BAB 12 ~ Little Hope

2K 56 5
                                    

Sudah beberapa hari sejak Ara dirawat di rumah sakit. Pendarahan yang dia alami membuatnya merasa sangat bersalah, meratapi kekuranghatiannya dalam menjaga sang buah hati. Namun, di tengah kepahitan itu, ada rasa syukur karena kandungannya ternyata masih baik-baik saja.

Kini, Ara duduk di bangku taman yang teduh di sebelah kiri gedung rumah sakit, Ara menikmati suasana yang sejuk dan tenang. Kesehatannya membaik, dan izin untuk berjalan-jalan di sekitar rumah sakit membuatnya merasa seperti mendapatkan kebebasan setelah terkurung dalam kamar yang terasa sempit. Dengan lega, dia menghela nafas, menatap langit yang cerah dan bersih.

Namun, dia dikejutkan oleh pergerakan kursi di sampingnya. Ara memutar kepala dan kaget melihat seorang wanita duduk di sebelahnya. Wanita itu tampak lembut dan ramah, namun yang paling mencuri perhatian Ara adalah perut besar yang tampak membuncit.

"Maaf, apa aku mengganggu? Bolehkah aku duduk di sini?" tanya wanita itu dengan sopan.

"Oh, sama sekali tidak mengganggu. Kakak bisa duduk di sini, aku senang ada yang menemani," jawab Ara sambil tersenyum. Kata-katanya membuat wanita berperut besar itu merasa diterima.

"Kenalkan, aku Emily, salah satu pasien di rumah sakit ini" kata wanita itu dengan senyum ramah.

"Aku Ara," balas Ara dengan penuh keramahan.

Ara memperhatikan perut wanita itu dengan rasa ingin tahu yang besar. Ara mulai membayangkan seberapa besar perutnya saat kehamilan mencapai tahap seperti wanita di sebelahnya. Tapi, hanya sebatas bayangan, Ara tidak yakin apakah perutnya akan sebesar itu nantinya.

"Maaf, kalau boleh tahu, berapa usia kandungan kakak?" tanya Ara dengan penuh rasa ingin tahu.

Emily tersenyum ramah, "Kandunganku sudah memasuki bulan kesembilan. Dan diperkirakan beberapa hari lagi aku akan melahirkan, itulah kenapa aku dirawat disini."

Ara terkejut mendengarnya, "Wah, senangnya sebentar lagi akan bertemu dengan bayi yang lucu. Bagaimana perasaan kakak menghadapi momen ini?"

Emily tertawa geli merespon, "Aku merasakan campuran antara kebahagiaan dan sedikit kegugupan. Ini adalah pengalaman pertamaku dalam mengandung, dan aku masih harus belajar banyak tentang perawatan kehamilan serta persiapan menjadi seorang ibu."

Wanita itu melanjutkan tatapannya ke arah Ara, "Boleh aku tahu, berapa usia kehamilanmu juga?"

Ara, terkejut dengan pertanyaan itu, menjawab dengan cermat, "Bagaimana Kakak mengetahui jika aku sedang mengandung?"

"Ah, aku memperhatikan gerakan dan postur tubuhmu. Selain itu, perutmu juga tampak sedikit membesar."

Ara tersenyum malu, "Aku pikir orang tidak akan terlalu menyadari bahwa aku sedang hamil, mengingat perutku belum sebesar milik Kakak. Kandunganku kurang lebih baru berusia tiga bulan. Ini adalah pengalaman pertamaku dalam kehamilan."

Emily tersenyum lebar, "Kau masih muda. Aku yakin kau pasti akan menjadi seorang ibu yang hebat."

"Terima kasih, aku harap kakak juga akan menjadi ibu yang hebat juga," ujar Ara, tersenyum penuh semangat.

Keduanya saling bertukar senyuman, menciptakan ikatan singkat namun penuh kehangatan di antara mereka. Emily mengusap perutnya sambil tersenyum, menyampaikan kebahagiaan dan antisipasi menyambut kedatangan bayinya.

Sementara Ara, meskipun masih memikirkan berbagai pertanyaan dan kekhawatiran, merasa terinspirasi dan didukung oleh keberanian serta semangat dari Emily.

"Mmmm, apakah nanti perutku akan sebesar perut Kakak?" Ara bertanya dengan mata berbinar, penuh antusiasme.

"Tentu saja, tapi biasanya ukuran perut wanita hamil akan berbeda-beda, apakah kau berkeinginan untuk memegangnya?" Emily tersenyum hangat, mengerti keinginan Ara.

LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang