16. Bibi Nie Jahat

264 74 41
                                    

- 𝘔𝘖𝘔 : 𝘋𝘖𝘕'𝘛 𝘓𝘌𝘈𝘝𝘌 𝘔𝘌 -

"Kakak harus pergi memeriksa Pasien, Kakakmu dalam perjalanan kemari."

"Ya."

"Jika ada sesuatu, tolong gunakan tombol di sebelah sana. Kamu sudah lebih baik sekarang, 'kan?"

Jennie mengangguk pelan. "Tapi ... bisa Kakak membawa Eunbi ke sini?"

Sowon menatap Jennie lamat, dia sedikit merasa tidak enak hati ketika Jennie meminta kepadanya agar Eunbi dibawa kemari.

"Ya." Sowon mengiakan meski ada ketakutan pada dirinya. "Kakak akan membawa Eunbi sekarang."

"Terima kasih, Kak Sowon."

Langkah Sowon yang sudah siap pergi dari ruangan tersebut tiba-tiba saja berhenti, perasaannya menjadi tidak tenang saat melihat raut wajah Jennie dan sorotnya yang seperti itu.

"Jennie yya," panggil Sowon. "Benar-benar sudah lebih baik, 'kan?"

"Ya, tentu saja."

Sowon membalik tubuhnya. "Baiklah, Kakak akan membawa Eunbi kemari, dia akan menemanimu."

Sowon tersadar dari lamunannya, dia mendapati secangkir teh hangat yang dibuatkan oleh suaminya. Jeonghan sudah lebih ikhlas, dia menerima kepergian adiknya dengan lapang dada. Terus berduka hanya akan menambah masalah, lagipula yang tiada biarlah tiada.

"Jangan melamun terus," ujar Jeonghan. "Jennie pergi bukan karena kesalahanmu, dia pergi karena sudah takdirnya."

Sowon menoleh. "Bukankah seharusnya aku tidak menyuruh Jennie menjemput Eunbi?"

"Tidak." Jeonghan merengkuh Sowon. "Tidak, jangan mengatakan itu, hentikan."

"Tapi sekarang Jennie pergi~"

Jeonghan makin erat memeluknya, dia dapat merasakan kepedihan yang sedang menimpa istrinya karena rasa bersalah. Bagaimana pun, Sowon yang menyuruh Jennie menjemput Eunbi, dialah alasan mengapa Jennie meninggalkan rumah dan berakhir tak kembali ke rumah.

Benar. Bahwa bukan sepenuhnya kesalahan Sowon, tapi rasa bersalah sudah terlanjur memenuhi diri Sowon. Dia sangat hancur, terlebih saat Jennie kini telah berakhir menjadi abu. Tidak akan ada lagi teriakan Jennie di rumah ini, tidak akan ada lagi keributan dari Jennie dan Si kecil Eunbi.

Sudah berpulang.

Jennie Hwang sudah selesai. Dia sampai pada tujuan akhirnya, yaitu kematian.

"Tunggu, aku harus memeriksa Eunbi." Sowon beranjak lepas dari pelukannya.

"Baiklah."

Sowon berjalan terburu-buru menuju ke kamar Si kecil, padahal baru beberapa menit yang lalu ditinggalkan karena rasa haus. Dia hanya takut Eunbi kenapa-kenapa saja, terlebih Si kecil berhadapan dengan peristiwa yang buruk secara berturut-turut.

"Eunbi yya, maaf Ibu terlalu lama, Ibu sudah selesai minumnya."

Membuka pintu dengan perlahan, Sowon melihat Si kecil yang sedang membuka lembaran komik.

"Eunbi yya," panggil Sowon.

"Bibi Nie!!!" pekik Eunbi bersemangat, lalu saat melihat siapa yang datang semangatnya menurun. "Ibu."

Sowon mengembuskan napas berat, langkahnya pun terasa berat saat harus menghampiri putrinya. Ia naik ke ranjang Eunbi, duduk di samping Si kecil dan melihat apa yang sedang menjadi fokusnya.

MOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang