- 𝘔𝘖𝘔 : 𝘋𝘖𝘕'𝘛 𝘓𝘌𝘈𝘝𝘌 𝘔𝘌 -
"Hallo?"
"Hallo Bu Ahn, mengapa Eunbi tidak datang hari ini?"
"Baiklah, terima kasih informasinya Pak Cho."
"Ya, kabari saya jika Eunbi ada di sana, dia tidak pernah bolos sebelumnya."
"Ya."
Panggilan itu terputus, dia mengotak-atik ponselnya dan menghubungi seseorang yang paling tahu tentang keberadaan putrinya. Dia Ahn Sowon, dokter spesialis kanker yang sudah lama bekerja di rumah sakit milik keluarganya.
"Sayang."
"Hallo Sayangku, kenapa menelepon, hm? Sudah makan siang, kah?"
"Kamu bersama Eunbi di sana?"
Terdengar tawa di seberang sana. "Sayang, sekali ini saja, ya? Eunbi kita katanya lelah, jadi aku membawanya ke toko cokelat, dia membutuhkan yang manis-manis."
Sowon menyibak rambutnya ke belakang, dia menghela napas lega setelah tahu bahwa putrinya memang ada bersama suaminya—Hwang Jeonghan. Masalahnya, Jeonghan mendukung putri mereka untuk membolos.
"Jangan membiarkan Eunbi makan cokelat terlalu banyak," kata Sowon. "Giginya bisa rontok."
"Ahaha, kamu ini berlebihan sekali, Sayang. Tidak apa-apa, sesekali dia harus menikmati manisnya cokelat."
"YAK!"
"E-eh, tidak, maksudku siap! Iya, nanti aku akan mengaturnya."
"Pekan depan jangan mendukungnya membolos lagi, awas kamu!"
"Tidak ada jadwal hari ini, jadi aku berkesempatan mengajak dia bermain. Aku menyayangimu Istriku, muach!"
Sowon merotasikan bola matanya malas, meskipun sedikit berlebihan dan menurutnya alay, tapi dia tak bisa menahan senyuman ketika menerimanya. Ciuman jarak jauh yang tak pernah memudar, hubungan yang harmonis dan makin harmonis sejak kehadiran Si kecil yang mereka beri nama Hwang Eunbi.
"Baiklah, sebentar lagi aku makan siang."
"Jangan menunda makan siangmu, atau aku akan mengirimkan rudal ke rumah sakit."
"Memangnya kamu berani?"
"Tidak, aku bisa dicoret dari daftar menantu idaman, berbahaya. Sana pergi makan siang, aku mau mengajak Eunbi jalan-jalan."
"Hmmm."
"Saranghae."
"Nado saranghae."
"Eomma saranghae!!!"
"Nado saranghe nae ttal."
Sowon makin lega setelah mendengar suaranya, suara putri semata wayangnya yang menggemaskan dan paling ia rindukan ketika pulang ke rumah. Seharusnya Eunbi memang pergi memenuhi jadwal les piano bersama Cho Woozi—guru les piano terkenal. Tapi sepertinya dia mengeluh pada ayahnya, jadi dia membolos les.
"Ibu Dokter Ahn yang cantik, ayo makan siang!"
Seruan itu berasal dari salah satu rekan kerjanya, yakni Kang Jisoo. Mereka sepantaran dari segi usia, tapi Sowon lebih dulu bekerja di sini. Yah, orang dalam sangat berpengaruh dalam pekerjaan di zaman sekarang. Sungguhan.
"Ck." Sowon berdecak. "Kamu belum makan siang juga?"
"Belum." Jisoo menggelengkan kepalanya. "Coba tebak aku menerima pasien apa hari ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MOM
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Book 1 "Ibu, jangan tinggalkan Eunbi." [02-01-23] #3 Sinb