19. Kenapa Semua Orang Pergi?

280 58 18
                                    

- 𝘔𝘖𝘔 : 𝘋𝘖𝘕'𝘛 𝘓𝘌𝘈𝘝𝘌 𝘔𝘌 -

DOR!

Bunyi balon yang ditusuk oleh benda runcing itu terdengar menggema di ruang kelas, beberapa murid menjerit kaget sambil menutup kedua telinga mereka, lalu saat mengetahui dari mana asalnya mereka semua tertawa lepas. Tawa anak-anak memenuhi ruang kelas, membuat Sang ibu guru turut bahagia atas kegembiraan mereka, ia menghampiri oknum yang baru saja meledakan balon dan mengusap rambut berbentuk mangkuknya.

Hanya saja.

Meledaknya suara balon yang dianggap lucu oleh mereka, justru menjadi petaka bagi Eunbi. Bocah itu menutup kuat-kuat kedua telinganya sesaat setelah bunyi balon itu memenuhi pendengarannya, ia memejamkan matanya sembari melipat bibir menahan suara.

Eunbi menarik kedua jari telunjuknya yang digunakan untuk menutupi telinga, begitu membuka mata dia terduduk di bangkunya tanpa siapa-siapa. Menghilang dari pandangan, teman-teman yang sebelumnya duduk di bangku mereka kini tak terlihat, Ibu Guru Wendy yang sebelumnya ada di kelas pun tak terlihat lagi.

Ke mana mereka semua?

"Ibu Guru."

Eunbi bersuara lembut sekali, ia mulai mengedarkan pandangannya memastikan bahwa yang dilihatnya saat ini memanglah kekosongan. Tidak ada siapa-siapa.

"Kenapa semua orang pergi?"

"Kenapa?"

"Kenapa semua orang meninggalkan Eunbi?"

"KENAPA?"

Eunbi menjerit nyaring sembari memukul-mukul kepalanya, tak beberapa lama dia merasakan seseorang menahan kedua tangannya.

"Eunbi yya, ada apa?" tanya Wendy. "Hei, kamu kenapa?"

Eunbi menelan salivanya dengan susah payah, dia sudah berkeringat dingin karena rasa takut saat ditinggalkan orang-orang. Pandangannya yang sayu mulai menelusuri setiap hal di ruang kelas ini, dia tidak sendirian seperti tadi, teman-teman masih di kelas, Ibu guru Wendy bahkan berada di dekatnya.

"Kamu mendengar Ibu, 'kan?" tanya Wendy memastikan. "Hei, lihat Ibu di sini, Eunbi."

Eunbi reflek memeluk Wendy, menenggelamkan wajahnya di dada Sang ibu guru. Wendy sedikit cemas karena Eunbi tiba-tiba saja berteriak di tengah keramaian, bahkan bocah ini sampai memukul-mukul kepalanya seperti dia mengalami gangguan.

Namun, Wendy diingatkan oleh keadaan yang menimpa Hwang Eunbi. Dia mengingat tentang kematian Sang bibi bocah ini, serta artikel yang baru dipublikasikan dan menyatakan bahwa Hwang Jeonghan ditangkap atas kasus tabrak lari yang melibatkan putra tunggal keluarga Han.

"Tidak apa-apa, Ibu guru memeluk kamu di sini," bisik Wendy. "Jika kamu belum siap sekolah, kamu boleh beristirahat terlebih dahulu, Eunbi yya."

Eunbi melepaskan pelukan itu, ia menengadah menatap Wendy yang kini mengusap-usap surai hitamnya sambil memandangnya dengan lamat.

"Apa Ibu guru akan meninggalkan Eunbi?" tanya Eunbi. "Apa Ibu guru akan meninggalkan Eunbi seperti Bibi Nie dan Ayah?"

"Tidak, itu tidak mungkin terjadi," kata Wendy. "Ibu guru akan selalu ada buat Eunbi, seperti Ibunya Eunbi, mengerti?"

Eunbi menganggukan kepalanya mantap, dia benar-benar berterima kasih kepada Sang guru yang telah menenangkan dari rasa takut.

"Jadi, mau lanjut bermain?" tanya Wendy.

"Ya."

"Baiklah, anak-anak!" seru Wendy. "Ayo kita bernyanyi!!!"

"Ayo!!!"

MOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang