03. Mau Dengan Ibu

461 78 14
                                    

- 𝘔𝘖𝘔 : 𝘋𝘖𝘕'𝘛 𝘓𝘌𝘈𝘝𝘌 𝘔𝘌 -

"Beli baju baru?"

"Ya?"

"Siapa yang membelikanmu baju baru? Dan atas dasar apa kau membeli baju baru?"

"Kemarin Eunbi mengotorinya, Sayang. Aku mau langsung laporan tapi keburu pergi, cokelat di mana-mana, jadi daripada aku terkena omelanmu ... beli baru, deh." Jeonghan menyengir.

"Ck!" Sowon berdecak sambil melirik jam tangan yang melingkar di lengan sebelah kirinya. "Aku berangkat sekarang."

"Padahal aku baru pulang." kata Jeonghan lemas. "Kamu terlalu bekerja keras, itu akan membuat kamu stres dan kelelahan."

"Ini sudah menjadi kewajibanku, lagipula aku mencintai pekerjaanku," bebernya.

Jeonghan mengangguk paham, lalu ia merengkuh istrinya sebagai sapaan pagi hari. Di saat Sowon siap berangkat ke rumah sakit, maka Jeonghan pulang dari pekerjaannya menemani Sang atasan. Jeonghan juga sebagai bawahan hanya bisa mengikuti perintahnya, karena dia menerima gaji cukup fantastis selama bekerja dengannya—Han Sehun, CEO salah satu agensi tiga besar di negeri mereka.

"Bekerja secukupnya saja untukmu, jangan terlalu berlebihan." ungkap Jeonghan, ia melepas pelukan dan beralih mengecup bibirnya.

"Kamu juga." balas Sowon, ia melingkarkan kedua tangannya di leher Jeonghan. "Maaf karena membuat kamu lebih lelah saat mengurus Eunbi."

Jeonghan terkekeh. "Jadi kapan mau memberi Eunbi adik?"

"Aku akan segera memikirkannya," kata Sowon. "Tapi tidak untuk tahun ini."

"Aku mengerti." balas Jeonghan sembari mengusap surai hitam istrinya. "Mau kuantar?"

"Tidak, aku membawa mobil sendiri." tolak Sowon, ia mengusap sekilas pipi suaminya. "Kalau begitu aku berangkat sekarang, sampai jumpa."

"Ya, hati-hati di jalan, sayang!"

Sambil menatap kepergiannya, sambil Jeonghan melambaikan tangan. Kehadiran Eunbi menjadi alasan mengapa hubungan mereka bisa sehangat itu sampai saat ini, kehadiran Eunbi yang menggemaskan mendorong niat untuk menambah satu lagi. Tapi waktunya belum ada, Sowon selalu sibuk di rumah sakit, belum lagi dia akan menjabat jadi direktur rumah sakit nantinya.

"Ibu!!!"

"Ibu!!!"

Seruan itu berasal dari Si kecil, Eunbi berlari terpontang-panting melewati Jeonghan dan menyusul ke arah perginya Sang ibu. Begitu Eunbi keluar dari rumah, ia mendapati ibunya yang masuk ke mobil setelah memanaskan mesin.

"Ibu!!!"

Jendela mobil dibuka. "Hei, selamat pagi."

"Ibu aaaaaa~" Eunbi membuka mulutnya, memberitahukan ibunya tentang satu tragedi yang telah merenggut salah satu giginya.

"Ibu berangkat sekarang, ya." pamit Sowon sembari meraih pucuk kepala Eunbi. "Kamu berangkat sama Ayah kamu."

"Eunbi ah!"

Sowon menoleh ke sumber suara. "Nah, itu Ayah kamu. Kamu juga belum mandi, mandi dulu, gih."

"Ibu." panggil Eunbi dengan nada memelas. "Aku mau berangkat ke sekolah dengan Ibu."

"Ya ampun, Eunbi." Sowon tertawa kecil dibuatnya. "Ibu harus pergi sekarang, kamu berangkat dengan Ayah saja, ya?"

"Mau dengan Ibu."

"Tidak bisa, Sayang."

"Sekali saja, Ibu." Eunbi menyatukan kedua tangannya, mengerjapkan mata serta menggembungkan pipi memohon.

MOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang