemana aja? Kenapa telpon Alden gak pernah diangkat." Ares membuka tangannya saat Leo melepaskan pelukannya, Alden langsung memeluk Ares, membuat tubuh mungil Ares tenggelam.
"Maaf." Ares hanya mengucap maaf, tapi semua saudaranya tau kenapa Ares mengatakan itu.
"Jangan minta maaf." Ares menatap Alta.
"Kamu habis nangis Ta?" adik-adiknya yang lain serempak menatap kearah Alta.
"Nangisin abang, abang ilang soalnya." Ares tertawa kecil mendengar ucapan Rius.
"Padahal saya udah minta Rasen buat bilang kalau saya baik-baik aja." Alta terkejut mendengar ucapan Ares.
"Rasen? Rasen tau kamu dimana?" Ares mengangguk polos.
"Dia bilang, dia gak tau kamu dimana!" Ares tertawa canggung.
"Saya yang minta, karena saya gak mau ayah tau saya ada dimana." Ares menjawab lirih.
"Ares maaf." Ares mengernyit saat Alta mengucap maaf.
"Kenapa minta maaf?"
"Karena mama membuat bunda kamu sakit hati." Ares terkejut mendengar ucapan Alta, pemuda itu menatap saudara-saudaranya lekat.
"Kamu?" Alta mengangguk.
"Kita semua udah tau, maaf." Ares menggeleng.
"Gak ada yang perlu dimaafkan Ta, jangan minta maaf." semua yang ada disana terdiam, bagaimana Ares memaafkan mereka seperti itu.
"Ares, setelah ini kamu mau kemana?" Ares menatap lekat pada saudara-saudaranya.
"Pulang ke rumah bunda." Alta menatap lekat pada Ares.
"Dimana?"
"Jogja." Alta berbinar mendengar jawaban Ares.
"Aku ikut boleh?" ucapan Alta membuat Ares terkejut.
"Kalau mas Alta ikut, gue juga ikut. Bulan depan kita udah libur." Leo ikut mengatakan keinginannya.
"Ih Alden juga ikut!"
"Gue juga bang!"
"Kita semua ikut." Ares benar-benar pusing mendengar seruan saudara-saudaranya.
"Kalau yang abang takutin itu papa, gak usah khawatir, biar itu urusan kita!"
.
.
.
.
.
Ares terpaksa memberikan alamat rumah Rian pada saudara-saudaranya, Ares tidak mungkin memberikan alamat rumahnya sendiri pada mereka. Bisa-bisa sang ayah akan marah padanya jika tau anak-anak nya ikut ke jogja.Ares berjalan di koridor rumah sakit dengan pelan, pemuda itu pusing karena pikirannya sendiri. Dia takut, tapi tidak bisa mengatakan hal itu. Bayang-bayang akan sang ayah yang memakinya.
"Hah..." Ares mengelus dadanya yang tiba-tiba terasa sesak.
"Antares?" Ares menoleh dan terkejut melihat Noe berjalan mendekatinya dengan tergesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Constellation (Sudah Terbit)
FanfictionAntares tidak menyangka bahwa kehilangan sang bunda akan membawanya pada duka yang mendalam. Kecelakaan lalu lintas yang terjadi tepat di depan matanya membuat Antares kehilangan cahaya hidup nya. Antares tidak pernah mengenal siapa ayahnya, karena...