27

840 113 7
                                    

Gaeul berteriak histeris memanggil semua teman temannya untuk naik ke lantai dua, "Hei ada apa, Gaeul?" tanya Hobin. Gaeul sempat terdiam sejenak seraya menggigiti ujung jari jemaringa.

"A—anu boss Yoo@!! kak [name] menghilang... dan jendelanya juga terbuka lebar tadii@@"

Sontak semuanya terkejut, mereka berlari ke arah jendela dan melihat keluar. Tak ada tanda tanda keberadaan [name] disana, yang ada hanyalah payung asing berwarna hitam yang tergeletak di belakang pagar.

"Sebaiknya kita berpencar untuk mencarinya" usul Jjiksae, dan langsung menarik tangan Hobin juga Gaeul untuk segera turun. Taehoon terdiam dengan kakinya yang mulai terasa lemas.

Pemuda itu menendang permukaan dinding dengan keras hingga menyebabkan sebuah kerusakan, Rumi yang melihat itu semakin merasa bersalah.

Gadis itu hendak keluar untuk menyusul yang lain namun sebelum itu, ia sempat berkata pada Taehoon.
"Sebaiknya, kita mencarinya dan memberinya penjelasan tentang semua ini"

Taehoon tak menggubrisnya, ia lebih memilih untuk meloncat dari jendela. Sampai di bawah ia mendapati ada begitu banyak bercak darah berceceran yang kini sudah menyatu dengan genangan air hujan.

"Sial, sial!" mendengar umpatan kesal dari Taehoon membuat Hobin dan yang lainnya langsung menghampirinya. Disisi lain, [name] terbangun disebuah kamar yang terlihat asing.

Ia sedikit terkejut dan merona malu ketika mendapati pakaiannya sudah berganti menjadi sebuah piyama berwarna hitam yang kebesaran, "Jangan khawatir, tadi dokter pribadi ku yang menggantikan pakaianmu"

Tiba tiba suara yang cukup familiar terdengar, [name] menoleh dan mendapati Moonsung yang tengah terduduk di atas sofa seraya membaca buku.

"B—begitu ya.. ngomong ngomong terima kasih atas bantuanmu.."

Menaruh buku nya di atas nakas, Moonsung mendekat seraya memberikan sebuah boneka bebek berwarna kuning pada nya. "Tidak apa, lagipula aku yang memaksa mu untuk ikut kemari" balasnya.

"Ini.. untukku?" tanya gadis itu dengan pandangan matanya yang terlihat ragu, Moonsung tersenyum tipis lalu menempelkan bonekanya ke hidung [name].

"Tentu saja"

Senyuman manis tampak terukir di wajah cantik gadis itu, jari jemari mungil nya mengambil boneka yang berada di genggaman lengan besar Moonsung.

"T—terima kasih, Moonsung!.. ngomong ngomong bulu dikepala bebek ini mirip dengan rambutmu, ya?"

Sontak Moonsung mengalihkan pandangannya untuk menutupi rona merah muda diwajahnya ketika ia melihat senyuman si gadis yang merekah.

Keduanya sempat berbincang sesaat sebelum [name] memutuskan untuk kembali ke kantor Yoo Hobin karena ia sedikit menghawatirkan Taehoon yang pasti sedang mencarinya.

"Moonsung?" panggil gadis itu.

"Iya, apa kau butuh sesuatu?"

"Tidak, hanya saja.. terima kasih untuk bantuanmu, ini sudah membuatku senang"

"Iya.."

"A—anu.. aku harus segera pulang, Hobin dan yang lain nya pasti mencariku"

"Hobin? kau memiliki hubungan dengannya?"

"Dia adalah adik ku"

"..."

"Kalau begitu sampai jumpa lain waktu, oh.. tolong titipkan salam ku pada tuan Logan"

"A-ah iya.."

"Umm.. boneka ini, boleh ku bawa pulang?"

"T—tentu saja"

He's My Badboy Seong Taehoon [Slow up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang