03

1.4K 223 6
                                    

Sudah cukup lama menunggu, namun tak ada yang datang ke Dojang membuat Taehoon merasa kesal. "Tidak ada yang datang?!" sentak pemuda itu seraya mengepalkan tangannya nya dengan erat.

Menghela nafas berat, Hansoo mengusap keningnya dengan kasar. "Kau pikir mudah mengumpulkan murid baru?" tanya pria setengah baya itu.

"Bocah bocah brengsek itu sudah berjanji padaku! katanya mereka sudah menyebarkan ke 300 pelajar di sekolah bangsat!"

"Hush.. Taehoon! berhenti bicara kasar"

Taehoon mendekat ke arah dua murid baru dan memberinya tatapan tajam, "Kenapa hanya kalian?!" sarkasnya sembari menunjuk. [Name] dan Dowoon yang di perlakukan seperti itu hanya bisa terdiam dan saling menatap ragu.

"Hei! kalian datang untuk meledekku ya?—"

"Taehoon! jangan begitu pada teman!"

Kini Dowoon memberanikan diri untuk menatap dan menjawab. "Lho?... a—apa maksudmu? kami kan datang karna kau suruh" balasnya dengan wajah yang begitu polos.

"Kau membagikan selembaran... lalu bilang kami harus datang" [name] menimpali.

"Harusnya aku dan [name] tidak boleh datang ya? padahal kamu datang karena kau kelihatannya meminta tolong, Taehoon.."

"Siapa kau? kenapa kau tahu namaku?!"

"I—itu... karena kita teman sekelas, dan karena [name] selalu memanggilmu"

Hansoo sedikit merasa bersalah dengan tingkah laku anaknya yang terlalu kasar, segera saja ia menendang puncak kepala Taehoon membuat pemuda itu semakin tersulut emosi.

"Bocah ini!.. bukannya menyambut mereka dengan baik dan kau malah membentaknya"

"Agh!!.. ayah kenal dengan mereka?!"

"Tentu saja, [name] yang kemarin kau bawa kesini karena kau tak mengetahui lokasi rumahnya dan Dowoon, orang tuanya menelepon langsung kesini! katanya mereka memang menyuruh Dowoon berlatih!

Sehingga saat dapat selembaran, mereka langsung setuju. Setelah kelas Taekwondo selesai orang tua Dowoon akan datang menjemput!" jelas Hansoo panjang lebar.

"Hah, jadi dia ini Mama Boy? ... hei bodoh! kalau belajar Taekwondo itu pulang pergi sendiri"

"I—itu, aku cuma mau jadi anak baik saja—"

"Kau ini gila ya?"

Tak ingin terlalu larut dalam keributan Hansoo langsung menyeret anaknya untuk pergi mengganti seragam sekolah nya dengan Dobok. Taehoon mulai mengajari kedua murid barunya dengan tahapan yang telah ditentukan ayahnya.

Tidak terasa sudah 2 jam mereka berlatih, Hansoo di temani [name] mengantarkan Dowoon ke mobil orang tuanya yang sudah menunggu cukup lama. "Ah masa bodoh, yang penting orang kaya mendukung Dojang kami" Taehoon bergumam dari kejauhan.

[Name] melambaikan tangannya sembari menatap kepergian Dowoon, "Sampai jumpa Dowoon!!" seru nya seraya tersenyum lebar. Gadis itu merasa beruntung bisa bersahabat dengan pemuda baik hati seperti Dowoon.

Hansoo ikut tersenyum melihat murid nya tersenyum begitu sumringah menatapi mobil temannya yang mulai menghilang dari pandangan.

Menepuk puncak kepala [name], Hansoo berkata "Terima kasih telah menjadi teman untuk Taehoon dan membantunya untuk mencapai keinginannya nak"

[Name] menoleh seraya memasang raut wajah polos, sungguh ia tak mengerti dengan apa yang pria setengah baya itu katakan.

"Lupakan, yang pasti saya sangat berterima kasih. Ngomong ngomong dimana rumah mu nak"

He's My Badboy Seong Taehoon [Slow up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang