not a bitch

5.5K 263 25
                                    

Mark Lee, CEO dari Leon Company itu merolling matanya ketika dia ditahan oleh penjaga bar. Segera membuka dompetnya lalu memberikan kartu nama miliknya.

"Silahkan masuk tuan" Mark mendengus, ini bukan pertama kalinya dirinya diperlakukan seperti ini, baik di bar ataupun tempat lainnya.
Padahal pakaian yang digunakan adalah pakaian kerja tapi tetap saja.

Mata Mark menulusuri ke setiap pengunjung, ia sedang mencari seseorang yang membuatnya harus datang ke tempat keji seperti ini.
Jika istrinya tahu pasti akan marah padanya.

"Ada yang bisa dibantu tuan?"seorang pelayan menghampiri Mark yang kebingungan.

"Lucas wong" sepertinya pelayan itu mengerti dan langsung mengarahkan Mark ke sebuah ruangan.

"Tuan wong ada didalam" Mark mengangguk lalu membuka ruang VIP di bar tersebut.

Brengsek memang tuan muda wong ini. Mark masuk ketika Lucas sedang making out.

"Ohh bro.." wanita yang ada dipangkuan Lucas itu lalu menyingkir lalu duduk di samping tuannya itu.

Mark mendelik lalu duduk di sebrang Lucas, Kelakuan sahabatnya ini memang brengsek terlihat sekarang dengan dua wanita yang ada disampingnya.

"Kau membutuhkan sesuatu?"

"Tidak perlu" Mark tahu arah pembicaraannya ini.

Lucas terkekeh mendengar perkataan sohibnya itu. Memang Mark terbaik.

"Oke-oke.."

"Honey.. kalian berdua keluar dulu oke, aku harus bicara berdua dengan sahabatku ini" terlihat kedua jalang itu dengan anggun meninggalkan ruangan ini.
Salah satu wanita tersebut ingin menyentuh wajah Mark tapi ditepis oleh Mark.

"Don't touch bicth"

Setelah kedua orang itu pergi, Mark sedikit bern Loafas lega.

"Gue gak akan pernah pergi lagi kalo mau ketemu di tempat seperti ini " Lucas tersenyum.

"Oke Mark, ini terakhir kali"

"To the points, ini udah malam.." keduanya lalu melanjutkan obrolan dengan serius mengenai pekerjaan yang melibatkan keduanya.

Sekitar 1 jam lebih mereka berdiskusi lalu mendapatkan hasil, setelah itu Mark akan pulang.

"Langsung pulang?" Mark mengangguk.

Sebelum Mark sampai di pintu, Lucas menahan.

"Jika nanti ada yang menganggumu, sebut namaku" Mark mengerutkan keningnya.

Tapi tak ingin berpikir lebih jauh, mengangguk lalu meninggalkan ruangan itu.

Mark melihat sekitar, ia baru sadar ternyata ini bukan bar biasa, sepertinya ini menyatu dengan bar gay.

Sang istri sudah mengirimkan pesan untuk pulang, ia pun ingin cepat keluar.

Sebelum keinginan itu terwujud, Mark keburu ditarik oleh seseorang masuk ke sebuah tempat asing dengan orang itu memegang erat pinggangnya.

Mark mengeram emosi, melepaskan pelukan itu.

"Lepas sialan!!" Tapi laki-laki itu malah mengeratkan pelukannya.

"Bukankah, kau menyukainya?" Mark tak mengerti dengan ucapan laki-laki tersebut.

"Look at me" dagu Mark diarahkan agar melihat tengadah kepadanya.

Laki-laki itu tersenyum membuat Mark merasa akan ada bahaya.

"Cantik sekali hm" tepisan pada orang yang berani menyentuh pipinya Mark berikan.

Sekali lagi, laki-laki itu terkekeh.

"Jangan menyentuhnya sialan!!"Mark memberontak ketika pantatnya diremas oleh orang yang tidak dikenal.

"Tapi aku menyukainya"

"Brengshmmftt" mata Mark membulat ketika tiba-tiba dirinya dicium dengan cepat, bahkan segala penolakannya tak membuat laki-laki brengsek ini menjauh.

Mark memejamkan matanya, ia serasa mati rasa. Bahkan ketika laki-laki asing itu mengeksplorasi mulutnya selama lebih dari 20 menit.
Dengan refleks Mark mengalungkan tangannya ketika laki-laki tersebut menarik kakinya untuk dipangku.

Remasan pada bahu lelaki itu yang dilakukan Mark agar cepat mengakhiri hal ini. Tapi tidak mendapatkan respon sedikitpun.
Mark baru merasakan berciuman seintens, selama, dan juga sejauh ini bahkan dengan istrinya.

"Aakhh.. cukup!" Mark mengeram ketika laki-laki itu mulai menjelajah lehernya dan mulai merangsek masuk ke dalam bajunya. Entah kekuatan dari mana atau memang laki-laki itu tidak fokus membuat Mark dengan mudah mendorong, untungnya Mark mempunyai keseimbangan jadi tidak jatuh.

Plak

Tamparan keras laki-laki itu terima dari Mark.

"Gue bukan jalang yang lo suka tiduri brengsek!!" Laki-laki terdiam sampai mark sudah keluar jauh.

"Hahh" Jaehyun, laki-laki itu menyentuh pipinya. Terasa panas dan perih saking kuatnya tamparan itu. Bahkan ada darah yang keluar dari belah bibir jaehyun.

Dirinya melihat pintu yang dipakai untuk keluar laki-laki tadi.
Tak berselang lama ada 4 orang masuk ke dalam tempat itu.

"Cari orang yang tadi bersama saya"

"Baik tuan" sedangkan jaehyun segera beranjak keluar dari ruangan tersebut.

Niat dirinya untuk mencari kesenangan malah mendapatkan tamparan.
Jaehyun masuk ke mobil yang sudah dibuka untuknya. Ia menyentuh bibir miliknya.

"Saya baru aja ditolak"gumam jaehyun. Tapi ketika mengingat ciuman tadi membuatnya ingin merasakan lagi.

"Saya harus temuin kamu lagi, saya menginginkan kamu" memikirkan orang yang tadi bersama dengan dirinya membuat jaehyun ingin segera mengurung untuk dirinya sendiri.

"Bibirnya manis sekali"ingat jaehyun.

Sedangkan pemilik bibir manis itu sedang berada di mobil, setelah bisa keluar. Mark segera pergi ke mobil lalu segera keluar dari bar itu.
Setelah dikira aman, Mark mengehentikan mobilnya.

Mark memukul kepalanya karena hal tadi terus berputar dalam otaknya.

"Laki-laki brengsek!!!" Bibir Mark bengkak, bahkan ada beberapa tanda di lehernya. Ia tak mungkin pulang dengan keadaan seperti ini.

Mark pun menghubungi istrinya itu, untuk memberi tahu untuk tidak pulang dan akan menginap dengan Lucas. Untungnya istrinya tahu kalau tadi Mark memang akan bertemu dulu dengan sohib nya itu.
Malam ini akan tidur di hotel saja.













Bersambung

Mark Harem [NCT] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang