23. Diam Kamu, Ya

263 58 35
                                    

- 𝘔𝘖𝘔 : 𝘋𝘖𝘕'𝘛 𝘓𝘌𝘈𝘝𝘌 𝘔𝘌 -

"Diam kamu, ya. Diam kamu, jangan dekat-dekat dengan Eunbi, diam."

Bocah gembul dengan potongan rambut mangkuk itu mengerjap cepat, dia berdiri kaku seperti akan menangis karena dilarang mendekat. Padahal secara tidak sadar Eunbi selalu datang padanya dan bersenang-senang, tapi lain lagi ketika dia benar-benar berada di alam bawah sadarnya.

"Kembalikan balok kayu punya Eunbi itu."

Bocah itu mengulurkannya dengan gemetar, dia benar-benar takut karena tatapan Eunbi yang tajam menusuk hampir membuatnya menangis, ditambah cara Eunbi bicara menambah rasa ingin menangis.

"Diam kamu, ya." Eunbi menunjuknya. "Kamu tidak diajak, jadi diam kamu."

"Mau bermain, dong."

"Tidak mau!"

"Tapikan kata Ibu guru Wendy harus berbagi."

Eunbi menggelengkan kepalanya. "Tidak, tidak mau."

"Ibu guru Wendy," panggilnya dengan nada memelas. "Eunbi tidak mau bermain."

"Dasar ikan buntal!" celetuk Eunbi tanpa berpikir.

"Hei, Eunbi." Wendy menegur. "Kalian berdua harus berteman, sekarang ini teman akan sangat dibutuhkan."

"Tidak juga," kata Eunbi. "Lagipula, Eunbi tidak mau berteman dengan ikan buntal yang punya rambut mangkuk, tidak suka."

Sebut saja dia Lim Seungkwan, bocah yang tumbuh dengan baik ini berlari menghampiri Ibu guru Wendy dan memeluknya erat sekali. Eunbi menatapnya sinis, sementara Seungkwan tampak ragu-ragu untuk menghampiri Eunbi lagi.

"Bayi singa memang galak, ya, Ibu guru?" tanya Seungkwan sambil mendongak. "Seungkwan bukan ikan buntal, 'kan?"

"Tidak, tentu saja bukan." Wendy mengusap rambutnya dengan penuh kasih sayang. "Sebaiknya kamu mencari teman yang lain, biarkan Eunbi sendirian dulu."

Seungkwan menarik ingusnya. "Bayi singa yang galak, huh!"

Mengetahui bahwa Seungkwan sedang meledek dirinya, Eunbi tidak sungkan untuk melemparkan balok kayu di tangannya hingga hampir mengenai kepala bocah tersebut. Tapi berkat gerakkan Wendy yang cekatan, balok kayu itu mendarat sempurna di genggamannya. Aman, tidak ada benjolan di kepala Seungkwan, jadi Wendy sangat bersyukur pada tangannya yang punya kegesitan.

"Eunbi tidak mau berdua, Eunbi mau sendirian saja!" tekannya.

"Iya, iya kamu sendirian saja, Ibu akan membawa Seungkwan ke teman yang lain saja," kata Wendy. "Seungkwan ah, ayo cari yang lain."

Seungkwan menjulurkan lidahnya meledek, Eunbi yang tak terima hanya mengerutkan dahi sebagai cara melampiaskan kekesalan. Tapi alih-alih terlihat menyeramkan, Eunbi malah kelihatan lucu.

"Dia sangat gendut!"

"Dia menyebalkan!"

"Lihat saja, tidak akan ada yang mau bermain dengan dia!"

Eunbi tetaplah Eunbi, yang keras terhadap keinginannya. Dia yang dikaruniai kata-kata pedas yang selalu terungkap tanpa batas. Seharusnya dia segera diberi paham, bahwa melukai perasaan orang lain dengan kata-kata juga merupakan hal yang salah.

- 𝘔𝘖𝘔 : 𝘋𝘖𝘕'𝘛 𝘓𝘌𝘈𝘝𝘌 𝘔𝘌 -

"Hakim menyatakan bahwa Jeonghan akan dihukum selama lima tahun penjara, dia juga bisa terancam dihukum mati jika anak itu tidak kunjung sadar."

MOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang