- 𝘔𝘖𝘔 : 𝘋𝘖𝘕'𝘛 𝘓𝘌𝘈𝘝𝘌 𝘔𝘌 -
Di saat anak-anak lainnya bermain bebas, Eunbi hanya duduk di samping Sang ibu guru sambil memainkan puzzle. Dia tidak tertarik mengikuti permainan yang ramai, dia lebih suka sendiri tanpa ada pengganggu. Kebiasaan merasa sendiri saat di rumah membuatnya tak terbiasa berinteraksi dengan keramaian.
"Eunbi yya," panggil Wendy.
"Ya?" jawab Eunbi tanpa berniat menoleh.
"Mau ditemani naik perosotan atau ayunan?" tawar Wendy, bagaimana pun Eunbi memerlukan aktivitas yang sama seperti anak-anak lainnya. "Ayo, hanya dengan Ibu saja."
Eunbi menggelengkan kepalanya. "Shireo, Eunbi lebih suka di sini, Ibu guru pergi saja."
"Hei, kamu harus bermain," kata Wendy. "Tahun ini kamu lulus dari sini, kamu akan naik ke jenjang sekolah dasar."
"Memangnya teman itu penting, ya?" tanya Eunbi.
"Tentu saja." Wendy mengusap surai hitamnya dengan penuh kasih sayang. "Jika kamu punya teman, saat kamu membutuhkan sesuatu maka teman kamu akan datang membantu."
"Begitu rupanya." Eunbi manggut-manggut paham. "Tapi, Eunbi bisa melakukan aktivitas Eunbi tanpa bantuan teman, tidak masalah."
"Eunbi yya."
"Jangan paksa Eunbi, Ibu guru." kata Eunbi sambil menaruh potongan terakhir puzzle itu. "Eunbi sekolah karena mau bermain dan belajar, bukan cari teman."
Baiklah, Wendy menyerah. Sudah beberapa kali dia membujuk Eunbi, dan setiap kali membujuk pasti seperti itu. Eunbi selalu bilang jika dia bisa melakukan segalanya sendirian, dia tidak membutuhkan teman dalam hidupnya.
Eunbi mengulurkan puzzle itu kepada Wendy, memberitahukan bahwa dia sudah selesai dengan permainannya. Wendy bertepuk tangan sebagai apresiasi, ia pun memberikan bintang pada susunan puzzle yang dirangkai oleh Eunbi.
"Eunbi mau yang baru, Ibu guru," katanya. "Eunbi bisa bermain lego juga, nanti Eunbi bawa ke sekolah dan Eunbi tunjukan kepada Ibu guru."
CRAT!
"Astaga!"
Genangan air yang bersatu dengan tanah itu terinjak oleh salah satu murid, airnya mengenai wajah Eunbi yang sedang duduk-duduk santai di tepian taman bermain dengan Wendy. Wendy jelas panik sekarang, dia takut Eunbi menangis dan mengundang keributan anak-anak lainnya. Biasanya kalau ada anak yang menangis, anak lainnya bisa meledek.
"Eunbi, sebentar, Ibu bersihkan wajah kamu," kata Wendy.
"SIAPA YANG MENGINJAK AIR ITU!" teriak Eunbi marah, bahunya bergerak naik turun seiring mengatur napasnya.
Bwahahahahaha!
Tawa renyah dari mereka terdengar saat melihat wajah berlumpur Eunbi, Eunbi kian menghentak marah saat mendengar tawa mereka semua.
"Anak-anak, cukup." tegur Wendy. "Eunbi, ayo ikut Ibu, Ibu akan membersihkan wajah kamu."
AHAHAHAHAHA!
Tawa mereka semakin kencang, nahasnya Wendy tidak datang dengan para orang tua sehingga dia harus menghadapi keributan ini seorang diri. Dia berusaha untuk tetap tenang, terlebih saat anak-anak makin menertawakan Eunbi yang kini marah.
"KALIAN SEMUA JAHAT!" teriak Eunbi gemetar, mungkin tak lama lagi dia akan menangis. "PENJAHAT!"
"Eunbi ah, ayo." Wendy memangkunya. "Ayo, Ibu akan membersihkan wajah kamu, tenangkan diri kamu, Sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
MOM
Fanfiction[COMPLETED] Book 1 "Ibu, jangan tinggalkan Eunbi." [02-01-23] #3 Sinb