- 𝘔𝘖𝘔 : 𝘋𝘖𝘕'𝘛 𝘓𝘌𝘈𝘝𝘌 𝘔𝘌 -
Eunbi tidak banyak bicara.
Dia hanya sibuk bermain game di ponsel ibunya, entah sudah dibiarkan berapa jam dia berhadapan dengan layar ponsel itu, sehingga matanya merah-merah. Sowon sendiri tidak bisa melarangnya, dia masih lemas dan lebih baik beristirahat saja. Dari ranjangnya Sowon memantau Eunbi, diam-diam tersenyum kepada anak tunggalnya.
"Yah~"
"Kenapa?"
"Habis, harus segera diisi daya."
"Sini, biar Ibu yang mengisinya."
Eunbi beranjak turun dari sofa, dia menghampiri Sang ibu dan menyerahkan ponsel tersebut. Bukannya segera mengisi daya ponselnya, Sowon justru menepuk-nepuk ranjang kosong di sebelahnya. Dia meminta kepada Eunbi agar naik, menemani dirinya.
"Kenapa?"
"Ibu juga kehabisan daya, harus diisi."
"Kenapa Eunbi?"
"Naik saja."
Eunbi menggelengkan kepalanya, dia malah berbalik dan kembali duduk di sofa. Sowon bingung, dia beranjak duduk dengan sisa pening di kepalanya. Dari tatapan matanya, Sowon terlihat kecewa, putrinya tidak pernah bersikap seperti itu. Dia bukan Hwang Eunbi.
"Eunbi yya."
"Eunbi tidak mau di sana, nanti tertular."
"Hei, itu tidak akan."
"Eunbi bilang tidak mau!" Eunbi bersikeras. "Kata Bibi Soo, Ibu itu tidak enak badan, Eunbi harus tetap sehat."
Sowon tertawa kecil mendengarnya, bibirnya mengering yang merupakan salah satu efek samping dari kemoterapi. Wajahnya tidak segar, dia terlihat lemah, tubuhnya pun tersedot hampir menyisakan tulang saja. Sekurus itu Sowon sejak didiagnosa penyakit kanker darah.
Sambil memainkan jemari mungilnya, Eunbi beberapa kali mengangkat pandangan untuk memastikan Sang ibu. Entah terbuat dari apa hati ibunya itu, sehingga ketika diperlakukan seperti ini dia masih tetap tersenyum.
"Hwang Eunbi~" panggil Sowon melembut. "Ke sini, Ibu ingin peluk kamu."
Pintu ruangan terbuka, senyuman di bibir Eunbi merekah saat melihat siapa yang datang. Siapalagi kalau bukan Irene, dia tidak datang sendirian, ada Yerim di tuntunannya, serta Karina dalam pangkuan suaminya—Cho Minho.
"Bayi Karina~" panggil Eunbi kesenangan. "Paman, berikan bayi itu, berikan bayi itu kepada Eunbi."
"Kamu tidak merindukan Bibi?" tanya Irene.
Eunbi menggelengkan kepalanya. "Tidak, sama sekali tidak. Untuk apa?"
"Jahat sekali keponakanku yang ini," kata Irene.
"Paman, ayo bawa bayinya ke sini!" Eunbi berjalan lagi ke sofa. "Di sini, Eunbi mau main-main sama bayi Karina."
"Tidak boleh, ah!" Yerim merentangkan kedua tangannya, menghalangi langkah Sang ayah. "Ayah, nanti Karina disentuh-sentuh pipinya sama Kak Eunbi, Karina itukan sedang bobo."
"Ih, minggir kamu, kamu tidak diajak!" sembur Eunbi tak suka. "Paman ayo~" rengek Eunbi sembari menepuk-nepuk sofa kosong di sampingnya.
"Yerim ah," panggil Minho.
"Kenapa Kak Eunbi tidak suka sama Yerim saja?" Yerim memberenggut. "Kan, Yerim juga mau diajak main sama Kak Eunbi."
Irene mengembuskan napas panjang, dia menarik kursi di dekat ranjang Sowon dan menempatinya. Pandangan mereka mulai bertaut sekarang, saling menyapa tanpa suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOM
أدب الهواة[COMPLETED] Book 1 "Ibu, jangan tinggalkan Eunbi." [02-01-23] #3 Sinb