- 𝘔𝘖𝘔 : 𝘋𝘖𝘕'𝘛 𝘓𝘌𝘈𝘝𝘌 𝘔𝘌 -
Satu pekan berlalu ...
"Bukannya Ibu sudah bilang, ya? Seharusnya kamu bisa menyisir rambut sendiri."
"Kan, memang lebih baik kalau dipotong saja rambutnya."
"Tambahan untuk hari ini, tolong belajar memesan taksi untuk pergi ke sekolah."
"Pulangnya minta bantuan sama Ibu Wendy juga tak apa sekarang."
"Jangan lupa bawa payung, takut tiba-tiba hujan."
"Kalau di rumah tidak ada siapa-siapa jangan berani menyentuh benda-benda berbahaya, seperti menyalakan kompor, pokoknya dijaga baik-baik rumah ini."
"Kalau lapar ambil saja di lemari es, Ibu sudah menyimpan stok makanan kesukaan kamu."
"Eunbi, kamu mendengar Ibu, 'kan?"
Eunbi menganggukan kepalanya, lalu dia turun dari kursi setelah rambutnya benar-benar rapi sempurna. Langkahnya dihalangi oleh Sang ibu, saat hendak mengambil jalan lain ibunya malah berjongkok sembari memegang kedua bahu Eunbi.
"Ini hanya pelajaran sederhana, Sayang," kata Sowon. "Nantikan kamu masuk Sekolah Dasar, kamu pasti akan mengerti kalau berangkat sendiri itu lebih baik."
Eunbi memegang kedua tali tasnya, dari tatapan matanya terlihat bahwa dia tidak suka dengan ocehan Sang ibu pagi ini. Tiba-tiba sekali ibunya memberikan dia kebebasan untuk pergi sendiri.
"Oh iya, pulangnya jangan lupa les piano, ingat?"
"Ya."
"Ayo!" Sowon menggenggam tangan kanan Eunbi. "Ibu akan ajari kamu untuk memesan taksi, kalau tidak ada taksi kamu bisa naik bus umum juga, saat perjalanan pastikan kamu berhati-hati dengan siapa pun."
Eunbi tidak protes. Dia benar-benar menurut dengan ocehan dari Sang ibu. Meski dari raut wajahnya menunjukkan ketidaknyamanan, tapi Eunbi memutuskan untuk tak menggubrisnya.
"Kalau ada orang tidak dikenal, jangan asal ikut, awas!"
"Iya."
Beberapa langkah dari rumah sampai di jalan raya, Sowon memberikan arahan kepada Eunbi tentang bagaimana cara memberhentikan taksi. Di saat taksi itu berhenti, Sowon menyuruh Eunbi untuk buka pintu sendiri dan diberitahukan cara memasangkan sabuk pengaman.
"Kalau ditanya jawab, kalau diajak tersenyum balas tersenyum, kalau ada yang menyapa sapa balik, kalau ada yang jahat sebaiknya abaikan, tapi kalau keterlaluan lawan saja."
Eunbi menganggukan kepalanya saja.
"Pulangnya minta diantar Ibu Wendy saja ke tempat les, nanti minta diantar sama Pak Woozi kalau lesnya sudah selesai."
"Ibu berisik."
Sowon terkekeh gemas. "Sengaja, supaya kamu tidak tersesat, Eunbi."
"Eunbi sudah besar, Eunbi tahu jalan pulang."
"Begitukah?" tanya Sowon makin gemas. "Aaaa, kamu sudah besar sekarang, Ibu sampai terharu saat melihat pertumbuhan kamu."
Eunbi memalingkan pandangannya ke sembarang arah menahan salah tingkah, dari kaca spion dalam Eunbi dapat melihat senyuman mengembang dari sopir taksi tersebut. Ikut senang melihat keakraban ibu dan anak satu ini.
"Pak, pastikan Putri saya sampai pada tujuannya," pesan Sowon. "Ajak dia bicara, dia paling tidak suka keheningan, terima kasih~"
Blam!
KAMU SEDANG MEMBACA
MOM
أدب الهواة[COMPLETED] Book 1 "Ibu, jangan tinggalkan Eunbi." [02-01-23] #3 Sinb