07. Aku Benci Ibu

367 79 36
                                    

- 𝘔𝘖𝘔 : 𝘋𝘖𝘕'𝘛 𝘓𝘌𝘈𝘝𝘌 𝘔𝘌 -

"Kamu pulang lebih awal hari ini, Sayang?"

Sowon menganggukan kepalanya, dia tersenyum pada Sang suami yang baru pulang setelah memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang sopir pribadi. Jangan tanyakan berapa nominal uang setiap bulannya, sebab untuk sekali pergi dia dibayar cukup fantastis. Kenyamanan saat menyetir memang menjadi alasan utama mengapa dia ditunjuk sebagai sopir pribadi pria itu.

"Kenapa?"

"Dokter baru sudah datang, jadi pekerjaanku lebih ringan."

Jeonghan meraba kening Sowon memastikan, biasanya Sowon sedang tidak enak badan kalau pulang awal.

"Aku baik-baik saja," komentar Sowon.

Jeonghan terkekeh gemas. "Aku hanya memastikan saja, Sayang."

"Menjauh dariku!" Sowon mendorong wajah Jeonghan. "Kamu belum mandi, jangan harap dekat-dekat!"

Jeonghan berkacak pinggang dibuatnya, pantas saja Eunbi sangat pemilih, ternyata itu menurun dari ibunya. Like mother like daughter.

"Sama seperti Eunbi," kata Jeonghan.

"Aku ibunya." balas Sowon dengan bangga. "Sana mandi, aku tidur duluan."

"Baiklah, selamat malam."

"Ya~"

Sementara suaminya pergi ke kamar mandi, Sowon menarik selimut hingga menutupi dada. Dia memandang lurus ke langit-langit kamar, lalu memejamkan matanya perlahan.

"Eunbi yya, Ibu menyayangimu."

- 𝘔𝘖𝘔 : 𝘋𝘖𝘕'𝘛 𝘓𝘌𝘈𝘝𝘌 𝘔𝘌 -

Irene dan Jennie menatap kehadirannya dengan penuh tanda tanya. Tiba-tiba saja dr. Ahn Sowon hadir di dapur dengan buku resep masak yang entah dibeli kapan. Irene menginap semalam, suaminya pergi ke luar negeri jadi untuk beberapa hari ke depan dia akan di sini. Kalau Jennie sih sudah tidak asing lagi, dia sering menginap.

"Woah, ada apa ini?" Irene bertanya kagum. "Kamu datang untuk memasak, Sowon?"

"Kakak ipar, sungguh?" tanya Jennie tidak habis pikir.

Sowon terkekeh. "Berhubung Dokter baru sudah datang, aku bisa ke rumah sakit agak siang."

"Eunbi tidak suka makan telur di pagi hari, Kak," ucap Jennie. "Jadi biasanya dia hanya minum susu dan membuat roti."

"Sungguh?" Sowon bertanya bingung. "Aku kira dia suka gyeran mari." Sowon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Irene memeluk Sowon dari samping. "Coba saja memasak, ini menjadi hal yang patut dibanggakan karena kamu tak pernah memasak."

"Kak Sowon sangat disayangi keluarga, ya." ujar Jennie sambil terkikik. "Memasak saja tidak diperbolehkan."

"Dia pemalas, Jennie," kata Irene. "Kalau disuruh belajar bilangnya sedang sibuk ada tugas, dia benar-benar menghindari masakan."

"Kakak!" pekik Sowon tak terima.

"Kenapa?" Irene berucap sambil tertawa kecil. "Kamu memang begitu, tapi keberuntungannya kamu menikah dengan Jeonghan yang jago masak."

"Ck!"

Sowon berdecak kesal, lalu dia berbalik meninggalkan meja memasak untuk membuatkan roti saja. Ternyata sarapan Eunbi tidak sulit.

"Oh iya, Kak." ujar Sowon di sela mengoleasi roti dengan selai.

"Eh, Kak Sowon!" tahan Jennie. "Tidak, Sinb alergi kacang, jadi gunakan selai cokelat saja."

MOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang