- 𝘔𝘖𝘔 : 𝘋𝘖𝘕'𝘛 𝘓𝘌𝘈𝘝𝘌 𝘔𝘌 -
"Kamu mengundurkan diri dari calon direktur rumah sakit kita?"
Di sela mengolesi roti tawar itu Sowon menganggukan kepalanya, Irene dibuat bingung atas jawabannya. Dia meninggalkan meja dapur dan menghampiri Sowon, ia meminta jawaban pasti dari Sang adik.
"Apa maksud kamu?"
"Ada Jisoo di sana," kata Sowon. "Kurasa dia bisa menggantikanku."
"Aku tahu Jisoo itu sahabat kamu, tapi ... kenapa kamu tiba-tiba mundur seperti ini?"
"Jisoo lebih pantas dari aku." jawab Sowon sembari menaruh roti itu ke piring. "Kakak, kurasa aku akan semakin sibuk jika nanti menjabat sebagai direktur, aku butuh waktu bersama Eunbi."
"Bukankah dari awal kamu yang bersikeras ingin berada di posisi itu?"
Sowon menatap Irene dengan serius, tentu saja hal itu membuat Irene turut memandangnya. Jennie menoleh saat tak mendengar lagi percakapan di antara kakak beradik tersebut.
"Aku menyadari bahwa Eunbi membutuhkan aku, Kak," kata Sowon. "Kurasa Eunbi sudah terlalu jauh dari perhatianku, makanya sekarang aku ... akan memberinya perhatian."
"Sowon ah." panggil Irene sambil menyibak rambutnya ke belakang, dia masih tidak habis pikir dengan kabar mundurnya Sowon dari calon direktur rumah sakit keluarga mereka.
"Aku akan menyusul Ayah."
"Apa?"
Jennie membekap mulutnya sendiri, ia lantas mematikan kompor dan melangkah menghampiri kakak beradik itu penasaran. Tidak beberapa lama Jeonghan datang, pria Hwang berdiri di ambang pintu saat melihat adanya interaksi tak biasa dari Sowon dan Irene.
"Aku menderita kanker darah stadium dua," kata Sowon. "Yah, jadi kurasa aku tak perlu jabatan itu, aku hanya perlu menghabiskan sisa hidupku untuk Eunbi." Sowon melenggang pergi ke lemari es, ia mengambil satu kotak susu.
"Kamu bercanda?" tanya Irene. "Tidak, maksud Kakak, yang sebentar lagi ulang tahun itu Eunbi, tapi kenapa kamu bercanda denganku?"
Sowon menuangkan susu itu ke gelas jangkung bawaannya, dia belum siap memberi jawaban sebelum pada akhirnya gelas itu terisi penuh. Dia membuang bungkus susu yang telah kosong ke tempat sampah, berjalan membawa gelas itu ke meja makan.
"Eunbi yya!" panggil Sowon. "Sudah saatnya kamu sarapan!"
"Yak, Ahn Sowon!" tandas Irene sambil mencengkram kuat pergelangan tangan Sowon. "Kamu bermain-main dengan Kakak?"
Sowon balas tersenyum, ia melepaskan genggaman Irene dari pergelangan tangannya dengan perlahan.
"Kakak mohon, jawab dengan benar," pinta Irene.
"Aku akan sembuh, Kak." Sowon berucap sembari mengusap bahu Irene dengan lembut. "Aku tahu bagaimana cara mengatasi ini, kok."
"Yak~" Irene merengek, suaranya mulai tak stabil dan matanya berkaca-kaca. "Yak~" Lagi, Irene merengek tetapi kali ini kedua tangannya bergerak memukul dada Sang adik.
"Kakak sangat jelek saat menangis, huh!" ledek Sowon sambil terkekeh. "Jangan pukul aku, aku inikan sedang sakit."
"Kenapa harus kamu, Sowon?" Irene merengkuh adiknya. "Kenapa~" isaknya sehingga mengundang rasa sesak di dada Sowon, mengantarnya menangis bersama Sang kakak.
"Kakak ipar," panggil Jennie lirih.
Pelukan itu merenggang, Sowon menyeka air matanya dan menebar senyuman tegar kepada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOM
Fanfiction[COMPLETED] Book 1 "Ibu, jangan tinggalkan Eunbi." [02-01-23] #3 Sinb