06

1.3K 194 10
                                    

Bayang bayang ingatan tentang Dowoon terus menghantui [name] hingga terkadang membuatnya ingin membenturkan kepalanya ke dinding untuk menghilangkan ingatan menyakitkan itu.

Merasa suntuk karena jam kosong, [name] memutuskan untuk tertidur dikelas seraya menunggu bel pulang berbunyi. Baru saja terlelap beberapa detik [name] langsung terbangun ketika suara dobrakan pintu terdengar.

"APA MASALAHMU BO-doh..."

Seketika gadis itu menurunkan nada bicaranya ketika melihat sesosok pemuda yang berada di ambang pintu, Taehoon berjalan mendekat lalu menatap nya dengan sorot mata yang begitu menyebalkan.

"Barusan kau bilang apa?" tanya nya. Si gadis terlihat gelagapan ketika di dekati oleh Taehoon bukan karena malu tetapi karena takut! ya gadis itu takut.

"Mulai hari ini jadwal latihan mu ditambah 1 jam [name]" ujar Taehoon seraya tersenyum penuh kemenangan.

"Tapi-"

"Ralat, ku tambahkan 2 jam-"

"Eh?!.. tidak jangan!.. tolong ampuni aku Sabeoumnim"
[Name] menyatukan kedua tangannya sembari menunduk. Mengapa?... mengapa hal yang ditakutkan nya malah terjadi, ia tak ingin durasi latihan nya diperpanjang terus menerus.

Bahkan ini sudah ketiga kalinya! setelah di tambah 1 jam lagi jadi total durasi latihan nya adalah 5 jam! ah ini sungguh menyebalkan.

"Jangan memanggilku seperti itu saat diluar Dojang" si pemuda mengingatkan seraya mengusap puncak kepala [name] cukup keras membuatnya menggerutu sebal.

Taehoon terduduk di sebelah bangku si gadis lalu melepaskan jaket yang ia kenakan dan memberikannya pada gadis itu yang tentu saja di dengan terima baik. [Name] menjadikan jaket Taehoon sebagai bantalan untuk menyangga kepalanya.

"Jaket ini bau nya aneh, seperti darah- hei!.. kau tidak berkelahi lagi kan Taehoon!"

[Name] bangkit dari bangkunya lalu mencengkram kepala Taehoon dengan tangan mungilnya, pemuda itu tak menjawab dan malah menggenggam tangan si gadis lalu menariknya duduk di pangkuannya.

"Tidak sopan, siapa yang mengajarimu untuk mencengkram kepala ku? padahal sudah jelas tanganmu terlalu mungil"

"Grhhh!... kau yang mengajariku, dan-hei jangan mengalihkan pertanyaan ku Taehoon!"

"Iya, memangnya kenapa?"

"Tidak!"

"Huh? bocah aneh"

[Name] mulai mengerucutkan bibirnya mungilnya lalu melipat tangan di depan dadanya, "Aku.. aku hanya tidak ingin kau terluka sama seperti Do-" belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Taehoon sudah menutup mulutnya lebih dulu.

"Hustt, jangan berkata seperti itu" titah Taehoon seraya menepuk pelan puncak kepala [name].

Keduanya lanjut mengobrol namun terhenti ketika seseorang sengaja memukul kepala [name] dari belakang hingga membuat bibirnya mungilnya menempel pada bibir manis Taehoon.

"Bangsat! sudah ku peringatkan bukan untuk tidak mendekati Taehoon!" sentak orang itu. Sesaat tak ada jawaban karena [name] masih diam membeku dengan wajah yang merona.

Beruntung si pemuda menyadarinya lebih dulu, ia sedikit menjauhkan wajahnya dari [name] dan menatap tajam pada sang pelaku yang ternyata adalah Yeona si ratu bullying.

"Bangsat! mengapa kau memukul kepala nya, hah?" sentak Taehoon dengan tatapan yang semakin menajam, membuat nyali Yeona menjadi ciut.

"S-salahnya sendiri!.. dia mendekatimu setiap harinya!"

He's My Badboy Seong Taehoon [Slow up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang