06. Ibu Sangat Menyebalkan

342 85 16
                                    

- 𝘔𝘖𝘔 : 𝘋𝘖𝘕'𝘛 𝘓𝘌𝘈𝘝𝘌 𝘔𝘌 -

"Eunbi, Ibu ingin bicara sama kamu."

Eunbi menarik dirinya saat Sang ibu hendak membawa pergi, dia bergeser memberi jarak sehingga kini Sowon hanya menggenggam kekosongan. Yerim kecil yang usianya satu tahun lebih muda dari Eunbi menatap polos, ia memeluk bonekanya seperti punya firasat akan adanya perseteruan.

"Eunbi."

"Shireo."

Eunbi menolak dengan nada bicara dingin, pandangannya pun terfokus pada permainan balok yang telah tersusun rapi hampir membentuk istana.

Sowon menyibak rambutnya ke belakang, dia mengembuskan napas kasar dan menoleh ke arah Yerim yang sedang bermain boneka jauh dari posisi Eunbi menyusun balok.

"Kenapa tidak bermain bersama?" tanya Sowon kepada Yerim.

Yerim menggelengkan kepalanya. "Tidak tahu."

"Eunbi."

"Dia hanya akan mengganggu." Eunbi menjawab sambil fokus pada penyusunannya.

"Yerim ah," panggil Sowon. "Kamu bisa keluar sebentar dari sini?"

"Bantu bawa boneka-boneka yang ini dulu, Bibi Sowon."

Sowon menganggukan kepalanya setuju, lalu dia berjalan menghampiri bocah itu. Setelah semua barang yang dimaksud oleh Yerim dibawa keluar, bocah itu pun pergi dari ruang bermain.

"Eunbi." panggil Sowon, dia menghadang tangan Eunbi yang hendak menaruh balok itu. "Ibu bicara sama kamu."

"Ibu jangan menghalangi."

"Ibu sedang bicara sama kamu, Hwang Eunbi!"

Prakh!

Wajah Eunbi seketika berubah cemas, dia beranjak berdiri tak terima saat susunan baloknya hancur berantakan akibat satu hentakan kaki Sang ibu. Sowon juga terkejut, dia yang membelakangi susunan balok itu tak tahu jika kakinya akan menghancurkan susunan tersebut.

"Ibu sangat mengganggu!" Eunbi berucap kesal. "Kenapa Ibu merusak istana Eunbi? Eunbi sudah membuatnya dengan susah payah, Ibu menyebalkan!"

"Eunbi, Eunbi maaf," sesal Sowon. "Kita susun baloknya lagi, ya?" Sowon meraih kedua bahunya menenangkan.

"Ah, shireo!" tolak Eunbi sembari menepis kedua tangan ibunya. "Ibu jangan mengganggu Eunbi, Ibu pergi dari sini, pergi!"

Sowon berjongkok mensejajarkan posisinya dengan Eunbi, ia meraih kedua bahu Si kecil kuat agar tak kalah oleh tepisannya. Sorot Sowon menajam sekarang, sementara Eunbi terus meronta ingin melepaskan diri dari pertahanan ibunya.

"Lepas!!!"

"Eunbi diam!" tandas Sowon tegas dan lugas. "Diam!"

Eunbi menelan salivanya dengan susah payah, dia menatap Sang ibu teduh karena dipaksa diam. Sepasang matanya mulai berkaca-kaca, bibirnya pun gemetar menandakan tak lama lagi dia pasti akan menangis.

"Ibu ingin bertanya sama kamu, Eunbi." kata Sowon sambil mengguncang sedikit tubuh Si kecil. "Apa kamu punya teman di sekolah?"

Eunbi bergeming, ia melipat bibirnya sendiri menahan suaranya. Karena apabila dia memaksa untuk bicara, maka dia akan berakhir dengan menangis.

"Kamu harus punya teman, Eunbi," ucap Sowon. "Dan jangan pernah bersikap kasar sama teman kamu, itu tidak baik!"

"EUNBI TIDAK MAU PUNYA TEMAN!" teriak Eunbi gemetar, air matanya meluruh seketika. "Eunbi tidak mau teman! Tidak mau!!!"

MOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang