PROMIÑTE:5.

1.8K 220 36
                                    

Gadis berponi itu menyingkap seragam sekolahnya sembari bercermin,"Astaga,pantas saja rasanya begitu sakit!"gadis itu meringis melihat lebam di punggungnya.

"Pasti akan sangat menyakitkan saat terkena air nanti.."Lisa melirih,lalu setelahnya melangkah masuk ke kamar mandi.

Sesekali ia meringis saat luka dan lebam yang ia dapatkan karena Naeun tadi pagi terkena guyuran air yang mengalir.

"Eomma,kenapa kau harus meninggalkan aku? Jika kau tidak meninggalkan aku mungkin aku tak perlu disini,dan tidak perlu menghadapi kebencian dari kakak kakakku sendiri.."Air mata gadis itu perlahan mulai berlinang,walau tidak begitu nampak karena mengalir serentak dengan guyuran air yang membasahi tubuhnya.

"Jika tahu akan begini,aku pasti akan memilih untuk ikut denganmu saja.."

"Eomma.."gadis berponi itu mulai terisak.

"Eomma..."

"Eom-eomma.."

Rasa sesak karena menahan semua kesedihannya sendirian benar benar tak dapat ia tahan lagi,selama 17 tahun ia hidup hanya bersama ibunya tapi sekarang sosok yang selalu menjadi semangat untuknya malah pergi darinya.

Dan sekarang ia malah dipertemukan dengan orang orang yang merupakan keluarga nya namun tak merasakan kasih sayang dari mereka.

.

Jennie nampak menghela nafasnya kasar,hari ini dia cukup lelah karena memiliki tugas dari kampus yang harus ia selesaikan dengan cepat.

Saat hendak melewati kamar Lisa gadis bermata kucing itu tak sengaja melihat pintu kamar Lisa yang sedikit terbuka.

Jennie nampak tak peduli,tapi entah karena apa rasa penasaran tiba tiba muncul di dirinya membuat dia melangkah dan hendak masuk,namun niatnya ia urungkan saat melihat Lisa sedang tertidur.

"Enak sekali hidupnya,dia bisa tidur dengan tenang sementara kami tidak bisa bernafas dengan tenang karena kehadirannya.."gadis bermata kucing itu tiba tiba saja malas,lalu menutup pintu kamar Lisa dengan kasar.

Memilih melangkah pergi dari sana menuju kamarnya.

Saat memasuki kamarnya Jennie menghempaskan tubuhnya ke ranjang tidurnya sembari menghela nafasnya perlahan.

"Melelahkan sekali.."

"Lihat! Kau pasti sudah menunggu lama untuk kesempatan mengatakan ini, iya kan?" Ujar yong woo ber smirk.

"Aku semakin yakin, bayi itu bukanlah anakku!"

"Mari kita bercerai! Jika itu kemauanmu.."

Bayang bayang pertengkaran ayah dan ibunya hari itu masih terus teringat diingatannya,apalagi saat ibunya pergi hari itu mereka masih begitu kecil.

"Jika saja anak itu bukan penyebab mereka berpisah,mungkin semua ini tak akan terjadi.."

"Aku tahu sikapku salah pada anak itu,tapi tetap saja mengetahui kalau dia anak yang Eomma kandung 17 tahun yang lalu itu membuat emosi ku muncul dengan sendirinya.."gadis itu bergumam pada dirinya sendiri.

Memejamkan matanya sejenak,lalu kembali membuka matanya dan kembali beranjak untuk menuju kamar mandi.

Belum sempat masuk gadis bermata kucing itu sedikit tersentak karena mendengar ketukan dari pintu kamarnya.

"Ya,sebentar!"Gadis itu Berseru sembari berjalan hendak membuka pintu.

"Kau?"

"A-aku.."

"Maaf mengganggu,tapi tuan Kim menyuruhku untuk memanggilmu untuk makan malam.."

"bukankah tadi dia sedang tidur?"jennie bertanya dalam hati,sembari menatap lekat gadis berponi itu yang bisa ia lihat sepertinya sudut bibir Lisa terdapat luka,dan di pipi nya juga ada lebam.

PROMIÑTE ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang