- 𝘔𝘖𝘔 : 𝘋𝘖𝘕'𝘛 𝘓𝘌𝘈𝘝𝘌 𝘔𝘌 -
Wendy berdiri dengan sebelah tangan yang menggenggam Eunbi, Si kecil Hwang belum ada yang menjemput. Beruntunglah Wendy merupakan guru bertanggung jawab, menunggu sampai ada yang menjemputnya.
"Eunbi yya," panggil Wendy.
Eunbi menengadah, kepala Eunbi hanya sampai pada pinggang wanita Kwon. Melihat sorot lembut Eunbi membuat Wendy tak bisa menahan senyuman, gemas soalnya.
"Yewon bilang dia mau berteman sama kamu."
Eunbi menurunkan pandangannya. "Tidak mau."
"Kenapa?"
"Tidak mau berteman dengan siapa pun."
Wendy mengerutkan dahinya bingung, selama ini dia memantau interaksi Eunbi dengan teman-temannya. Dan, dia dengan jelas tak menemukan interaksi bocah Hwang bersama teman-teman lainnya. Begitu mendengar dia tidak mau berteman dengan siapa pun, membuatnya ingin lebih tahu lagi.
"Kenapa?" Wendy berjongkok untuk mensejajarkan posisinya dengan Si kecil. "Kenapa Eunbi tidak mau berteman dengan siapa pun?"
"Tidak tahu."
"Eunbi harus berteman, teman bisa membantu Eunbi saat Eunbi membutuhkan sesuatu," tutur Wendy. "Mulai besok, cobalah untuk berteman, ya?"
Eunbi menggelengkan kepalanya. "Tidak mau."
Tiba-tiba terdengar suara mobil yang menepi di sana, Wendy beranjak dan langsung membungkuk pada seseorang yang keluar dari mobil itu. Yakni Jeonghan, ayahnya Sinb yang sudah pasti datang terlambat karena harus menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu.
"Terima kasih karena sudah menjaganya, Bu." ungkap Jeonghan sembari membungkuk, ia mengambil Eunbi darinya.
"Sama-sama," balas Wendy. "Hati-hati di jalan, Eunbi."
Jeonghan terkekeh mendengarnya, ia berbisik pada Eunbi untuk membalas gurunya itu. Eunbi menurut pada Sang ayah, melambaikan tangan sambil memberi senyuman tipis-tipis.
"Ayo, Ayah sudah berjanji untuk pergi membeli es krim, 'kan?" Jeonghan membukakan pintu untuk Eunbi.
Eunbi mengangguk mantap. "Terima kasih, Ayah."
"Kamu senang, 'kan?"
"Ya!" Eunbi menjawab dengan semangat. "Sekarang Eunbi milik Ayah, deh."
"Tiba-tiba?" tanya Jeonghan kaget, ia menarik sabuk pengaman untuk Eunbi. "Ah, palingan setelah ada Ibu nanti Ayah terabaikan lagi."
"Tidak." kata Eunbi sambil menggelengkan kepalanya. "Sekarang Eunbi mau sama Ayah saja."
Kening Jeonghan berkerut bingung, sejurus kemudian ia mendaratkan satu kecupan singkat pada kening Eunbi. Menatapnya lamat, lalu dibuat bertanya-tanya saat Eunbi tidak merengek atau mengeluarkan kata-kata mutiara setelah diperlakukan seperti itu olehnya.
"Kamu sakit, Eunbi?" tanya Jeonghan, ia meraba keningnya.
"Ayah."
"Ya?"
"Eunbi tidak suka Ibu sekarang, Ibu menyebalkan, Ibu sangat sibuk!"
"Hei, jangan bicara seperti itu."
"Biarkan saja." Eunbi melipat kedua tangan di bawah dada kesal. "Pokoknya Eunbi tidak suka Ibu, Eunbi cuma suka Ayah saja."
Tidak. Jeonghan tidak suka hal ini, meskipun dia sering menjadi nomor dua di pandangan putri atau istrinya, tapi dia tidak suka saat Eunbi tiba-tiba saja menjadikannya yang utama. Apalagi sampai mendengar kata tidak suka keluar dari mulut mungilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOM
Fanfiction[COMPLETED] Book 1 "Ibu, jangan tinggalkan Eunbi." [02-01-23] #3 Sinb