- 𝘔𝘖𝘔 : 𝘋𝘖𝘕'𝘛 𝘓𝘌𝘈𝘝𝘌 𝘔𝘌 -
"Eunbi yya."
Eunbi mendongak, dia menatap polos Jennie yang memanggil namanya. Bocah itu meninggalkan permainan puzzle-nya, berjalan menghampiri Jennie yang melambaikan tangan memintanya mendekat. Sebenarnya Eunbi tidak suka diganggu, tapi karena kasihan melihat kondisi bibinya dia pun menghapus rasa tidak sukanya.
"Kenapa Bibi Nie?" Eunbi berjinjit sambil menepuk tepian ranjang itu gemas. "Eunbi sedang bermain, Bibi Nie sangat menyebalkan, huh!"
Jennie tertawa kecil. "Ya ampun, kamu ini lucu sekali."
"Iyalah, Eunbi~" akunya dengan bangga. "Jadi Bibi Nie mau apa panggil-panggil Eunbi?"
"Bibi mengantuk sekali, Eunbi." Suara Jennie terdengar parau. "Bisa kamu temani Bibi tidur?"
"Shireo." tolak Eunbi sambil menggelengkan kepalanya lucu. "Shireo shireo shireo."
"Kamu tidak kasihan sama Bibi?"
"Buat apa kasihan sama Bibi Nie?" Eunbi bersedekap dada lucu. "Shireo shireo~" tolaknya lagi.
"Besok kamu harus menjadi anak yang baik, ya, Eunbi." pesan Jennie sembari memandangnya dalam sekali. "Jangan cengeng, awas saja."
Eunbi memiringkan kepala sambil mengerjapkan matanya lucu, Jennie lagi-lagi tertawa menanggapinya. Menggemaskan.
"Ayo, temani Bibi tidur~" pinta Jennie setengah merengek.
"Shireo~" tolak Eunbi yang kini menggembungkan pipinya. "Eunbi mau main puzzle, Bibi Nie tidur saja sendirian."
"Kemarilah, Bibi ingin berbisik sesuatu."
Eunbi menggeser beberapa langkah ke samping, mendekati Jennie yang akan berbisik padanya. Kaki bocah itu berjinjit lagi, menyondongkan telinganya agar tak mempersulit Sang bibi. Eunbi menganggukan kepalanya saat mendengar bisikan itu, lalu dia menarik kursi sebagai cara untuk naik ke ranjang tersebut.
"Nah, temani Bibi tidur, ya?"
"Eunbi akan marah kalau Bibi tidak bangun lagi, awas." peringatnya sambil menunjuk dengan telunjuk mungilnya. "Besok main lagi sama Eunbi, ya. Bibi Nie janji, ya? Ya? Ya?"
"Ayo, Bibi mengantuk sekarang, peluk Bibi, cepat."
Raut wajah Eunbi menunjukan ketidaknyamanan, bocah itu dengan sangat terpaksa merebahkan tubuhnya di samping Sang bibi dan memberi pelukan. Eunbi mengusap-usap dada Jennie, lalu tiba-tiba saja ia meremas baju pasien milik bibinya.
"Bibi," panggil Eunbi. "Bibi Nie."
"Hm?"
"Jangan pergi."
"Sakit, Eunbi ah."
Eunbi menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Jennie, dia menggelengkan kepalanya memohon untuk tidak ditinggalkan.
"Eunbi saja yang sakit, Bibi Nie sembuh," katanya.
"Eunbi, peluk Bibi lebih erat lagi, bisa?"
Eunbi menurut, dia memeluk Jennie lebih erat dari sebelumnya.
"Tutup mata kamu, ya." Suara Jennie terdengar berat sekarang. "Temani Bibi sebentar lagi, akh!"
Jemari Eunbi meremas kuat baju pasien Jennie, Eunbi gemetaran ketika mendengar suara rintihan Sang bibi. Eunbi melepas pelukan itu, dia segera turun dari ranjang ketika melihat bibinya menggeliat kesakitan.
"Bibi Nie~" lirih Eunbi.
Jennie menoleh ke arah Eunbi dengan masih merintih kesakitan, dia memaksa senyuman bahkan saat dadanya sudah sesak seperti sesuatu masuk melalui mulutnya dan akan menarik seluruh organ dalamnya. Sakit sekali.
![](https://img.wattpad.com/cover/329768785-288-k574765.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MOM
Fanfiction[COMPLETED] Book 1 "Ibu, jangan tinggalkan Eunbi." [02-01-23] #3 Sinb