13. Tidak, Ibu Jangan Pergi

345 66 42
                                    

- 𝘔𝘖𝘔 : 𝘋𝘖𝘕'𝘛 𝘓𝘌𝘈𝘝𝘌 𝘔𝘌 -

Akibat dari kecelakaan itu, Eunbi mengalami trauma terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kendaraan. Secara jelas dia melihat bagaimana truk itu menabrak mobil milik ibunya sampai terguling, ledakan yang menjadi klimaks kecelakaan pun membuatnya dirundung ketakutan.

Di saat Jennie berjuang melawan rasa sakitnya di salah satu ruangan gawat darurat, Eunbi sudah mendapatkan ruangan pribadinya. Eunbi akan menjalani terapi untuk menghindari trauma yang berkelanjutan.

Beruntunglah Sowon tak terlalu sibuk hari ini, dia bisa tidur mendampingi putrinya yang beberapa menit lalu diberi obat hingga lebih tenang. Eunbi tidur dengan menjadikan lengan ibunya sebagai bantalan, entah kenapa anak-anak suka tidur di lengan ibunya.

"Maaf, seharusnya Ibu yang menjemput kamu." Sowon berbisik sembari mendaratkan satu kecupan lamat di pucuk kepala Eunbi. "Jangan sakit, Ibu tidak suka."

Sowon tidak bisa ikut tidur sekarang, pikirannya berantakan karena belum ada yang datang memberitahukan kabar mengenai Jennie. Bagaimana pun, Sowon sudah lama hidup berdampingan dengan Jennie, sudah sangat mengenalnya.

Tiba-tiba Sowon merasakan remasan kuat dari jemari Eunbi, ia pun melihat adanya kerutan di dahi yang mengundang keringat dingin. Sowon panik, bahkan saat Eunbi sudah minum obat dan tidur pun dia tetap gelisah.

"Ibu~" lirih Eunbi dengan mata yang masih terpejam. "Ibu~"

"Hei, Ibu di sini, Sayang." Sowon menenangkannya, memberinya usapan-usapan lembut di surai hitam itu. "Ibu di sini, Ibu ada di sini sama kamu, Eunbi ah."

Eunbi membuka matanya, napasnya menjadi tak beraturan dan keringat dingin membasahi dahi. Sowon segera mengelap keringat itu, saat hendak beranjak Eunbi malah makin kuat memeluknya.

"Tidak, Ibu jangan pergi," kata Eunbi. "Eunbi takut, Ibu jangan pergi."

"Eunbi yya, Ibu hanya ingin mengambil air untuk kamu." ucap Sowon sembari menyelipkan rambutnya pada telinga. "Kamu minum dulu, ya?"

"Tidak!" Eunbi menolak keras. "Tidak! Eunbi takut, jangan tinggalkan Eunbi, jangan."

"Baiklah, iya Ibu akan tetap di sini, Ibu di sini bersama kamu, Sayang."

Tetap tenang dalam keadaan cemas sekali pun, Sowon tidak boleh panik karena itu hanya akan membuat Eunbi tambah takut. Biarlah Eunbi tak minum sekarang, asalkan dia tenang baru Sowon bisa bernapas lega.

"Mobilnya meledak Ibu." Eunbi menutup kedua telinganya. "Ibu, suaranya masih terdengar, Eunbi takut."

"Sssttt, coba dengarkan suara Ibu," kata Sowon. "Ayo, buka tangan kamu, Ibu akan bernyanyi untuk kamu."

"Tidak~" rengek Eunbi. "Mobilnya meledak Ibu, suaranya terus terdengar, Eunbi takut, tolong Eunbi~"

"Ibu akan bernyanyi untuk kamu, Ibu akan mengalahkan suara itu," kata Sowon. "Tenangkan diri kamu, dan dengarkan Ibu, oke?"

Eunbi menggelengkan kepalanya, raut wajahnya gelisah dengan mata yang memerah. Bibirnya bergetar khas akan menangis, lalu dalam hitungan detik saja Eunbi sudah menangis.

"Tolong Eunbi~" isak Eunbi.

"Eunbi yya." Sowon merengkuhnya, membiarkan wajahnya tenggelam di dada. "Hei, Ibu ada di sini, jangan takut."

Setelah beberapa menit dalam ketakutan dan menangis tersedu, akhirnya Eunbi menjadi lebih tenang. Sowon melepas pelukannya, ia membelai wajah putrinya dengan penuh kasih sayang.

"Ini Ibu, jadi kamu harus tenang, ya." ucap Sowon sambil masih membelai wajahnya. "Ibu ada sama kamu, Ibu peluk kamu dan Ibu akan jaga kamu, oke?"

Eunbi mengerjap pelan. "Tadi ada suara ledakan Ibu, tadi Eunbi melihat bayangan kecelakaan juga, Eunbi takut."

MOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang