27. Hanya Ingin Saja

230 47 35
                                    

- 𝘔𝘖𝘔 : 𝘋𝘖𝘕'𝘛 𝘓𝘌𝘈𝘝𝘌 𝘔𝘌 -

Eunbi memasuki ruangan dengan penuh keraguan, ia memandang seorang perempuan yang tengah membersihkan lantai, ada satu dinding yang menarik perhatian, yakni dinding kaca besar. Begitu masuk ke dalam Eunbi melihat pantulan dirinya di cermin besar itu, ia melambaikan tangannya seperti berkenalan kepada diri sendiri.

"Oh my god!"

Eunbi reflek menoleh saat mendengar seruan darinya, lalu dia membalik tubuhnya berdiri berhadapan dengan perempuan tersebut. Perempuan itu memicingkan matanya, dia berjalan mengendap-endap menghampiri Eunbi. Lalu, beberapa kali dia menoel pipi gembul milik bocah ini.

"Asli."

"Kamu ini siapa?"

"Kamu tinggal di mana?"

"Kenapa kamu bisa di sini?"

Eunbi mengusap pipinya yang semula disentuh oleh orang asing tersebut, ia pun sampai mundur selangkah seperti menjaga jarak dengannya.

"Tangannya kotor, jangan sentuh Eunbi."

"Oh?" Dia tampak terkejut dan bingung. "Tapi, bagaimana kamu bisa datang kemari?"

"Hanya ingin saja."

"Siapa? Siapa yang mengantar kamu ke sini?"

"Aku."

"Tidak." Dia berkacak pinggang, hampir frustrasi mendengar jawabannya. "Kamu datang bersama orang tua kamu? Ibu? Ayah? Eum, atau kamu pergi bersama teman?"

Eunbi menggelengkan kepalanya lucu, sementara perempuan di hadapannya tampak bingung dengan jemari yang berpegangan pada gagang pel. Dia menatap intens bocah yang datang ke ruangan ini.

"Jadi, apa tujuan kamu datang kemari, Anak kecil?"

"Jangan panggil Eunbi anak kecil!" Eunbi berucap marah. "Eunbi sudah besar!"

"I-iya, iyalah begitu, jadi apa tujuan kamu datang kemari, hm?"

"Boleh aku ... ikutan?"

"Apa?"

"Bodoh!"

Ucapannya menusuk sampai ke ulu hati, perempuan bernama lengkap Kang Seulgi ini sekarang mengelus dada bersabar dari ucapan bocah tersebut.

"Bibi!!! Aku datang~"

Seulgi menoleh ke sumber suara. "Nah, Lisa yya. Kemarilah, kita kedatangan murid baru sepertinya."

"Siapa?"

"Ini, lihat sebelah sini."

Mata Eunbi melebar sempurna ketika melihat siapa yang datang, pun sama dengan anak gadis tersebut. Dia Lisa, putrinya Kang Jisoo.

"Hwang Eunbi!" pekik Lisa yang dengan tak sabaran langsung menubruk tubuh Eunbi. "Ya ampun, Hwang Eunbi!"

Seulgi meringis ketika melihat bocah itu dipeluk erat sekali oleh keponakannya, tubuhnya sampai diguncang-guncang.

"Lisa yya, lepaskan." Seulgi melerai. "Sudah, jangan erat-erat, bagaimana kalau dia tidak bisa bernapas, hah?"

"Dia temannya Lisa, Bibi!" tunjuk Lisa kepada Eunbi. "Dia ini anaknya Bibi Sowon, temannya Ibu."

Seulgi melipat kedua tangan di bawah dada. "Coba tanya dia, mengapa dia bisa sampai di sini."

"Bagaimana kamu bisa datang ke sini, Eunbi?" tanya Lisa. "Mau ikut belajar menari bareng aku?"

Eunbi mengerutkan dahinya berpikir, dia menatap Lisa dan Seulgi bergantian untuk memastikan.

"Ya."

Lisa menjerit heboh mendengar jawaban Eunbi, dia tak ragu untuk memeluk Eunbi lagi sampai berjingkrak-jingkrak kesenangan. Tentu saja Eunbi tersiksa dalam pelukannya, kalau sedang sial dagu Lisa bisa mengenai pucuk kepalanya, karena saat ini tinggi badan Lisa lebih tinggi dari dirinya. Lisa sudah sembilan tahun, sudah pasti dia lebih tinggi dari Eunbi.

MOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang