PROMIÑTE:26.

974 130 54
                                    

"Kau baik baik saja?"Lalice mengangguk dan tersenyum tipis, sejujurnya dadanya terasa begitu sesak ditambah kepalanya terasa begitu pusing.

Dia tak ingin Lisa terlalu khawatir karenanya,ia tak ingin Lisa malah bersedih karena dia merasa sakit.

"Tapi wajahmu pucat"

"Aku baik baik saja, tidak perlu khawatir.."Sahut Lalice,ia kembali menyematkan senyumannya untuk meyakinkan Lisa.

"Justru karena kau mengatakan kau baik baik saja seperti ini lah yang semakin membuatku khawatir lalice-ya.."

"Apa kau lupa? saat kau sakit aku juga merasa sakit, begitu juga sebaliknya.."

"Kau tidak ingat? saat kita berusia 6 tahun,kau pernah merasa sesak dan itu karena aku yang merasakannya lebih dulu.."

"Dan itulah yang sekarang aku rasakan,aku tahu kau juga sedang merasakan sesak di dadamu iya kan?"lalice tersentak mendengar ucapan Lisa,ia lupa jika dia dan lisa memiliki ikatan yang begitu kuat dimana ketika salah satu dari mereka merasa sakit maka yang lainnya juga ikut merasakan sakit yang sama.

"Ayo ke dokter,"lalice hanya bisa mengangguk pasrah,ia juga sudah terlalu lemah untuk berdebat dengan Lisa.

"Tapi tolong jangan beritahu Irene dan Jihyun unnie tentang ini.."lisa hanya mengangguk sembari mengusap lembut Surai coklat Lalice.

****

"Bagaimana dokter? apa yang terjadi pada saudari ku?"

"Nona, kami harus melakukan beberapa tes pada saudari anda!"lisa terdiam,ia menatap dokter itu dengan bingung.

"Dokter,dia baik baik saja kan?"

"Kuharap begitu nona, itulah kenapa kami perlu melakukan beberapa tes pada saudari anda."

"Apa tes ini akan menyakitinya? jika iya,maka tolong jangan lakukan itu,"

"Tidak nona, tes ini tidak akan menyakiti saudari anda sedikitpun.."ujar dokter itu tersenyum tipis.

"Baiklah,"

.

Lisa nampak begitu gusar berjalan mondar mandir di depan pintu ruang dimana Lalice sedang melakukan tes yang di katakan oleh dokter tadi.

"Tuhan, tolong untuk jangan uji aku lagi.."lisa melirih sembari menggigit ujung kukunya dengan terus berjalan mondar mandir.

ia benar benar takut, bagaimana jika dia kehilangan lalice juga? ia tidak akan sanggup jika harus kehilangan lagi.

alasannya masih hidup sampai sekarang adalah lalice, jika lalice juga ikut pergi maka siapa yang akan lisa jadikan alasan untuk hidup?

klek~

lisa menghampiri dokter dengan cepat dan langsung menanyakan hasil tes nya pada dokter itu.

"Bagaimana?"

"Hasilnya akan keluar besok, kita akan melihatnya besok.."Jawab dokter tersebut.

"Ba-baiklah.."

lisa berjalan menghampiri Lalice yang masih berada didalam ruang tes,ia lihat betapa pucatnya wajah lalice saat ini.

sebenarnya sedari tadi ia juga merasa sesak,itu berarti lalice masih merasakan sesak yang mungkin begitu menyakitkan baginya,begitulah yang Lisa pikirkan sedari tadi.

"Ayo pulang!"lisa hanya mengangguk kemudian memapah Lalice untuk turun dari brankar.

"Aku baik baik saja,tenanglah lisa-ya.."tanpa Lalice sadari Lisa menyeka air matanya yang tanpa izin telah jatuh di pipinya.

PROMIÑTE ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang