Polisi baru memperkenankan jenazah Ardi dimakamkan seminggu setelah Alesha mengidentifikasinya. Ini adalah prosesi pemakaman paling sunyi yang pernah Emryn hadiri. Hanya ada Alesha dan anak-anaknya, lalu ia, Rania, dan Gibran. Selain mereka hanya ada seorang ustadz, dua petugas polisi dan para penggali kubur. Sementara Pak Ali Azis, yang telah dicocokkan DNA nya dengan Ardi, menolak hadir karena merasa tidak mengenal Ardi. Pada akhirnya, hanya keluarga intinya yang mengantar Ardi sampai ke liang lahat.
Emryn melihat wajah Satria dan Rezha memerah, sesekali mereka juga mengusap air mata. Sekalipun mereka tidak menyukai tindakan ayahnya, rupanya ikatan ayah-anak itu masih kuat. Sabrina apalagi, sedari pagi ia terus menangis, ia mulai mengerti kalau Pip nya meninggal dan takkan kembali. Kini ia tertidur dalam gendongan Gibran.
Usai mengaminkan doa-doa Ustadz, masing-masing pun pulang dalam diam. Alesha bersama anak-anaknya, Rania bersama Gibran. Emryn tadinya menawari untuk mengantar keluarga Alesha, tapi seperti diduga, Alesha menolak, alhasil ia membawa Kaisar yang untungnya sedari tadi tidur santai di mobil, supaya tidak terasa terlalu sepi.
Dari balik jendela, Emryn menatap Alesha yang sudah mulai memundurkan mobilnya dari tempat parkir. Ingin rasanya ia menemani Alesha dan menghiburnya. Tapi itu semua tak mungkin. Akhirnya, ia cuma bisa mengadu pada Kaisar. "Sar, gimana rasanya coba, kalau kamu lagi pengen di deket Darling, tapi kamu cuma bisa lihat dia dari balik jendela."
Kaisar mengangkat kepala, mengeong pelan, tapi lalu asyik tidur lagi. "Hih, dasar raja cuek! mbok ya elus-elus gue dikit gitu, Sar!" Emryn mengomel. Kaisar membuka mata, menegakkan kepala, tapi lalu malah mengeong galak, seakan ocehan Emryn itu benar-benar gangguan serius buat agenda tidurnya. Emryn cuma bisa melirik sebal, lalu mengarahkan mobil elektriknya ke jalanan.
Alesha betul-betul menutupi fakta kematian Ardi yang tragis kepada anak-anaknya. Emryn akhirnya bisa menerima tindakan itu, karena kalau sampai cerita itu tersebar, pasti kehidupan anak-anak Alesha tak akan nyaman, mereka mungkin harus menghadapi aneka respon dari orang-orang yang ingin memuaskan rasa penasaran dan dugaan mereka. Selain itu, proses penelusuran fakta oleh polisi bisa saja terganggu. Maka, kabar meninggalnya Ardi pun sunyi. Di Kampus, maupun di sekolah anak-anak Alesha. Semua berlangsung seperti biasa.
Sampai suatu malam gerimis, saat Emryn baru selesai mandi sepulang dari Kampung Tentrem, bel pagar rumahnya berbunyi. Ia menyalakan monitor untuk mengecek CCTV. Seseorang dengan jas hujan hitam berdiri di depan pagar. Emryn menekan remote di posisi zoom.
"Satria?"
Cepat-cepat Emryn menekan tombol pembuka pagar. Satria berlari ke dalam, disambut Emryn yang masih mengenakan handuk kimono. Bibir Satria bergetar. Tubuhnya menggigil. Emryn memperkirakan ia berjalan kaki dari rumah kontrakan mereka.
Satria menyesap coklat hangat di tangannya pelan-pelan. Ia sudah mandi, berganti pakaian Emryn yang terlihat kebesaran. Dan kini duduk nyaman di kursi makan. Dengan sabar, Emryn menunggunya bicara.
"Maaf Om, Satria nggak tau harus kemana lagi. Satria tadi berantem sama Mim."
Emryn menatap Satria penuh tanda tanya. Tak biasanya Satria menentang ibunya. Selama ini ialah anak yang selalu di depan melindungi Alesha.
Sepandai-pandai menyimpan bangkai, baunya akan tercium juga. Seminggu setelah pemakaman, seorang wartawan yang bersembunyi di balik identitas anonim melaporkan kejanggalan-kejanggalan dari kematian korban berinisial ATB, juga fakta-fakta keterlibatan mafia judi dan prostitusi di baliknya. Laporan itu memang tak ditayangkan di media massa, namun menyebar secara underground, dari forum-forum online sampai ke grup-grup chat.
Dan kabar itu akhirnya sampai di mesin pencari Satria. Anak yang beranjak remaja itu memang sudah masanya mulai mengerti bahwa dunia bukanlah tempat yang ideal dimana kebaikan selalu menang. Mulai mengerti bahwa orangtuanya bukan manusia hebat serba sempurna, namun justru sebaliknya, penuh kekurangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lima Menit
RomanceEmryn Arka Giandra, profesor muda tertampan, tercerdas, dan banyak proyek berdana besar, bertekad menjadi single seumur hidup. Ia terkenal disiplin. Janji temu dengannya harus selesai dalam lima menit atau maksimal 3x5 menit. Namun, hidupnya berub...